Cegah Mata Minus Semakin Parah Dengan Philips Inspirasi Bunga Matahari

Hari gini siapa yang tidak terpapar sinar layar monitor, komputer, handphone, televisi yang bisa menyebabkan mata minus, mata lelah? Hampir semua orang kan, termasuk anda, apalagi pada anak-anak.

Hati-hati, kita harus bisa mencegah kerusakan mata lebih parah. Apalagi jika tidak dibarengi pencahayaan lampu yang terang, ahh bisa-bisa jadi nambah.

Sudah dari sejak dulu, banyak yang percaya bahwa masalah mata itu bisa diakibatkan karena salah lampu dan suka baca di tempat gelap. Penerangan lampu di ruangan itu harus baik di mata. 

Nah, untuk mencegah kerusakan mata akibat minus dan mata lelah, ada perusahaan pencahayaan terbesar di dunia menciptakan tekhnologi bohlam LED yang nyaman di mata.

Inovasi ini justru terinspirasi dari alam, yaitu bunga matahari terbaru anti ya aku jelasin, tapi lihat dulu deh perbandingannya di foto ini, subhanallah, pola susunan biji bunga mataharinya rapi banget ya, pantas saja jadi inspirasi.

Dan akhir bulan Oktober kemarin, aku bersama para media dan blogger lainnya diundang dalam acara peluncuran produk Signify Philips MyCare LED sekaligus memperingati World Sight Day 2018 dan mendukung aksi global #EyeCareEveryWhere di Tugu Kunsktring Paleis, Jakarta. 

Acara ini seperti mengingatkan kita bahwa penting banget lho menjaga kesehatan mata, please jangan diabaikan.

Masalah kesehatan mata jika diabaikan

Siapa pun yang pernah diabaikan akan merasa sakiiit, ya gak? Termasuk mata juga dong, heheu.. *yeah ada yang  curhat. 

Karena menurut dr. Rina La Diasta, SpM(k), PhD, dokter spesialis mata yang juga perwakilan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) mengatakan bahwa hampir 80% informasi itu berawal dari mata, organ sensoris yang paling penting. 

Seperti kamu yang pernah jatuh cinta pada pandangan pertama kan? Dari mata, turun ke hati, eaa.. 😍

Jadi, jika kesehatan mata diabaikan maka akan sakit dan mengalami berbagai permasalahan yang menggangu, seperti:
1. Gangguan refraksi yang tidak terkoreksi
2. Katarak
3. Glaukoma
4. Rabun jauh ataupun dekat
5. Kebutaan
6. Degenerasi makula akibat lanjut usia
7. Retinopati Diabetik.
8. Asthenopia (mata lelah)

Faktanya, setiap tahun Indonesia memiliki jumlah peningkatan pasien yang mengalami kebutaan dan severe low vision. Bahkan di Nusa Tenggara Barat saja ada 4% pravalensi kebutaan.

Termasuk orang yang suka bekerja di depan visual display terminal (VDT), seperti laptop, layar monitor, gadget, juga akan mengalami masalah.

Sebanyak 75-90% orang mengalami kelelahan mata akibat sering memaksakan melihat paparan pencahayaan yang terlalu terang atau sebaliknya, redup dan kedip-kedip. 

Mata akan terasa nyeri, berair, kering, panas terbakar, iritasi, nyeri kepala, pandangan ganda atau bahkan buram. Belum lagi jika mata kering terkena AC, kurang berkedip, dan posisi duduk yang tidak sempurna, hal ini akan menambah mata semakin butuh istirahat.

Kalau sudah begitu, dr. Rina menyarankan solusinya, antara lain :

• Segera periksakan mata kepada ahlinya dan pakai model kacamata yang tepat.

• Istirahat sejenak dengan melakukan aturan 20-20-20, artinya setiap 20 menit arahkan pandangan kita ke obyek lain sejauh 20 kaki (6 meter), selama 20 detik.

• Jauhkan sumber cahaya lain dari layar monitor agar tidak menambah kesilauan mata, misalkan beri tirai pada jendela, pakaikan filter anti silau, dan tidak menggunakan lampu sembarangan.

• Tempatkan posisi layar secara ergonomis yang sesuai dengan postur tubuh agar tidak mengalami nyeri leher dan punggung.

• Bila mata terasa perih dan kering, segera berikan obat tetes mata sebagai lubrikasi sehingga mata menjadi nyaman kembali.

Solusi menjaga kesehatan mata anak dan keluarga

Masalah mata bukan saja dialami orang dewasa, anak-anak juga bisa terkena masalah kesehatan mata sejak dini. Apalagi jika tidak dibarengi pencahayaan yang baik, bisa dipastikan mereka pasti akan menggunakan kacamata setiap hari, kasihan. 

Mata mereka terlalu lelah, sudah jarang berkedip saat menonton eh lampu di rumah seada-adanya, kadang suka kedip-kedip, kurang merata terangnya. 

Cuma terang di tengah, bagian pojok malah remang-remang. Maklum deh, ada emak yang pengennya hemat listrik dan hemat di dompet, haha, duh siapa sih dia?? *ngaku hayo ngakuu😅

Di zaman now, teknologi canggih sekarang ini bisa mengancam terjadinya rabun jauh (miopia), karena hampir setengahnya anak-anak menghabiskan lebih dari 3 jam sehari, di depan layar.

Dalam kesempatan yang sama, ibu Lea Kartika Indra selaku Head of Integrated Communicatios dari Signify mengharapkan agar orangtua mau mencegah gejala miopia pada anak-anak segera mungkin agar tidak bertambah parah dan mengganggu belajarnya. 

Seperti:
- Membatasi waktu menatap layar monitor, agar matanya bisa beristirahat sejenak.

- Mengajak mereka keluar rumah untuk beraktifitas dan bergerak main.

- Mengkonsumsi sumber betakaroten, sebagai makanan menjaga kesehatan mata.

- Berinvestasi menggunakan bohlam lampu bercahaya yang berkualitas. Contohnya Philips MyCare LED. 

- Mengajak memeriksakan refraksi mata minimal 3 kali. Yaitu saat usia batita, 6 bulan sekali jika ada resiko, dan menjelang usia sekolah dasar.

Bunga Matahari, Inspirasi Signify Ciptakan Philips MyCare LED Menjaga Kesehatan Mata Keluarga

Ada hal yang menggelitikku saat ibu Lea mengajak kami untuk berinvestasi bohlam lampu LED, apalagi suasana ruang pertemuan itu nampak bunga matahari di setiap sudut, menambah keindahan tersendiri. Ada hubungan apa ya semua ini?

Kawan, ternyata ada alasannya, karena hari itu Signify luncurkan bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optik yang menaikkan standar kenyamanan demi kesehatan mata dengan menggunakan metode The Power Of Sunflower.

Apa itu? Jawabannya, para ahli Signify terus mengembangkan standar Philips EyeComfort pertama yang berkomitmen menghasilkan lampu LED berkualitas.

Sudah teruji bebas efek buruk bagi mata. Seperti silau, keamanan fotobiologi, efek stroboskopik, efek redup, hingga pengaturan warna yang enak dilihat mata.

"Bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optik ini terinspirasi dari pola susunan biji bunga matahari sesuai bilangan Fibonacci, sehingga meningkatkan pancaran cahaya lebih luas dan merata. Keunggulan lainnya tidak berisik meskipun sedang dalam kondisi tegangan rendah, jadi tidak mengganggu kenyamanan kita, tentunya jadi hemat energi", jawab Product Marketing Signify, Angga Hudaya.

Inilah yang kusebut sebagai solusi mencegah minus dan menjaga kesehatan mata. 

"Beberapa faktor Eyecomfort ditingkatkan agar dapat mengurangi silau sampai 35%, cahayanya menjadi menyebar dan memantulkan secara merata ke seluruh ruangan, sehingga membuat mata kita nyaman, cocok untuk membaca, menulis dan belajar, menjadi solusi masalah mata pada keluarga dan anak kita", jelas Rami Hajjar selaku Country Leader Business Signify Indonesia.

Oiya, perlu dikenalkan apa itu Signify? Yaitu produsen di bidang pencahayaan yang sebelumnya bernama Philips Lighting. Sejak tanggal 16 Mei 2018 Signify tetap menggunakan nama Philips untuk setiap produknya. Siapa yang tak kenal Philips, sudah terkenal sejak 120 tahun lalu, lho.

Aku pun sudah mencoba salah satu bohlam Philips berukuran 8 watt ini, ternyata memang hasilnya memuaskan banget. Ruangan kami jadi lebih terang dibanding saat pakai bohlam abal-abal yang pernah kami beli, hehe. Benar-benar bisa hemat listrik, nih..

Anda mau mencobanya? Jangan takut kemahalan, kan awet tahan lama, terangnya merata dan bisa bikin mata sehat, justru jadi hemat namanya.

Ada beberapa daya yang bisa dipilih mulai 4W hingga 12W. Mumpung ada promo beli 3 gratis 1, yuk deh kita borong di marketplace, apalagi menjelang Harbolnas akan banyak diskon, yuhuuu.. 

Silahkan ikuti info lainnya di sosial media:

Facebook: Philips Berbagi Terang

Instagram: @PhilipsBerbagiTerang

website: www.philips.co.id