Pandemi virus Corona tak kunjung usai, rasa khawatir pun menjadi-jadi, apalagi buat kita yang punya anak alergi. Bagaimana cara bertahan agar tetap sehat tak tertular ?
Sudah hampir 5 bulan ini aku dan anak-anak masih bertahan diam di rumah aja, ayah melarang kami pergi kemana-mana. Keluar pagar saja sudah harus mandi dan ganti baju lagi. Alasannya karena wilayah kami masih zona merah. Bahkan semakin meningkat sejak diberlakukan New Normal.
Tapi apa jadinya ketika si kecil merengek minta ikut pergi belanja? Dia rindu ke minimarket.
“Adek mau ikut bunda belanja", pinta si kecil Syadid dengan wajah memelas.
“Maaf ya nak, bunda cuma sebentar kok. Jangan ikut dulu, sabar. Kan adek tau kalau keluar rumah, nanti ketularan Corona lho”, jawabku.
"Tapi adek pake maskel (masker) kok", ujarnya kembali meyakinkanku.
"Ehhh, memangnya adek mau ketularan? Nanti dibawa ke rumah sakit sendirian, gimana? Ihh, Bunda mah enggak mau!”, sambungku.
"Iya dek, mbak aja enggak ikut. Kasihan nanti ayah bunda kalau kita sakit, bayarnya mahal", ujar Selma, kakaknya ikut menghibur 😁
"Nanti aja kalau virus Corona-nya udah hilang, insyaallah kita jalan-jalan lagi ya", rayuku.
"Kapan vilus kolonanya pelgi (virus coronanya pergi) jauh, bunda?", tanyanya lagi.
"Bunda belum tau. Tapi adek kan pintar, adek sudah ngerti kalau kita di rumah aja akan aman, enggak ketularan Corona", jawabku.
Tanpa berkata-kata lagi dia langsung berlari meninggalkanku untuk mengambil mainan kesayangannya. "Ya udah, adek main di sini aja, enggak jadi ikut..", katanya.
Aku tersenyum manis sambil mengacungkan dua jempol kepadanya, "Nah, gitu dong. Adek memang anak hebat. Terimakasih yaaa!".
***
Begitulah, setiap mau keluar rumah mesti ada perdebatan. Sebenarnya di hati mah kasihan melihat dia begitu, pengen ngasih kelonggaran dengan mengajaknya pergi, pasti terasa bosan di dalam rumah terus.
Tapi apa boleh buat? Pandemi ini bukan omong kosong, tidak sedang bermain-main. Faktanya ada 1624 kasus bertambah per tanggal 2 Juli 2020 ini. Di Jawa Barat sendiri dilaporkan tercatat ada 105 anak yang terjangkit dan 3 orang meninggal dunia. *Ya Allaah..
Lebih banyak kasus yang bertambah dibanding yang sembuh |
Tuh kan, siapa bilang anak-anak aman? Mereka juga bisa ketularan virus Covid-19. Sangat masuk akal sih, kan daya tahan tubuhnya lebih lemah. Apalagi buat anak yang memiliki riwayat alergi, sensitif, bisa double-double menderitanya, makanya harus benar-benar dijaga kesehatannya.
Kebetulan ketiga anakku itu punya riwayat alergi, ada yang sensitif terhadap serpihan debu, udang dan susu sapi. Jadi daya tahan tubuh mereka benar-benar harus aku jaga, jangan sampai kecolongan.
Siapa yang bisa menjamin di luar sana sudah bebas virus? Kita sudah susah payah patuh sesuai protokoler kesehatan, eh orang lain mah cuek aja gak pakai masker, masih suka meludah ke sana sini. Bikin parno gak sih?... *tepok jidat.
Jadi Orangtua Tanggap Alergi Di Masa Pandemi
Jadi bagaimana sebaiknya
sikap orangtua dalam menanggapi alergi anak di masa pandemi ini? Apakah aku
termasuk orangtua yang lebay, atau memang sudah menjalankan aturan yang benar?
Beruntung, hari Senin
lalu aku bisa mengikuti Webinar Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju dengan tema "Tanggap Alergi di
Masa Pandemi Untuk Generasi Maju” bersama SGM Eksplor Advance+ Soya.
Narasumbernya adalah Konsultan Alergi
dan Imunologi Anak yaitu bapak Prof.
DR. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A (K) M.Kes, penjelasannya sangat lengkap menjawab kegelisahan kami.
Prof. DR. Budi menjelaskan tips sehat bagi anak-anak alergi selama pandemi agar tumbuh kuat jadi Generasi Maju |
Apa saja yang diterangkannya? Beliau mengatakan
adalah benar jika anak-anak itu mudah sekali terkena virus Corona. Bahkan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri menyatakan angka kasus anak-anak
terkonfirmasi tertinggi di ASEAN.
Termasuk anak-anak yang memiliki riwayat
alergi, mereka akan dua kali lebih mudah tertular virus Covid19, dibanding anak
seusianya yang tidak memiliki masalah alergi.
Mengapa demikian?
Karena system kekebalan tubuh anak-anak penderita alergi itu unik, respon
imunnya tidak normal dan lebih sensitif. Reaksinya lebih mudah mengenali
pencetus alergi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain, namun bagi
mereka bisa menyebabkan masalah besar.
Tuh, berarti sudah benar buat kita yang selalu konsisten menjalankan protokoler kesehatan di masa New Normal ini. Kalau tidak ada yang penting, lebih baik di rumah aja.
Minimal kita sudah berusaha agar tidak menjadi carier pembawa penyakit kepada orang
lain, terutama bagi anak-anak yang gampang sakit, alergian, atau daya tahan
tubuhnya lemah. Mencegah lebih baik daripada mengobati, kan?
Iyaaa..
Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa mempertahankan kesehatan anak-anak yang alergi saat pandemi?
Prof. DR. dr. Budi melanjutkan bahasannya. Beliau berpesan, lakukanlah program 3K (Kenali, Konsultasi, Kendalikan) dalam menghadapi anak alergi di masa pandemik ini, agar tidak salah kaprah
atau malah mempercayai mitos-mitos yang menyesatkan.
Menjadi Bunda Tanggap Alergi Generasi Maju |
✔ Kenali,
Tidak semua bersin, ingusan dan
batuk itu mengarah kepada infeksi virus Corona. Perhatikan ingusnya, apakah bening
atau mulai mengental?
Jika ingusnya bening berarti itu hanya reaksi alergi, tenang saja, apalagi bila kejadiannya di malam hari. Namun sebaliknya, jika mulai terlihat kental dan
berwarna kuning kehijauan, ada gejala demam, kemungkinan dia terkena infeksi bakteri atau virus
yang berbahaya.
Kenali penyebab
lainnya, bisa saja si kecil terkena allergen yaitu sumber pencetus alergi, seperti
yang ada pada:
1. Makanan (susu sapi, seafood, kacang tanah, tree nuts, gandum, telur, ikan)
2. Sesuatu yang terhirup (tungau
debu rumah, serbu sari bunga, kecoak, serpihan kulit/bulu hewan, jamur kapang).
Faktanya, selain telur, ternyata protein susu sapi menjadi penyebab alergi terbesar kedua pada anak di
Asia, sedangkan di Indonesia sendiri mencapai angka 7,5% anak mengalami alergi
susu sapi.
Kok bisa sih susu sapi
menyebabkan alergi? Karena susu sapi mengandung protein jenis Kasein dan Whey
yang dapat menyebabkan reaksi alergi dengan perantarai IgE (Immunoglobulin E), jadi bagi anak yang sensitif akan mengalami kulit kemerahan, sesak, biduran, diare atau pun kolik.
✔ Konsultasikan
Nah, jika si kecil mulai mengalami sesak
nafas, asma, rhinitis (flu berat), diare, kolik, kulit kemerahan, demam tinggi,
tubuhnya lemah dan membahayakan, segera langsung periksakan ke dokter.
Tidak boleh ditunda lagi, dilarang berspekulasi macam-macam, bahkan jangan percaya
mitos-mitos.
Biasanya nanti dokter anak
akan memberikan resep obat-obatan sesuai indikasi dan kondisi pasien, serta
memberikan susu formula soya secara bertahap agar anak tidak kekurangan gizi.
Prof. DR. Budi bilang penatalaksanaan gizi untuk anak alergi susu sapi bisa diberikan:
1. Formula asam amino jika kondisinya parah,
2. Kemudian akan diturunkan menjadi formula
terhidrolisis ekstensif, jika toleransi alerginya sedang.
3. Dan bila kondisi alergi sudah mencapai tingkat ringan, mereka cukup diberikan formula Isolat
Protein Soya berupa susu, seperti yang ada pada SGM Eksplor Advance+ Soya.
Memberikan SGM Eksplor Advance+ Soya |
✔ Kendalikan
Prof. DR. Budi mengajarkan cara mengendalikan alergi
anak di saat pandemi, yaitu:
• Pemberian ASI Eksklusif 6 bulan pertama dan teruskan hingga 2 tahun sambil dikenali MPASI.
• Berikan susu formula
Isolat Protein Soya, karena kandungan ini aman dan tidak akan menyebabkan anak laki-laki
menjadi feminisme, banci, ini tuh mitos. *Cateeet..!
• Tidak boleh menunda
imunisasi, dokter Budi bilang lebih baik hubungi klinik bersalin yang
ditangani oleh bidan, karena resiko penularan di sana sangat minim dibanding di
Rumah Sakit
• Berikan nutrisi tambahan
yang lengkap dan seimbang seperti kalori, protein nabati, lemak, buah dan sayur,
termasuk daging sapi.
• Ingat, anak-anak yang alergi susu sapi itu tidak akan
alergi daging sapi, karena proteinnya beda banget.
• Tetap pantau tumbuh
kembangnya dengan mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
• Ajak anak-anak
beraktifitas di luar pada pagi hari selama 10-15 menit agar mendapat sumber
vitamin D alami yang dipercaya dapat meningkat immunoglobulin daya tahan tubuh.
• Tetap ajari anak-anak
untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
serta menjauhi tempat yang ramai seperti taman bermain, pasar tradisional,
bahkan mall.
👉Mengapa kita harus
mengenali, konsultasi, dan mengendalikan alergi?
Karena jika tak
segera diatasi, anak-anak akan mengalami banyak masalah dari segi kesehatan,
ekonomi, psikologi dan gangguan tumbuh kembang.
Mereka bisa
kekurangan gizi karena harus ada asupan makanan-minuman yang dipantang, lama
kelamaan bisa mengalami penyakit hipertensi, obesitas, diabetes, bahkan serangan
jantung.
Jika selalu sakit-sakitan,
uang akan habis hanya untuk berobat dong, bahkan berpeluang di PHK karena sering tidak
masuk kerja karena sakit, lalu tambah stress deh. *Duh, jangan sampai aah, harus buru-buru dicegah sejak dini.
Hal ini juga
dilakukan oleh selebriti cantik Natasha
Rizky, dia sudah melakukan program 3K secara rutin agar anak keduanya (yang juga
mengalami alergi susu sapi) tetap sehat selama pandemi ini.
Natasha menceritakan pengalamannya menjaga si kecil agar ketiga anaknya selalu sehat selama pandemi, terutama si kecil yang alergi susu sapi |
Bunda tiga anak
yang biasa disapa Caca ini selalu mengajari anaknya cuci tangan, memakai
masker, memberi makanan sehat termasuk susu SGM
Advance+ Soya.
Caca merasa dituntut
lebih dalam menjaga kesehatan anaknya ini, sehingga dia semakin rajin membuat
menu resep sehat dan membaca tips-tips kesehatan yang didapatkan dari website
Generasi Maju agar tidak salah langkah.
👉Apakah anak alergi susu sapi bisa sembuh total?
Di sesi tanya jawab, Prof. DR. Budi mengatakan jika penatalaksanaan gizi diberikan secara teratur, anak-anak diajak hidup sehat, dan tumbuh kembangnya terjaga, maka di tahun pertama kondisinya 45-55% anak kebal alergi, kemudian seterusnya hingga di tahun kelima akan mencapai angka 97%, artinya bisa saja anak benar-benar sembuh total tidak pernah lagi alergi karena tubuhnya sudah bisa menerima protein susu sapi.
Ikuti Kegiatan Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju
Dalam rangka mendukung Pekan
Alergi Sedunia (World Allergy Week) 2020
dan menunjang fasilitas orangtua Tanggap Alergi, PT. Sarihusada Generasi
Mahardhika menyelenggarakan kegiatan edukasi “Pekan
Tanggap Alergi Generasi Maju bersama SGM
Eksplor Advance+ Soya” mulai tanggal 23 Juni 2020 lalu.
Hal ini dibenarkan oleh ibu Anggi Morika Septie selaku Senior Brand Manager SGM Eksplor Advance+
Soya. Beliau mengatakan acara ini dibuat agar para bunda di seluruh
Indonesia terinspirasi, tanggap dan selalu siap menjaga kesehatan si kecil yang alergi
susu sapi selama pandemi.
Ibu Anggi saat tanya jawab dengan host Indah Setyani di Webinar Tanggap Alergi Generasi Maju |
Ibu Anggi mengatakan sebaiknya orangtua ikut menjalankan:
▪︎Program 3K (Kenali, Konsultasi,
Kendalikan)
▪︎Aktif mengikuti semua agenda kegiatan Pekan Tanggap Alergi.
▪︎Ikut membuat kreasi
resep bebas alergi yang menggunakan susu SGM Eksplor Advance+ Soya, mengupload,
dan mengikuti lomba berhadiah voucher belanja.
👉 Mengapa harus menggunakan SGM Eksplor
Advance+ Soya?
5 Manfaat Kebaikan SGM Eksplor Advance+ Soya |
Ya jelas dong, SGM Eksplor
Advance+ Soya kan mengandung 5 manfaat kebaikan ComplinutriSoy+ yang dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi si kecil yang tidak cocok minum susu sapi. Baik juga untuk pencernaannya karena mengandung serat makanan yang baik.
Antara lain: 100%
Isolat Protein Soya, bebas laktosa, sumber serat, minyak ikan, omega 3&6, serta
13 vitamin dan 7 mineral seperti Kalsium, Zat Besi, Zink, Fosfor. Harganya pun lebih terjangkau.. *Tuh, lengkap
deh!
Ingredients kandungan gizi SGM Eksplor Advance+ Soya |
👉 Bagaimana cara mengikuti kegiatan Pekan
Tanggap Alergi Generasi Maju?
Menurut penjelasan Digital Marketing Manager SGM Eksplor
Advance+ Soya Ibu Mediana
Herwijayanti, kita bisa mengikuti kegiatan Pekan Tanggap Alergi Generasi maju dengan bergabung bersama dokter ahli melalui Expert Chat, menonton kreasi resep sehat berbahan dasar SGM Eksplor Advance+
Soya bersama chef ternama, dan bergerak melalukan Zumba tanggap alergi bersama Cobby Yuliani.
Ibu Mediana memberitahukan media yang bisa diakses untuk edukasi Tanggap Alergi Generasi Maju |
Ibu Mediana
menambahkan, semua itu bisa diakses secara mudah oleh seluruh bunda di
Indonesia melalui beberapa media, yaitu:
• Instagram : @soya_generasimaju
• Fanspage : Soya Dukung Generasi Maju
• Website : https://www.generasimaju.co.id/alergianak/kenali
• Careline 24 jam untuk
konsultasi alergi susu sapi
• Kulwhap materi Tanggap Alergi
Generasi Maju
Alhamdulillah, rasanya beruntung banget bisa ikut webinar dan ada fasilitas ilmu di internet seperti ini. Apalagi semuanya gratis, tidak dipungut biaya sepeser pun. Jadi kita semua di seluruh nusantara bisa belajar dan memanfaatkan sebaik-baiknya.
Jadi tunggu apa
lagi? Saatnya mulai jadi orangtua yang Tanggap Alergi Generasi Maju agar
tidak khawatir lagi terhadap kesehatan anak-anak alergi susu sapi selama pandemi
ini.
Salam sehat selalu untuk keluarga Indonesia..!
Anak alergi ternyata harus kita perhatikan benar ya ditengah pandemi ini, untung ada Webinar yang penuh dengan ilmu sehingga para bunda bisa tanggap alergi
BalasHapusAlhamdulillah banyak banget hal yang bisa diserap ilmunya
HapusAku termasuk telat nih tanggap alergi. Self denial terus kalau punya anak alergi. Untungnya sekarang sudah paham
BalasHapusAlhamdulillaah, ikut senang jadinya
HapusPandemi ini srmakin ngeri saja. Banyak anak2 yang jadi korban, mengingat memang daya tahan tubuh mereka yg lemah. Memang sebagai orangtua harus menjaga dan meningkatkan sistem imun anak semisal dengan asupan bergizi seperti SGM ini dari alergi
BalasHapusBetul sekali mas.. kita harus waspada selalu
Hapusmakasih sharingnya
BalasHapusSama-sama
HapusKita harus jadi bunda yang tanggap alergi dan tanggap dengan keadaan sekitar ya.. stay safe, stay healthy dan stay at home..
BalasHapusTerimakasih semangatnyaa 😊
HapusPas banget baby Z ada alergi susu sapi, makasi informasinya.
BalasHapusSemoga baby Z sehat selalu yaa
HapusWah.. bener nih mesku tanggap ya bun sebagai orangtua apalagi di tengah kondisi yang belum kondusif begini.. salam sehat
BalasHapusSalam sehat juga bunda sekeluarga
HapusIya, kita semua kuatir dan cemas, ngga tau kapan Covid 19 ini akan pergi. Kebayang ya para ibu pasti ekstra protektif sama anak.
BalasHapusSeneng bisa ikut webinar, tambah ilmu dan wawasan baru.
Iya ekstra double kaya burger 😅
Hapusjadi agak aman ya kalau bocah konsumsi ini susu, minimal yg terbaik telah di lakukan untuk buah hati y bun
BalasHapuspenting banget buat tanggap alergi sedini mungkin ya, mbak. Aku selama ini udah sadar punya alergi, biasanya cek rutin ke tht. kemarin bawa suami ke tht sekalian, baru ketauan kalau ternyata dia juga punya alergi yang sama.
BalasHapusSelama masa pandemi aku juga ga berani kemana-mana selain belanja, karena sadar badan aku rentan banget. untungnya support sistem di rumah cukup kuat.
Memang selalu diinfokan, kalau usia rawan itu usia anak-anak dan manula ya, Mbak. Makanya saya pun ketat menerapkan hal ini pada krucil saya. Sama, dia suka mau ikut kalau saya belanja sembako, merengek ke tempat PS atau lainnya. Tapi saya tolak tegas dan beri pengertian.
BalasHapusKarena bisa saja karena kasihan, saya ajak krucil. Padahal di luar sana virus bertebaran ke mana-mana.
Ternyata penting perhatikan saat anak sedang flu ya mba, soalnya adikku itu punya riwayat alergi. Jadi ponakanku sepertinya mengalami hal yang sama kayak adikku alergian.
BalasHapusApalagi sekarang bukan cuma virus corona yang bikin khawatir tapi perubahan cuaca yang ekstrim juga mempengaruhi. Sepertinya nanti bakal aku saranin ke adikku buat periksa lebih lanjut ke dokter ahlinya apakah ponakanku memiliki riwayat yang sama kayak bunda nya
Anaka saya termasuk yang alergi susu sapi, terus di belikan susu sgm soya tapi dia tetap gak mau nyusu botol...akhirnya tetap nyusu badan sampai sudah mau dua tahun. Sekarang sudah gak alergi susu sapi namun masih susah untuk nyusu botol aja
BalasHapusDaya tahan anak saat pandemi seperti ini memang bikin parno para orangtua ya mba, apalagi kalau anak ada alergi, harus memerhatikan nutrisinya ya. Untung SGM ada yg soya, jadi anak yg alergi susu sapi masih bisa dapat nutrisi baik dari susu
BalasHapusOh begitu ternyata anak bisa makan daging walaupun ia kena alergi susu sapi ya. Alergi susu tidak akan mempengaruhi perkembangan gizi anak.
BalasHapusternyata aku baru tau ada pekan tanggap alergi ya mbaa. Memang aku setuju nih sama gerakan tanggap alergi pada anak-anak ini harus dilakukan sejak dini
BalasHapusSemoga kita semua selalu sehat ya, mbak. Begitu juga anak2 kita. Jangan lupakan olah raga, selain penuhi nutrisi tubuh
BalasHapusBener banget nih.... kita harus tanggap dengan aleegi pada anak... ketahui penyebabnya dengan teliti ya..
BalasHapusYang pertama memang kudu dikenali dulu ya mba sumber alergennya. Dari sana baru kita bisa awasi apa saja yg kira2 bisa dikonsumsi oleh anak yg punya potensi alergi gini.
BalasHapusKalo kami susahnya tuh membatasi anak agar gak terlalu sering bermain bersama teman2nya
BalasHapus