Sudah merasa cukup makan tapi tetap saja berat badan tidak seimbang, kurus, kurang konsentrasi, anemia, sering pegal-pegal, gerd, mudah sakit, bahkan rambut rontok, atau malah sebaliknya timbangan badan naik terus, hipertensi, gagal ginjal, diabetes? Hmm, perlu diwaspadai nih, bisa jadi kita masih dalam ancaman malnutrisi.
Kok bisa begitu? Iya, jangan heran, malnutrisi itu artinya nutrisi yang diserap ke tubuh tidak seimbang sehingga fungsi sel tubuh tidak sempurna. Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Tanda-tanda tadi bisa dijadikan sebagai tolak ukur agar kita peduli.
Jangan biarkan malnutrisi mengancam, karena dampaknya akan merugikan karena harus berobat, rehabilitasi, maupun efek jangka panjang pada tumbuh kembang, gangguan mental, hingga kematian dini.
Dampak buruk lainnya, pengeluaran biaya berobat bisa berlipat-lipat, sumber daya manusia sehat berkurang, lama-lama menjadi beban negara. Bagaimana mau menuju Indonesia Emas di tahun 2045 kalau masyarakatnya lemah?
Yap, apalagi Malnutrisi sudah menjadi masalah serius di Indonesia. Terutama kasus stunting pada anak dan kekurangan gizi pada ibu hamil. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kemenkes RI, angka stunting hanya turun 0.1 persen dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 21,5 persen pada tahun 2023.
Dan kasus malnutrisi di Indonesia menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO). Waduh, negara yang melimpah kekayaan alam masih mengalami krisis pangan dan kesehatannya, bikin prihatin!
Malnutrisi Itu Apa Sih?
Seperti yang sudah disinggung tadi, menurut WHO malnutrisi itu adalah kondisi tubuh tidak mendapatkan nutrisi kalori, protein, lemak, vitamin, dan mineral secara seimbang. Bisa kekurangan atau malah kelebihan asupan.
Malnutrisi bisa terjadi pada siapa pun, mulai pada anak, ibu hamil, ibu menyusui, remaja, dewasa, maupun manula. Hal ini bisa dipicu berbagai sebab. Ditandai dengan berat badan menurun drastis sejak 3 bulan sebelumnya. Jika diukur, berat badan tidak sesuai Body Massa Index (BMI). Atau sebaliknya.
Apa Penyebab Malnutrisi Meningkat di Indonesia?
1. Kurangnya pengetahuan, akses informasi terhambat, percaya hoax dan malas membaca maupun enggan berkonsultasi pada ahlinya.
2. Daya beli masyarakat berkurang, ekonomi melemah, akses pangan bergizi sulit, dan kurangnya kesadaran pada kebersihan.
3. Tidak terkendalinya pola diet yang tidak seimbang dan berlebihan dianut sebagian orang, seperti maraknya diet Keto, diet sesuai golongan darah, pantangan makan karena budaya maupun mitos.
4. Maraknya jajanan masa kini, sehingga pola makan dan minum jadi tidak baik, memicu hipertensi, gagal ginjal, gerd, anemia, diabetes dan kasus malnutrisi lainnya.
5. Pengaruh obat-obatan saat penyembuhan penyakit infeksi hingga kronis membuat penyerapan nutrisi terganggu.
Hambatan dan kebiasaan buruk itu jangan dibiarkan, segera waspadai dan cegah sedini mungkin agar Indonesia sehat, masyarakat pun cerdas. Untuk itu Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) sebagai duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) berusaha mengajak kembali semua pihak agar kembali peduli dan sadar agar tercipta strategi penanggulangannya.
Awalnya kegiatan Malnutrisi Awareness Week ini diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017. Dan pada tahun 2024 ini, Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) pun ikut mengadakan kegiatan "Media Workshop Malnutrition Awareness Week" tanggal 17 September kemarin di kawasan Menteng, didukung oleh Nutricia Sarihusada dan dipandu oleh dr. Lula Kamal.
Acara ini menghadirkan para pakar di bidangnya, yaitu:
1. Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – selaku Presiden Indonesian Nutrition Association (INA)
2. Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB – selaku Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH – selaku Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada
Banyak pesan yang disampaikan, bahwa sepekan ini mulai 16-20 September 2004, kita perlu SADAR dan PEDULI agar masalah ini jangan dibiarkan lagi. Harapannya ada kolaborasi kompak mulai dari ayah ibu yang cerdas, masyarakat melek digital anti hoax, para tenaga medis, perusahaan dan pemerintah yang kompak dapat mewujudkan Indonesia Sehat Bebas Malnutrisi.
Bagaimana Cara Pencegahan Malnutrisi?
Dari beberapa paparan yang disampaikan para narasumber kemarin, masih banyak cara pencegahan malnutrisi, antara lain:
• Penyebaran Informasi dan Penyuluhan Serta Konsultasi Kepada Seluruh Kalangan Masyarakat.
Menurut ibu Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA) masih banyak kesempatan untuk mencegah malnutrisi, penyebaran informasi mengenai kesehatan dan nutrisi bisa dilakukan melalui seminar, event, webinar, iklan masyarakat di sosial media, televisi.
Termasuk melakukan penyuluhan ke pelosok daerah melalui kerjasama Puskesmas dan Posyandu, agar kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap nutrisi semakin baik.
Untuk ini perlu banyak tersedia sumber daya untuk membantu terlaksananya program strategi pola makan sehat dan bergizi.
Gunakan pedoman porsi Isi Piringku untuk mengetahui berapa kebutuhan makanan pokok, lauk, sayur, mau pun buah dalam sekali makan. Atau bisa kunjungi berbagai situs seperti www.nutritioncare.org/MAW.
• Adanya Penggunaan Teknologi Skrining Gizi dan Kesehatan
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB – Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa malnutrisi bisa terjadi disebabkan berbagai penyakit kronis sehingga menyebabkan gagalnya penyerapan nutrisi dalam tubuh. Jika sudah begini, usaha pertama adalah menyembuhkan terlebih dahulu penyakitnya.
Perlu dilakukannya pengukuran fisik seperti Tinggi Badan, Berat Badan, Lingkar lengan, agar sesuai dengan BMI standar WHO. Pemeriksaan massa otot, kulit, mata, organ dalam. Kemudian dicek darah dan urinenya melalui laboratorium sehingga bisa diambil tindakan pengobatan dan pemantauan intensif
Adanya penggunaan teknologi deteksi dini malnutrisi seperti aplikasi mobile screening gizi, pemantauan data gizi melalui data AI, Wireable Devices, dan Portable Mid-Upper Arm Circumference diharapkan dapat membantu menanggulangi secara akurat.
• Pendekatan Psikologi Masyarakat Dan Kontribusi Kolaborasi Berbagai Pihak
Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH – Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada
pencegahan malnutrisi bisa dilakukan adanya pendekatan psikologi masyarakat. Mereka diajak agar kembali mengenal, memahami, dan mengetahui dampak yang pernah mereka jalani agar kembali peduli bagaimana cara menjalani diet dan daya asupan yang sesuai standar gizi nasional maupun internasional.
Terutama orang tua, diharapkan dapat menjadi tonggak pertama agar lebih cerdas, tidak mudah percaya hoax, mau melakukan konsultasi pada ahlinya, dapat mengatur keuangan sebaik-baiknya untuk belanja bahan pangan sehat, sehingga anak-anak penerus selanjutnya bisa hidup sehat bebas malnutrisi.
Tak cuma itu, kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi.
Jadi, Nutricia Sarihusada sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, tak pernah bosan untuk terus ikut berpartisipasi dalam mencegah masalah malnutrisi ini. Selalu berkomitmen dan berkontribusi dengan berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial, hal ini diharapkan dapat mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia lebih sehat.
Sebagai penutup, mari kita dukung bersama selalu waspada dan terus semangat menjalankan rangkaian strategi ini, agar kompak mendukung Indonesia sehat jauh dari masalah malnutrisi..!
Tadinya aku mikir malnutrisi terjadinya hanya ke mereka yang daya beli makanan bergizinya rendah. Tapi setelah baca paparan di atas terhenyak juga aku sebab beberapa orang berduit yang menerapkan gaya hidup (yang katanya sehat) termasuk diet ketat itu bisa kena ancaman malnutrisi.
BalasHapusGak kebayang kalau ini terjadi pada usia emas anak, selain malnutrisi bisa jadi stunting juga ya. Sereem.
setelah hadir di acara itu baru tau bukan cuma orang kurus aja yg dikatakan malnutrisi tapi yg gemuk juga bisa ya mbak. Semoga angka malnutrisi di Indonesia segera menurun dengan adanya edukasi seperti ini
BalasHapussedih banget Indoensa masuk urutan teratas untuk kasus malnutrisi di Asia Tenggara ya, semoga setelah ada edukasi bisa menurunkan angka malnutrisi
BalasHapusaku beneran resah banget lho sama jajanan anak sekarang... ternyata itu juga jd salah satu faktor yaaa yg bikin malnutrisi... mana kadang jajanan anak yg gak begitu baik pake bawa bawa bilang camilan sehat penuh nutrisi bla bla hrgggg... real food is the best
BalasHapusSaya baru tau kalau kelebihan nutrisi pun termasuk malnutrisi. Makanya memang harus semakin disosialisasikan ya pemahaman tentang nutrisi. Supaya tidak ada lagi anak Indonesia yang punya masalah ini
BalasHapusJangan sampai malnutrisi mengintai generasi muda. Semoga dengan adanya kampanye yang dilakukan secara rutin akan menyadarkan setiap lapisan masyarakat betapa pentingnya memperhatikan asupan gizi anak-anak agar terhindar dr malnutrisi.
BalasHapusIni PR untuk kita semua terutama para orang tua, agar memperhatikan nutrisi yang diberikan kepada anak-anaknya haruslah yang bergizi supaya anak-anak tidak terkena malnutrisi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya, karena anak-anak ini akan menjadi generasi penerus bangsa ini ke depannya.
BalasHapusWuih penjelasannya lengkap banget dan infonya itu loh, bermanfaat poll. Sering-sering deh ada acara kaya gini karna emang masyarakat butuh edukasi langsung dari pakarnya nih.
BalasHapuspentingnya sosialisasi seperti ini secara masif, sehingga banyak masyarakat yang akan lebih tahu secara jelas dan mendalam akan edukasi malnutrisi. Semoga berkelanjutan ya acaranya
BalasHapusHooh. Biar masyarakat lebih memahami soal pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan keluarga. Sehingga, tidak ada lagi kasus malnutrisi.
Hapusperlu nih edukasi tentang nutrisi, nggak hanya kekurangan nutrisi tapi kelebihan nutrisi juga termasuk malnutrisi, selain itu juga ortu peran aktif untuk melihat kandungan nutrisi pada makanan yang diberikan
BalasHapusEvent seperti ini tuh wayahnya (sangat) digalakkan karena efek keterbelangsungannya sangat menjanjikan. Setidaknya publik semakin terbuka matanya agar lebih aware dengan isu malnutrisi. Bahasannya ternyata bukan soal KEKURANGAN, tapi juga KELEBIHAN dan KETIDAKSEIMBANGAN gizi. Ngeri banget membayangkan efeknya jika terjadi pada anak-anak yang berada di usia tumbuh kembang.
BalasHapusMalnutrisi ini memang masih tinggi di Indonesia. Faktor utamanya karena kekurangan asupan gizi, akibat faktor ekonomi. Jadi tidak bisa memilih makanan yang baik dan bergizi. bahkan terkadang sebagai penganjal perut saja. Jadi perlu sekali peran pemerintah dalam mengatasi Malnutrisi.
BalasHapusSalut dengan concern Nutricia pada one planet one health
BalasHapuskarena itu menggandeng INA untuk banyak-banyak sharing tentang malnutrisi
agar kita selamat sampai di Indonesia Emas
BB ideal belum tentu gizinya bagus. molly bulan Agustus lalu ngecek darah disuruh minum suplemen vitamin karena hasil darahnya ada yg gak bagus.
BalasHapusMalnutrisi ini ada kaitannya sama stunting ya. Asupan makan bergizi di masyarakat kita memang sulit terkait pendapatan setiap keluarga banyak di bawah standar. Itu yang mempengaruhi daya beli dan pikiran masyarakat kita
BalasHapusSehingga yang penting makan kenyang, buat murah dan tak begitu memperhatikan nilai gizinya
Haturnuhun, ka..
BalasHapusAku jadi tau kalau kini bis deteksi dini malnutrisi menggunakan teknologi berbasis AI.
Berapakah tingkat akurasinya?
Dan seandainya terdeteksi malnutrisi atau stunting, adakah tolak ukur penilaian tertentu?
Aku butuh banget info ini, karena lagi menjalani diet.
Hehehe, diet yang merujuk pada informasi dari buku aja sii.. makanya jadi khawatir banget malnutrisi yang berdampak panjang bagi kesehatan.
Padahal sepertinya sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah terkait stunting ya, tapi nyatanya hanya turun 0,1 persen. Memang pemerintah butuh bantuan semua elemen masyarakat untuk menurunkan angka stunting ini.
BalasHapusSoal malnutrisi ini juga banyak yang salah memahami, diikira malnutrisi itu = kekurangan gizi, padahal nggak cuma itu kan
Materi eventnya berdaging banget dan insightfull tentang kasus malnutrisi yang perlu banget dapat perhatian khusus dari semua pihak agar lebih memperhatikan lagi asupan gizi seimbang sedari dini untuk keluarga tercinta.
BalasHapusSebenarnya prihatin juga apabila sebuah keluarga yang tidak sejahtera dimana tak punya daya beli untuk membeli makanan yang bernutrisi. Mungkin bisa jadi PR kita bersama pemerintah untuk bisa membantu keluarga pra sejahtera dalam mencukupi kebutuhan akan nutrisi
BalasHapusEdukasi itu penting juga ya kak agar masyarakat kita tahu apa saja sih makanan yang bernutrisi, sehingga tidak asal sekadar makan saja.
BalasHapusSangat mengapresiasi upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi bagi anak-anak. Selain edukasi, perlu juga dukungan dari pemerintah dalam menyediakan akses terhadap makanan bergizi yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
BalasHapusUntuk masyarakat di pelosok, edukasi soal malnutrisi ini mungkin agak susah didapatkan. Makanya, perlu kerjasama dan kerja keras dari banyak pihak, supaya malnutrisi ngga jadi booming. Ngeri sih membayangkan penduduk Indonesia banyak yang malnutrisi
BalasHapusAncaman malnutrisi ngeri banget yah kak, penting banget edukasi seperti ini untuk masyarakat untuk bisa berikan asupan gizi yang seimbang untuk bisa mencegah malnutrisi sedari dini
BalasHapusMalnutrisi bisa menimpa siapa aja, ngga kaya ngga miskin kalau asupan nutrisinya ngga terpenuhi yah bisa menjadi malnutrisi yang berujung pada stunting.
BalasHapusMalnutrisi ini harus di share ke masyarakat luas supaya lebih aware sejak dini yang punya anak Masih balita. Jadi pas bertumbuh dewasa anak menjadi anak yg selalu sehat. Aamiin
BalasHapus