Sore itu sehabis mandi, Selma bercermin sambil cengar-cengir memperhatikan giginya. Lalu mempertanyakan kenapa bentuk giginya besar-besar dan jarang belum rapat sempurna?
“Itu
mah biasa, nak. Nanti seiring bertambah usia, gigi akan menyesuaikan bentuk
rahang kamu yang kecil itu. Yang penting jaga giginya, rajin sikat gigi dan
minum susu”, jawabku menerangkan bertujuan menenangkan batinnya.
Fakta ini berdasarkan penjelasan drg. Mia, dokter gigi langganan kami di rumah sakit, bahwa setiap anak memiliki pertumbuhan gigi yang berbeda. Agar gigi anak menjadi bagus dan tidak berantakan, kita pun sebagai orangtua memantau tumbuh kembang gigi anak.
Gigi yang rapi dan sehat akan membuat wajah semakin menarik. Siapa sih yang tidak mau punya senyum manis? Yuk, lanjut baca agar kamu bisa lebih banyak tahu.
Faktor-Faktor Penyebab Gigi Anak Tumbuh Berantakan
Menurut drg. Mia, kenyataannya gigi anak itu sudah terbentuk sejak sejak dalam kandungan, tepatnya pada usia kehamilan trimester kedua. Namun perkembangannya baru sebatas di dalam gusi, sehingga masih kelihatan ompong.
Nah, calon-calon gigi itu akan tumbuh satu per satu ketika anak berusia 6 bulan, bahkan bisa mulai muncul pada usia 3 bulan seperti anak-anakku.
Pertumbuhan dimulai menjadi
gigi susu, lalu satu per satu akan copot ketika anak mulai berusia 6 tahun hingga
semua tergantikan dengan gigi permanen di usia 10-12 tahun.
Lalu apa yang mempengaruhi gigi anak jadi berantakan?
Bila si kecil memiliki masalah gigi berantakan, drg. Mia bilang bisa saja dipengaruhi faktor, antara lain:
đ Genetik dan Bentuk Rahang:
Pertumbuhan gigi anak tidak semua sama, tergantung dengan kondisi gizi dan bentuk rahangnya. Anak yang memiliki bentuk rahang kecil, kemungkinan giginya akan bertumpuk jika gigi tidak mendapat tempat untuk barisannya. Sebaliknya, jika bentuk anak terlihat lebar, gigi pun bisa nampak jarang.
đ Asupan Gizi:
Demikian juga asupan dan penyerapan gizi ke dalam tubuh. Apakah kebutuhan kalsium, zat besi, proteinnya memenuhi kebutuhan anak sejak mereka di dalam kandungan hingga usia balita. Proses penyerapan zat gizi ke dalam tubuh tidak sempurna dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan gigi dan gusi.
đ Kebiasaan buruk atau cedera:
Kebiasaan mengedot, mengisap jari, malas sikat gigi, atau bahkan cedera jatuh sehingga menyebabkan gigi patah, dapat membuat kerusakan gigi. Akibatnya gigi jadi berantakan dan tidak sedap dipandang.
Jika hal ini terjadi pada anak, otomatis gigi-gigi tersebut tidak terbentuk sempurna, sehingga menyebabkan kesehatan giginya terganggu, pertumbuhan gigi jadi tidak rata, akibatnya gigi jadi tidak terlihat rapi.
Lalu bagaimana sebaiknya dilakukan?
Untuk
mengatasi hal ini, biasanya dokter akan merekomendasikan perawatan gigi yang
sesuai dengan usia dan kebutuhan anaknya. Salah satunya dengan pemasangan kawat
gigi atau behel.
Tetapi
jangan khawatir dulu ya, bun. Ternyata jika kita konsultasikan dengan baik, dokter
juga bisa merekomendasikan berbagai cara merapikan gigi tanpa behel untuk anak.
Apa saja itu?
Seperti
yang dikutip dari artikel Momslyfe, ada beberapa perlakuan gigi agar
gigi terawat dan tidak berantakan, antara lain:
- Aligner :
Alat penyanggah gigi yang terbuat dari plastik
bening tipis dan seukuran bentuk gigi anak. Aligner harus diganti tiap 2-3
minggu sekali, dan harus dicopot ketika makan serta menyikat gigi dan memasang
sendiri setelahnya.
Pastikan
anak harus dibimbing untuk memasangnya Kembali, mereka harus bisa bertanggung
jawab pada kebersihannya. Aligner ini sangat berbeda dengan behel yang selalu
menempel di gigi
- Mencabut
gigi yang mengganggu : Hal ini dilakukan jika penumpukan gigi dianggap
dapat mengganggu proses makan maupun penampilan
- Dental
Crown atau mahkota gigi : bahannya terbuat dari porselen atau logam, berfungsi
seperti topi yang dilekatkan di pada ujung gigi, sehingga bisa mengembalikan
bentuk dan penampakan gigi
- Dental
bonding: Memberikan resin
sewarna pada permukaan gigi, lalu dikeraskan dengan menggunakan sinar khusus
sehingga terbentuk ikatan (bonding). Jadi kekosongan antar gigi bisa diisi, lubang kecil bisa tertambal,
dan bisa menghaluskan ujung gigi yang terasa kasar.
- Veneer:
Ini adalah tindakan
melapisi gigi dengan bahan seperti cangkang gigi dan terbuat dari porselen, memiliki
warna senada dengan gigi.
Berbagai Cara Merawat Gigi Anak Agar Tidak Berantakan Sejak Dini
Sebagian besar mengeluhkan malas memperhatikan gigi karena seringkali biayanya tak murah. Nah, untuk itu lebih baik kita memastikan gigi anak tumbuh sehat secara alami.
Cara merawat gigi anak agar tetap sehat dan tidak berantakan, bisa dilakukan bersama, antara lain:
1. Sikat gigi dan gusi
Menyikat
gigi dua kali sehari sejak dini merupakan langkah penting dalam merawat gigi
anak. Bila gigi anak mulai tumbuh di usia 6 bulan, orang tua bisa mulai
menyikatnya dengan sikat gigi bayi yang kecil dan halus.
Ketika
anak sudah Orang tua bisa mulai berusia 3 tahun, Anda baru bisa mengajarkan
anak untuk menyikat gigi sendiri dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Walaupun mudah dilakukan, sayangnya anak-anak selalu harus diingatkan. Makanya orangtua harus menjadi contoh, rajin menyikat gigi dua kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Awasi dan ajarkan anak untuk meludahkan busa saat menyikat gigi agar tidak tertelan dan pastikan gusinya pun tersikat agar aliran darahnya juga baik.
[Baca: Cegah Masalah Gusi Dengan Paradontax]
2. Batasi
makanan dan minuman manis
Anak-anak
memang terkenal menyukai makanan dan minuman manis, tetapi terlalu sering
mengkonsumsi makanan dan minuman manis dapat menimbulkan banyak resiko
kesehatan gigi pada anak, seperti gigi berlubang. Salah satu masalah yang
timbul adalah terkikisnya lapisan enamel yang dapat membuat gigi anak
berlubang.
3. Mengevaluasi
tumbuh kembang gigi anak
Rutin
mengevaluasi tumbuh kembang gigi anak bisa membantu orang tua mengatasi masalah
pada gigi si kecil, seperti gigi tidak rata, tumbuhnya gigi gingsul, maupun
gigi renggang.
American Association of Orthodontist merekomendasikan
agar orang tua mulai memperhatikan tumbuh kembang gigi anak untuk mencari
tanda-tanda adanya tumbuh kembang gigi abnormal pada anak, misalnya gigi
permanen tumbuh di tempat yang masih ada gigi susunya.
Bila
Anda menemukan tanda-tanda pertumbuhan gigi anak yang tidak rapi, alangkah
baiknya untuk segera mengecek kondisinya ke dokter gigi.
4. Cek ke dokter gigi secara berkala
Menyikat
gigi memang penting tetapi terkadang secara tidak sadar ada bekas makanan yang
menempel di sela-sela gigi. Bekas makanan tersebut lalu berubah menjadi plak
yang menempel pada gigi.
Jika
sudah banyak plak yang menempel, agak sulit dibersihkan hanya dengan sikat
gigi. Maka dari itu mengunjungi dokter gigi secara berkala sangat dianjurkan.
Orang tua bisa membawa anaknya ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
[Baca: Pengalaman Periksa Gigi Di Klinik Pepsodent]
5. Rajin melatih pergerakan rahang
6. Konsumsi asupan yang baik untuk gigi dan gusi
Untuk meratakan gigi, kita juga harus menyehatkan gusi sebagai tempat gigi berpijak. Makanan dan minuman yang dapat menyehatkan gusi dan gigi antara lain: sayur dan buah, youghurt, es krim vitamin gummy, susu, keju, dan kacang-kacangan.
[Baca: Menu Es Krim yang enak]
Kesimpulan
Jadi upaya yang bisa dilakukan agar gigi anak selalu sehat, rapi tanpa behel dan tidak berantakan. Lakukan sebelum terlambat, kita bisa melaksanakannya mulai sekarang. Yuk, jaga Kesehatan gigi sejak dini.
Jangan ditunda-tunda lagi ya! Tak mau sakit gigi atau menyesal di kemudian hari, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤