Sejak masuk ke sekolah menengah pertama, senyum ceria si sulung mulai hilang, pulang sekolah selalu terlihat lesu, malamnya malah ketauan main minicraft, dia sudah malas mengulang pelajaran di rumah. Kalau diajak berkreasi pun dia tak semangat. Ternyata dia bosan belajar.
Akibatnya saat ambil raport bayangan, nilainya anjlok. Marah dong aku, kesel banget, bisa-bisanya dia bosan belajar. "Gurunya gak enak ngajarnya", begitu alasannya.
Tapi siang itu di Taman Katjoe, si sulung tampak asik berkreasi menata hiasan foto. Dirinya tenggelam dalam mengerjakan tugas kreasi tanpa merasa terganggu dengan lingkungan sekitarnya yang ramai. Dan tak disangka dia bisa menyusun pola-polanya di sebuah pigura hingga terlihat indah.
Akibatnya saat ambil raport bayangan, nilainya anjlok. Marah dong aku, kesel banget, bisa-bisanya dia bosan belajar. "Gurunya gak enak ngajarnya", begitu alasannya.
Tapi siang itu di Taman Katjoe, si sulung tampak asik berkreasi menata hiasan foto. Dirinya tenggelam dalam mengerjakan tugas kreasi tanpa merasa terganggu dengan lingkungan sekitarnya yang ramai. Dan tak disangka dia bisa menyusun pola-polanya di sebuah pigura hingga terlihat indah.
Di acara Family Day bersama Fimela dan printer HP Indonesia inilah aku melihat si sulung mendapatkan dunianya kembali yang sempat terhenti. Ketika aku tanya apakah dia masih senang berkreasi seperti itu? Dia mengangguk, tersenyum kecil dan meneruskan menghias foto di workshop itu.
Hatiku langsung merasa bersalah, "Ya ampun, jangan-jangan selama ini aku egois, selalu memaksa dia harus ikut les pelajaran sekolah biar nilainya bagus, gak peduli dia mumet".
"Kok di sini dia bisa senyum ceria ya? Apa dia lebih menyukai design dan craft? Tapi dia kan laki-laki, sejak kecil maunya jadi masinis", pikirku.
Apakah jika dia seperti itu cita-citanya akan berubah? Apakah di kemudian hari impiannya melenceng? Padahal sejak kecil sudah mantap ingin pegang kemudi si ular besi, semua buku mengenai kereta api sudah dilahapnya.
Ketika nilainya anjlok, aku malah mengintimidasinya, menghukumnya dengan menghapus akun games yang dia sukai itu. Pengennya sih biar ada efek jera. Tapi yang terjadi dia malah kehilangan selera, lebih kebanyakan tidur seperti ngambek. *Fiuhh, dasar anak ABG!
Aku khawatir jika dia malas belajar, akan sulit masuk ke STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat). Lalu jadi banyak pertanyaan dibenakku, wajar gak sih perubahan seperti itu? Benar gak sih apa yang sudah kulakukan, apa aku terlalu keras membuat aturan?
Ketika Minat Belajar Anak Berubah Seiring perkembangan Jaman
Beruntung, Psikolog anak dan keluarga ibu Ditha Rachman yang hadir sebagai narasumber dalam acara itu seperti menjawab keraguanku terhadap pola pendidikan kami di rumah.
Beliau mengatakan bahwa hal yang lumrah jika minat belajar anak berubah, hal biasa anak itu bosan belajar. Setiap anak akan menghadapi hal yang sama. Ini disebabkan karena pola pikirnya masih terus mencari yang sesuai minatnya, otak bagian depannya masih terus berkembang hingga usia 25 tahun.
Beliau mengatakan bahwa hal yang lumrah jika minat belajar anak berubah, hal biasa anak itu bosan belajar. Setiap anak akan menghadapi hal yang sama. Ini disebabkan karena pola pikirnya masih terus mencari yang sesuai minatnya, otak bagian depannya masih terus berkembang hingga usia 25 tahun.
Tugas orangtua di sini adalah terus belajar sesuai perkembangan jaman agar dapat mendampingi anak-anak hingga dewasa nanti. Hal ini juga disetujui Mona Ratuliu, artis cantik yang menggeluti dunia parenting. Dia juga selalu menghadapi masalah dalam mendampingi tumbuh kembang ketiga anaknya.
ki-ka: ibu Ditha Rachman, Mona Ratuliu, Fajar Hariyanto |
Mona mengakui jika minat dan hobi anak-anak selalu berubah-ubah. Salah satunya Nala, anak perempuannya itu sedang hobi menggambar dan membuat paper craft, padahal dulunya senang menyanyi dan bermain musik.
Belum lagi kecanggihan tekhnologi digital dan gadget terus berkembang pesat, membuatnya harus berpacu belajar menjadi orangtua yang smart, agar tidak ketinggalan jaman, sama-sama tahu informasi.
Jangan sampai orangtua kecolongan tidak tahu apa-apa dibanding anak-anak. Cara mendidik anak itu memang susah-susah gampang. Kita selalu butuh ilmu mengenai parenting.
Jangan sampai orangtua kecolongan tidak tahu apa-apa dibanding anak-anak. Cara mendidik anak itu memang susah-susah gampang. Kita selalu butuh ilmu mengenai parenting.
Solusi Hadapi Perubahan Minat Belajar Anak di Era Digital
Untuk menghadapi perubahan minat belajar semacam ini, ibu Ditha Rachman kembali memberikan tips untuk menjadi ibu yang smart di era digital seperti sekarang ini. Antara lain:
1. Kuatkan Bounding
Lakukan bounding yang berkualitas. Tujuannya agar lebih dekat satu sama lainnya sehingga lebih mudah mengajak kerjasama.
Diakui dunia gadget bisa membuat hubungan keluarga itu merenggang, untuk mencegahnya lakukan pendekatan secara baik, padat berisi, dari hati ke hati.
Lakukan bounding yang berkualitas. Tujuannya agar lebih dekat satu sama lainnya sehingga lebih mudah mengajak kerjasama.
Diakui dunia gadget bisa membuat hubungan keluarga itu merenggang, untuk mencegahnya lakukan pendekatan secara baik, padat berisi, dari hati ke hati.
Untuk menciptakan bounding yang berkualitas kita harus melakukan rumus H-A-P, antara lain:
• Hangat, sebagai orangtua harus hangat, tidak otoriter, memiliki visi misi yang sama dengan anak, jangan ragu mengucapkan kata sayang, tetap lakukan pengasuhan yang positif.
• Ahli, orangtua harus banyak belajar agar bisa lebih dekat dengan anak. Jangan sampai ketika anak bertanya kita tak tahu jawabannya, sehingga tidak menjadi diskusi yang asik. Jika kita tidak belajar, kita tidak bisa mengobservasi perilaku anak.
• Provide Full, orangtua harus bisa memberikan atau menciptakan aktifitas dan kreatifas agar dapat dikerjakan bersama-sama anak. Contohnya membuat paper craft, menghias rumah bersama, dan lainnya.
2. Batasi Sewajarnya
Meski gadget dan dunia digital itu penting untuk kemudian hari, namun perlu dibuat batasan sewajarnya, tidak kendor, tidak juga terlalu keras, agar anak tetap tahu perkembangannya.
Senangnya aku, jadi pengasuhan yang kulakukan dengan membatasi dia main HP adalah keputusan yang tepat, boleh main tapi harus sesuai jadwal dan tidak mengganggu jam belajar sekolahnya.
Meski gadget dan dunia digital itu penting untuk kemudian hari, namun perlu dibuat batasan sewajarnya, tidak kendor, tidak juga terlalu keras, agar anak tetap tahu perkembangannya.
Senangnya aku, jadi pengasuhan yang kulakukan dengan membatasi dia main HP adalah keputusan yang tepat, boleh main tapi harus sesuai jadwal dan tidak mengganggu jam belajar sekolahnya.
3. Tetap Dukung Minatnya
Meski dibatasi, namun tetap dukung aktifitasnya yang dia temui di dunia digital atau gadget. Misalkan dia ingin membuat kreasi yang ada di youtube, berikan fasilitasnya, seperti menggambar menggunakan laptop lalu mencetaknya melalui printer.
Meski dibatasi, namun tetap dukung aktifitasnya yang dia temui di dunia digital atau gadget. Misalkan dia ingin membuat kreasi yang ada di youtube, berikan fasilitasnya, seperti menggambar menggunakan laptop lalu mencetaknya melalui printer.
Dan melalui acara yang bertema "Creative Family Learning Trough Print", bapak Fajar Hariyanto selaku Country Print Marketing Manager HP Indonesia mengatakan di sinilah printer bertugas mendukung kegiatan anak, membantu proses pendidikan dan pembelajaran jadi menyenangkan, kreatifitas print out sangat dibutuhkan semua anak Indonesia agar menjadi generasi yang kreatif.
Yes, belajar menggunakan print-out itu memang mengasyikkan. Dengan printer HP, anak-anak dan orangtua bisa sama-sama berkreasi, membuat anak kreatif dan bangga dengan hasil karyanya. Tanpa menunggu lama hasilnya bisa langsung jadi, bisa langsung dipajang.
Apalagi printer HP type Deskjet Ink Advantage 3375 bisa membantu dan memudahkan membuat kreasi gambar, foto, dan flashcard. Suka banget deh sama performanya karena ada fitur ngeprint, scanning, copy, dan langsung bisa nyambung ke website. Dan gak bakal kecewa dengan hasil warnanya kece banget deh!
Dan menurutnya saking ringan dan mudahnya digunakan, printer HP yang mereka miliki bisa dibawa ke sana kemari, ringan. Di kamar, di ruang keluarga, membuat kreatifitasnya tanpa batas.
Meriahnya Acara Family Day Fimela dan HP Indonesia
Bukan acara Family Day namanya jika tidak boleh bawa keluarga. Minggu pagi hingga siang itu, kami benar-benar dibuat puas di sana. Di saat para ibu mengikuti seminar parenting bersama ibu Ditha Rachman dan Mona Ratuliu, anak-anak justru asik bermain bersama para ayah.
Di sisi luar, anak-anak bisa bermain sepuasnya di rumah balon, rumah kolam bola, rumah prosotan, bermain lempar bola, dan ikut mendengarkan story telling bersama kakak-kakak pendongeng dari DAI TV.
Bukan cuma mendengarkan cerita dan dongeng, mereka juga diajak berinteraktif dan ikut berlomba mendapatkan beragam hadiah yang menarik. Ada seperangkat alat tulis, coklat chacha, kinderjoy, tempat makan, tumbler, dan lollipop marshmallow. Wiihh, asyik banget deh..
Dan setelah makan siang, anak-anak yang berusia 5-8 tahun diajak membuat kalender, dan usia 9-12 tahun diajak membuat kreasi foto di pigura. Property gambar yang digunakan dicetak menggunakan printer HP lho. Keren hasil warnanya, cerah, colourfull, dan tidak luntur.
Cara membuatnya bagaimana? Sebelumnya anak-anak diberi instruksi oleh kakak-kakak dari @idekuhandmade. Mereka diajari bagaimana menempel angka di kalender, bagaimana menghias foto, dan membuat gambar pop up. Dan hasil karyanya boleh dibawa pulang.
Alhamdulillah, hari itu keluargaku pulang membawa kebahagiaan. Kebersamaan kami terasa semakin hangat dan berkualitas. Senyum bahagia terpancar dari wajah si sulung maupun adik-adiknya. Mereka jadi semangat untuk terus membuat karya di rumah.
Wawasanku pun jadi semakin terbuka, hatiku jadi tenang dan tidak lagi merasa bersalah, karena pola pikir anak memang selalu berubah, terus dampingi tanpa terlalu menggurui. Buat mereka bahagia sesuai minatnya.
Terimakasih ya printer HP Indonesia, terimakasih juga buat Fimela. Semoga nanti kami diajak lagi ke acara Family Day yaa, hehe..
Saya juga suka bingung harus melakukan hal apa Mbak ketika minat belajar anak saya berkurang.
BalasHapusWah, salah satu program yang sangat bermanfaat nih untuk mengatasi minat belajar pada anak yang menurun.
BalasHapusAlhamdulillah, sekarang sudah menemukan solusi untuk mengatasi anak yang belajarnya menurun.
BalasHapusBenar sekali Mbak, anak jadi semakin malas belajar ketika sudah kenal dengan yan namanya Hp.
BalasHapusTerimakasih banyak informasi yang sangat bermanfaat ini Mbak, semoga dengan ini anak semakin bersemangat untuk belajar.
BalasHapusLewat printer HP anak-anak bisa print gambar kesukaannya ya Mak. Kayak Sagara lagi suka gambar Tobot, cari di internet langsung cetak. Kali aja minat anak bisa buka usaha photo copy minimal.
BalasHapusAlhamdulillaaah, aku bacanya sambil ikutan seneng juga Mbaaa, kehangatan dan momen menikmati waktu berkualitas bareng Keluarga kayak gini selalu bikin aku terharu karena selain bikin bahagia, dampak positif jangka panjangnya juga banyak ya. Jadi pengingat buatku juga nih supaya gak maksain ke Anak dalam pola belajarnya. Dan btw, aku naksir printernyaaa, haha.
BalasHapusAndalan aku juga niih buat ngasih aktivitas anak2, haha. Tinggal cari printable, terus print deh pake printer hp, praktis. Biar anak tetep ada kegiatan gitu ya mbak 😀
BalasHapusMemang ya, ketika anak kehilangan semangat belajar, kita harus cari tahu dulu apa penyebabnya. Mungkin bosan, atau jenuh, butuh penyegaran juga. Syukur-syukur bisa ketahuan bagaimana metode belajar yang tepat. Btw, anak-anak pinter banget menghias framenya ya Mba... klau aku yang bikin pasti standar banget deh hehehhehhee
BalasHapusNah aku juga pakai dan sedian printer di rumah mba, Biasanya memang seperti itu yakni anak jadi nggak pusing untuk ngeprint tugasnya yang bisa mendukung minat belajar
BalasHapusWah, printerku rusak nih. AKu kudu beli yang baru. Apalagi anak2 sering mendapat tugas print2an begini. Boleh lah HP menjadi andalan di rumah :D Hasil cetaknya bagsu amat, cerah, indah ya. Anak2ku juga demen bangeeed menggambar dan melukis loh. Asik nih bisa difoto hasil karya Rafa n Fakhri trus diprint deh. TFS mb Lia.
BalasHapusanakku juga kemaren sempet nangis terus sebelum dan saat di sekolah. Bosen sekolah sepertinya padahal baru kelas 1. Duh aku rasanya bingung. Tp setelah bicara dari hati ke hati akhirnya agak melunak perasaannya
BalasHapuskerennn.. hal ini bisa menambah daya kreatifitas anak-anak.. semoga ini bisa mengurangi kecanduan anak terhadap gadget
BalasHapusAktiviti yang menarik untuk kanak kanak kembangkan kreativiti mereka. Terbaik!
BalasHapus