"Bunda, beliin buku lagi dong. Bosen nih liburan gak kemana-mana", ujar Selma anakku yang masih SD dan gemar membaca komik.
"Iya, bunda. Adek juga mau buku cerita, kita kan belum punya buku ini, ini, ini", sahut Syadid si bungsu yang suka ikut-ikutan, padahal dia belum bisa baca, sekolah TK saja belum karena terhalang pandemi.
Aku senang sih minat baca anak-anak mulai muncul lagi. Namun sayangnya, kalau suka dibeliin buku, pasti deh berantakan meletakkannya, akibatnya jadi sering kotor dan lecek kertasnya.
Makanya aku sering malas membelikannya lagi, namanya anak-anak sering janji saja. "Iya deh nanti dirapihkan lagi". Nyatanya, hmm gitu deh, bukunya sering dibawa ke kasur, lalu jatuh keselip, kemudian lupa deh.
Tapi ya memang gak boleh gitu juga sih ya. Buku kan merupakan salah satu bekal anak untuk masa depannya. Masa iya hanya gara-gara gak rapih menyimpannya, jadi kapok membelikannya? Apa pun itu pastinya anak-anak akan terus belajar kalau diberitau.
Oke, aku pun mengakui kesalahan. Beruntung juga dapat pencerahan dari webinar bersama Blogger Perempuan Network (BPN) dan Let's Read Indonesia. Rasanya seperti disentil deh, soalnya kalau saja orangtua malas memberikan buku bacaan, anak pun akan malas membaca.
Menurut penelitian UNESCO, minat membaca di Indonesia sangat rendah dibanding negara Asean lainnya. Ironisnya kuat memandang layar gadget lebih dari 9 jam dalam sehari. Artinya buku-buku di sini mengalami krisis peminat. Ini harus dicarikan solusinya!
Mengenal Let's Read, Perpustakaan Digital Cerita Anak Yang Bisa Didownload Gratis
Untuk itu mengatasi masalah klise tadi, Let's Read Indonesia mengajak kita semua untuk kembali menggalakkan minat baca anak melalui buku dan bagi orangtua diharapkan turut andil, yaitu membantu mencarikan buku-buku yang layak sesuai tahapan usia anak dan tentu saja mau membacakannya dengan suara lantang berintonasi.
Sekedar informasi, Let's Read ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1955 yang diciptakan oleh The Asia Foundation, kiprahnya telah menyebarkan 3,5 juta buku dalam bahasa Inggris ke seluruh wilayah Asia. Namun sayangnya tidak semua paham bahasa Inggris, makanya sering terbengkalai tak berguna.
Akhirnya di Indonesia, LetsRead diperkenalkan diri sebagai Perpustakaan Digital Cerita Anak sejak tahun 2017. Tujuannya untuk membantu menyediakan buku cerita sesuai dengan kebutuhan kognitif anak-anak balita hingga anak usia 12 tahun yang dikemas dalam saduran berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia.
Kabar gembiranya, kita dibolehkan untuk mengunduh/download serial cerita yang tersedia di https://www.letsreadathome.org/
atau di aplikasi Let's Read. Kita bisa membacakan ratusan cerita seru, boleh diperbanyak, boleh dijadikan sumber pembelajaran bahasa, sumber ide cerita panggung sekolah.
Tapi, kita tidak boleh memperjualbelikan hasil unduhan buku cerita tersebut untuk dapatkan keuntungan pribadi ya, demikian pesan yang disampaikan oleh Elsa Agustin, selaku Social Media Content Development The Asia Foundation Indonesia.
Gak perlu takut kehabisan ide cerita. Di sini cerita-cerita anak banyak yang disuguhkan, dikelompokkan dalam beberapa pilihan tema mendidik, antara lain:
👉🏻 Melangkah Bersama
Cerita-cerita bergambar ini berkisah mengenai keluarga, kesehatan, persahabatan, yang mengajak pembaca merenung dan mengingat pentingnya saling membantu agar semua bisa melangkah bersama menjalani kehidupan
👉🏻 Kesehatan dan Berpikir Kritis
• Kesehatan:
Cerita bergambar dan kegiatan membaca yang menceritakan manfaat menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan di sekitar anak-anak
• Berpikir kritis:
Cerita bergambar dan kegiatan membaca yang dapat mengajak anak-anak berfikir kritis, kreatif, imajinatif dan mampu memecahkan masalah krusial di abad 21 ini.
• IPTEK: Cerita bergambar dengan beragam karakter mengenai matematika, sains, tehnologi, dan teknik.
• Ketangguhan: Cerita bergambar dan kegiatan membaca pilihan yang mengajak anak-anak membangun sifat tangguh ketika dalam keadaan sulit.
Dan masih banyak lagi cerita-cerita yang bisa kita pilih. Aku suka banget ada LetsRead ini karena gambar yang disuguhkan nyaman dilihat, warnanya eye cacthing sesuai dengan daya penglihatan anakku yang imajinatif. Kalimat cerita pun tidak terlalu rapat dan banyak, sehingga benar-benar enak dibaca. Bahkan anakku nagih minta diceritakan lagi dan lagi.
Read Aloud, Teknik Cara Membacakan Buku Cerita Yang Menarik Bagi Anak-Anak
Nah ini dia nih kendalanya, seringkali anak jadi malas membaca karena tidak dikenalkan dan tidak dibacakan sejak dini. Termasuk aku sih suka ketiduran saat membacakan anak, akhirnya malah kemana-mana anaknya, hehe.
Padahal kita sudah tahu kan manfaatnya:
• Bisa membuat orangtua dan anak menjadi lebih dekat,
• Anak-anak jadi belajar kosakata,
• Mengenal warna,
• Anak akan mampu berekspresif,
• Jadi menyukai berbagai buku bacaan. Gak ke gadget lagi, gak ke televisi lagi.
Betul?
Betul bangeeet...!
Pada acara webinar kemarin, hadir juga ibu Roosie Setiawan, sebagai Founder Reading Bugs, penggagas komunitas Read Aloud Indonesia, dan penulis buku membaca nyaring. Beliau mengajarkan bagaimana cara membacakan buku yang baik kepada anak-anak, sehingga mereka pun tertarik.
Yups, sesuai dengan namanya "Read Aloud", ibu Roosie menekankan bahwa membaca buku itu harus nyaring suaranya, berekspresi dan berintonasi, sehingga anak-anak akan lebih mau mendengarkan cerita. Hal inilah yang membuat beliau akhirnya mendirikan komunitas tersebut, supaya anak Indonesia mau membaca seumur hidupnya.
Kali ini ibu Roosie pun mencontohkan cara membaca dengan nyaring, tentang "Daisy si Ayam". Makkk, aku pun jadi terpesona. Suaranya sangat mengingatkan diriku pada sosok ibuku dulu. Mengenang nostalgia, betapa bahagianya duduk berdua dengan ibu waktu itu, dibacakan buku cerita dan imajinasiku kemana-mana membayangkan.
Rasanya indah banget, pasti anak-anakku juga akan merasakan kebahagiaan yang sama jika dibacakan seperti itu, bersuara nyaring diiringi senandung lagu, dan intonasi yang syahdu.
Setelah membacakan sebuah cerita fabel, ibu Roosie menyampaikan tips lainnya. Ada hal yang harus diperhatikan dalam membacakan buku, seperti:
• Waktu membacakan berapa menit?
• Apa yang didapatkan setelah dibacakan buku?
• Apa yang dirasakan anak setelah mendengar dan melihat gambar pada buku cerita?
Artinya kita harus ajukan pertanyaan setelah membacakan buku cerita, jangan cuma formalitas, dibacain ya udah. Bukan begitu guys, tapi tetap ajukan pertanyaan interaksi, "apa yang kamu rasakan setelah mendengar dan membaca cerita ini, nak?"
Dan pastikan suguhkan cerita yang sesuai dengan usia anak dan tumbuh kembangnya. Jangan paksakan anak membaca buku yang tidak sesuai dengan daya tangkap pikirannya. Dan ambil tokoh yang baik dan positif, boleh tokoh manusia maupun tokoh binatang (fabel).
Ajarkan mereka mengenal literasi sejak dini. Kenalkan ketika saat kehamilan hingga mereka beranjak dewasa. Belikan buku-buku kain saat mereka bayi, buku karton tebal saat mereka batita, hingga buku-buku cerita lainnya.
Hal ini bisa melatih anak jadi peka untuk mendengarkan, pandai menyampaikan sesuatu, berempati, pintar menuangkan pikirannya dalam tulisan.
Yuk, kita bacakan buku cerita lagi pada anak-anak. Silahkan cari dan unduh bersama LetsRead..
Selamat membaca!
aplikasi Let's Read sangat membantu orangtua untuk membacakan cerita dan meningkatkan minat baca anak juga ya.
BalasHapusYa bener banget kak
Hapuskece banget nih, menambah bahan bacaan untuk anak. pasti ibu ngga bakalan habis bahan bacaan. anak anak juga bisa bersemangat untuk membaca terus
BalasHapusIya bener banget, gak kehabisan ide cerita
HapusSeru ya bisa membaca nyaring bareng anak-anak, berkat kemajuan teknologi semua jadi makin gampang. Keren Let's Read!
BalasHapusIya mbak, cocok banget buat anak usia dini
HapusAku pernah unduh aplikasinya mba, suka sama bacaannya apalagi ilustrasinya yg keren. Ponakan malah lebih fokus sama gambarnya hehe, maklum 4 tahun
BalasHapusIya gambar-gambarnya eye cacthing ya, nyaman di mata
HapusSaya sampai sekarang masih baca-baca cerita di Lets Read lho, dan anak-anak juga wajib donlod biar bisa baca-baca juga Kak
BalasHapusWahh bapak penulis kita aja mereferensi, terimakasih sharingnya ya pak
HapusAplikasi Let's Read ini memang keren banget. Anak-anakku udah remaja, tapi aplikasi ini tetap setia nempel di hapeku :D Asik aja kalo baca cerita dalam bahasa selain bahasa Indonesia.
BalasHapusSaluttt, aku pun juga jadi punya referensi
HapusLet's Readnya bisa saya rekomendasikan ke saudara saya yang punya baby kecil mba, untuk makin mendorong minat bacanya, kebetulan kepoankan saya dua-duanya suka banget dengan membaca
BalasHapusWah keren, terimakasih sudah berbagi pengalaman
HapusMau membacakan cerita ke anak juga makin mudah di era digital seperti ini ya. Anak-anak pasti akan lebih senang ketika dibacakan cerita dengan konsep lebih menarik. Ini aplikasi yang memudahkan orang tua ya apalagi gratis aja.
BalasHapusHehe iya setuju banget
HapusAplikasinya emang keren banget ya lets read ini dan isi bacannya bermutu, digarap dengan serius dan profesional, salut deh!
BalasHapusIya terbukti anakku seneng banget liat bukunya
HapusLet's Read udah ada sejak 1955 dan aku baru tauuu 😭. Aku ngerasa ketinggalan jaman bangettt. Makasih kakaa infonya, Let's ini bisa aku rekomendasikan ke keponakan aku
BalasHapusSama-sama kak
HapusSaya mulai tau soal read a loud ini karena seorang teman di geng baca buku kami sering sekali mengedukasi soal baca secara nyaring dan manfaatnya untuk anak-anak. Nah apalagi sekarang ditambah aplikasi let's read, stok bahan bacaan untuk anak makin banyak
BalasHapusKeren banget mbak, terimakasih sharingnya ya
HapusSeneng banget Mbak, bisa ikutan webinarnya Let's Read yahh, aplikasi baca buku favoritnya saya dan anak-anak nih, kalau anak saya suka dibacain cerita Thu Ta Di Rumah Saja, sekalian mengedukasi tentang Covid-19 ke anak usia balita, hehe
BalasHapusTerimakasih sharingnya mbak, tetap semangat membacakan buku pada anak
HapusBaca cerita di Let's Read buat bantu ponakan (hehe) nggak disangka ternyata ceritanya beragam, sehingga asik untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak ya
BalasHapusIya gambar-gambarnya juga bagus, anakku ketagihan
HapusAq juga pakai lets read di rumah mba. Anak2ku pada suka dongeng nya bagus2. Bisa bahasa inggris, Jawa dan Indonesia pula. Top lah menurut ku
BalasHapusWaah akupun suka kalo ada gambar dan warna warna menarik. Betah bacanya. Untung ada aplikasi Lets Read yah
BalasHapusAnakku suka banget sama Let's Read soale banyak pilihan ceritanya terus gambarnya bagus-bagus yes.
BalasHapusAda biaya langganan nya ngga yah? Seneng bgt nih banyak cerita bagus yang bisa dibaca si kecil.
BalasHapusjaman sekarang anak2 dimudahkan untuk bisa mengakses buku
BalasHapusAku udah praktek metode baca nyaring ini, dan memang bikin anak tertarik buat baca buku. Sekarang, tiap harii pasti ngeluarin buku dari lemari. WAlau cuma diliat2 doang, yang penting anakku (2thn) udh mulai tertarik sama buku
BalasHapusSeru banget ini mba..semoga bisa meningkatkan literasi anak-anak juga biar makin sering membaca
BalasHapusIni buat menambah literary baca buat anak2 yah penting banget yah
BalasHapus