Halo, bun. Apa kabar hari ini? Masih
pusing mikirin uang belanja yang mau tak mau harus cukup dalam sebulan, padahal
gajian bulan depan masih jauh? Sama bun, aku pun begitu, jantung suka deg-degan jika
sudah menjelang tanggal tua, hehe.. Beginilah Menjadi Ibu Bijak Yang Pintar
Mengelola Keuangan Keluarga
Apalagi ditambah harus memikirkan bayar cicilan dan hutang, aduh tambah meriang, deh. Tidak mungkin minta lagi kepada suami, nanti malah diomelin, dituduh boros. “kan sudah dikasih semua, bisa berhemat gak? Uang darimana lagi buat nambahin?”.
Sedih ya, tapi mau bagaimana lagi jika kondisi keuangan belum mencukupi kebutuhan sekeluarga, apalagi
dibarengi naiknya harga-harga di pasar, membuat kita harus pintar mengelola
keuangan keluarga dengan baik seberapa pun yang diterima.
Faktanya, dalam sehari harus mengeluarkan uang minimal Rp. 65.000 untuk membeli kebutuhan makan sehari, dengan asumsi untuk makan 2 orang dewasa dan 3 orang anak dalam waktu 3 kali sehari.
Faktanya, dalam sehari harus mengeluarkan uang minimal Rp. 65.000 untuk membeli kebutuhan makan sehari, dengan asumsi untuk makan 2 orang dewasa dan 3 orang anak dalam waktu 3 kali sehari.
Itu pun diusahakan masak sendiri, menunya
sederhana yang sesuai dengan pedoman gizi ‘ISI PIRINGKU’ yang dicanangkan
pemerintah. Belum lagi kalau anak-anak minta ongkos untuk sekolah minimal 5.000
rupiah, bisa-bisa genap seratus ribu bahkan lebih.
Terbayang kan, berarti dalam sebulan kita
harus menyiapkan keuangan minimal sebesar 3 juta lebih untuk kebutuhan hidup.
Untung saja masih bisa menahan diri untuk tidak beli baju, sepatu, hijab,
apalagi kosmetik dan piknik, alih-alih malah akan menambah hutang. Haha, ibu yang baik memang begitu.. *yee
kan??
Wahai Ibu, menurut pakar finansial, jika
kondisi keuangan kita sudah mulai tidak mencukupi, menimbulkan pertengkaran,
cicilan tidak lunas-lunas, jarang piknik, tidak punya tabungan, bahkan dana
darurat sedikit pun, itu tandanya keuangan kita sudah tidak sehat.
Agar keuangan kita sehat dan ideal,
sebaiknya:
-
Lakukan Financial Chek Up,
-
Mengelola arus kas dengan bijak, dan
-
Merencanakan keuangan dengan baik.
Bagaimana caranya?
Alhamdulillah, hari Senin kemarin aku menghadiri acara #IbuBerbagiBijak yang diprakarsai oleh Visa. Sebagai pelopor pembayaran digital di dunia, Visa ingin mengajak para ibu-ibu agar terampil dan mampu berbagi pengetahuan (train the trainer) tentang cara pengelolaan keuangannya kepada lingkungan sekitarnya.
Alhamdulillah, hari Senin kemarin aku menghadiri acara #IbuBerbagiBijak yang diprakarsai oleh Visa. Sebagai pelopor pembayaran digital di dunia, Visa ingin mengajak para ibu-ibu agar terampil dan mampu berbagi pengetahuan (train the trainer) tentang cara pengelolaan keuangannya kepada lingkungan sekitarnya.
bapak Riko Abdurrahman |
Ibu yang bijak mengelola keuangan, insyaallah akan tercapai keluarga bahagia dan sejahtera di masa depan. Indonesia masih membutuhkan para ibu yang cerdas secara finansial, apalagi hampir 75% keuangan itu dikelola para ibu.
Sayangnya, menurut hasil Survey Nasional OJK tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia itu masih rendah, hanya sebesar 25,5% dan 66,2%. Ihh, kecil banget ya bu.
Apa jangan-jangan kita jarang suka baca dan praktekin tips dari para ahli finansial ya? Yang penting cukuuup, gak peduli teori, *hahaha..
Untuk meningkatkannya, Bapak Riko Abdurrahman, selaku Presiden Direktur PT. Visa World Indonesia mengatakan sambutannya dihadapan para ibu-ibu blogger KEB, Urban Mama, dan ibu PKK di RPTPA Taman Kopi Gandaria, Pekayon, Jakarta Timur, bahwa setiap tahunnya, Visa mengadakan pelatihan.
“Bersama OJK dan dukungan BI, tiap
tahunnya Visa mengajak semua perempuan agar mampu mengasah kemampuannya
mengelola keuangan dengan bijak agar keluarga Indonesia semakin sejahtera”.
Pada kesempatan ini, hadir narasumber ibu Prita Hapsari Ghozie selaku Financial
Educator, CEO & Chief Financial Planner ZAP Finance. Aku senang
banget bisa bertemu dengannya, apa yang disampaikannya sangat jelas. Sudah
luwes, cantik, pintar, ramah pula, perfect!
Tips Bijak Mengelola Keuangan Agar Keluarga Sejahtera
Ibu Prita Ghozie dengan gamblang memaparkan semua tips bijak
mengelola keuangan kepada kami semua pagi itu agar keluarga Indonesia semakin
sejahtera. Yuk, simak satu persatu ya!
1. Financial Check Up
Kenapa keuangan harus senantiasa di check
up? Sebagaimana jiwa dan raga yang selalu ingin sehat, sebaiknya keuangan pun
diperiksa secara berkala, agar dapat diketahui dimana kesalahan yang dapat
menyebabkan keuangan kita terganggu kondisinya.
Apakah
karena hutang? Cara pemasukan dan pengeluaran yang tidak berimbang? Adakah dana darurat? Adakah tabungan / investasi ?
Hayoo, pada punya hutang atau cicilan gak
nih? Kalau tidak punya, alhamdulillah artinya keuangan kita sehat, karena bisa
dialokasikan untuk keperluan lainnya, misalkan untuk keperluan harian,
investasi, dana darurat, atau gaya hidup.
Tapi bagaimana jika masih memiliki hutang
atau cicilan? Tidak apa-apa kok, asalkan jangan melebihi 30% dari pemasukan. Jangan
tergoda untuk mengambil hutang atau cicilan lain, jika hutang terdahulu belum
lunas. Pantang ya, ibu!
Itu pun sebaiknya untuk modal usaha, kita
boleh mengambil utang atau kredit, karena uang tersebut akan berputar secara
produktif dan menghasilkan keuntungan. Nantinya sebagian keuntungan tadi, bisa
disisihkan untuk membayar hutang, deh.
2.
Mengelola Arus Kas Dengan Bijak
Arus kas itu terdiri dari pemasukan dan
pengeluaran. Pemasukan itu bisa berupa gaji, keuntungan usaha, dan bonus.
Sebaiknya pemasukan itu harus lebih besar dari pengeluaran.
Supaya arus kas lancar tanpa hambatan, sebaiknya kita alokasikan secara bijak seperti yang disarankan ibu Prita Ghozie, berikut ini:
Supaya arus kas lancar tanpa hambatan, sebaiknya kita alokasikan secara bijak seperti yang disarankan ibu Prita Ghozie, berikut ini:
Gaji
|
Alokasi
|
4 juta
|
7 juta
|
10 juta
|
Sedekah/Sosial
|
5 %
|
200 ribu
|
350 ribu
|
500 ribu
|
Cicilan
Utang
|
max 30 %
|
1.2 juta
|
2.1 juta
|
3 juta
|
Biaya
hidup
|
30 %
|
1.2 juta
|
2.1 juta
|
3 juta
|
Gaya hidup
|
10 %
|
400 ribu
|
700 ribu
|
1 juta
|
Dana
darurat / Asuransi
|
10 %
|
400 ribu
|
700 ribu
|
1 juta
|
Tabungan /
Investasi
|
15 %
|
600 ribu
|
1 jutaan
|
1.5 juta
|
Artinya,
seberapa pun pemasukan kita, jangan lupa dihitung sesuai pedoman diatas, jangan
sampai melenceng supaya keuangan kita keluar sesuai aturan,
tidak ada yang kebobolan. Tidak boleh lagi semaunya.. !
hayoo mau gimana alokasinya? |
-
Sedekah 5%
Dahulukan 5% untuk sedekah. Bisa
dialokasikan untuk keperluan rumah ibadah, kegiatan social di lingkungan atau
memberikannya kepada sanak saudara.
-
Hutang max. 30%
Selanjutnya jika ada hutang, bayarlah
sebesar 30% nya supaya hati tenang tidak dikejar-kejar tagihan. Lebih baik sih jangan ada hutang ya bun. Kalau mau sesuatu mah, lebih baik menabung!
-
Biaya Hidup 30-60%
Beruntung kalau tidak ada hutang, kita
bisa tambahkan untuk biaya kebutuhan hidup yang memang penting, seperti makan,
minum, berobat, pakaian, dan lainnya dari 30% menjadi 60%.
-
Gaya hidup 10%
Jangan coba-coba ingin tampil bergaya,
punya motor gede, mobil mahal atau bepergian piknik sekeluarga menggunakan uang
biaya hidup. Bisa-bisa bukannya senang malah melarat karena kehabisan uang.
Alokasi dana gaya hidup cukup sebesar 10%
saja. Ukurlah kemampuan kita, jujurlah pada diri sendiri. Jika belum sanggup
bergaya seperti kalangan atas, hiduplah dengan kesederhanaan. Insyallah suatu
hari nanti kita bisa mencapai hal itu.
-
Dana Darurat 10%
Sisihkan dana darurat (asuransi) minimal 3
x pengeluaran rutin, setidaknya sisihkan 10% dari pendapatan. Kita dapat
menggunakannya untuk kebutuhan mendadak, anggota keluarga sakit, suami sedang
mencari kerja di tempat lain, musibah, dan lainnya.
-
Tabungan / Investasi 15%
Tabungan itu sebaiknya disisihkan sebesar
15 % terbagi 2 yaitu untuk perencanaan jangka panjang dan investasi masa depan.
Misalkan untuk biaya kuliah, tabungan haji, biaya pernikahan, dan lainnya.
Menurut ibu Prita jika ingin berinvestasi lebih
baik menggunakan emas logam mulia, saham, obligasi, dan reksadana,
mengapa? Karena nilainya selalu stabil. Berbeda dengan uang dollar yang
sifatnya spekulasi, nilainya tidak dapat diprediksi secara pasti.
3.
Merencanakan keuangan dengan baik
Ketika kita sudah mengalokasikan
pendapatan setiap bulan, pastinya akan ketahuan dimana kelebihan dan
kekurangannya. Kalau sudah begini, tetap harus direncanakan untuk apa dan
bagaimana supaya tidak besar pasak daripada tiang.
Untuk menghadapi persoalan keuangan tadi,
ibu Prita mengajak para ibu untuk mencari tambahan penghasilan sampingan.
Antara lain:
- Bekerja secara aktif di suatu tempat,
- Menjadi investor, punya kontrakan seperti di perumahan yang strategis
- Menjadi womenpreneur.
Ya, mau tidak mau jika kita ingin menambah
pendapatan sebaiknya bekerja, banyak profesi yang membutuhkan tenaga perempuan.
Atau jika ada sedikit kelebihan uang, lebih baik kita investasikan dalam bentuk
emas, kontrakan, atau memberi modal kepada UMKM.
Bingung mau bisnis apa?
Coba gali skill dan hobi
anda sendiri, siapa tahu bisa dikembangkan menjadi peluang bisnis. Lalu carilah
pasar yang luas, dimulai dengan promosi ke teman-teman dan tetangga sekitar,
atau bergabung dengan para komunitas dan membuat website.
[Baca juga: Tips Sukses Jualan Online]
Jangan lupa, agar bisnis berjalan dengan lancar, jangan gabungkan keuangan pribadi dan usaha, bahaya deh. Apalagi jika arus kas keluar masuknya tidak dicatat, bisa-bisa malah anda rugi.
Jangan lupa, agar bisnis berjalan dengan lancar, jangan gabungkan keuangan pribadi dan usaha, bahaya deh. Apalagi jika arus kas keluar masuknya tidak dicatat, bisa-bisa malah anda rugi.
Sebagai womenpreneur kita
harus tetap miliki perencanaan pengeluaran, omset dikurangi modal adalah
keuntungan. Meskipun sudah ada sedikit keuntungan, sebaiknya jangan berhutang
yang sifatnya konsumtif. Pastikan punya tabungan dan investasi sendiri,
sisihkan untuk dana darurat bisnis, serta punya asuransi kesehatan dan jiwa.
Tips Menjadi Womenpreneur Yang Sukses
Selesai mendapat pemaparan dari ibu Prita
Ghozie, Visa #IbuBerbagiBijak pun menghadirkan sosok muda yang
sukses berbisnis, berhasil membawa brand lokal ke manca negara.
Adalah Aditya Lugina memberikan tips
bagaimana menjadi womenpreneur yang sukses. Sedikit bercerita bahwa sejak tahun
2010, dia memulai produksi tas dan aksesoris Gammara_Leather yang berbahan
kulit samak berkualitas sehingga tahan lama, tidak mudah rusak.
Berkat kegigihannya, mulai tahun 2014 Gammara berubah menjadi badan usaha yang bernama CV. Gammara Jaya Mondial yang bertanggung jawab menjadi vendor untuk Prancis, Jepang, Belanda, Uni Emirat Arab, serta mempunyai distributor di Taiwan.
Berkat kegigihannya, mulai tahun 2014 Gammara berubah menjadi badan usaha yang bernama CV. Gammara Jaya Mondial yang bertanggung jawab menjadi vendor untuk Prancis, Jepang, Belanda, Uni Emirat Arab, serta mempunyai distributor di Taiwan.
Menurutnya, ada 3 langkah penting dalam
membangun bisnis, yaitu sasaran, afirmasi, dan visualisasi.
1. Goals (sasaran)
sumber photo: @gammara_leather |
-
Ide produk / usaha yang ingin dijual
-
Carilah bahan baku yang sesuai
-
Rencanakan keuangan, modal, omset, dan keuntungannya
-
Tentukan harga jualnya
-
Tuju sasaran pembelinya, menengah ke bawah atau sebaliknya.
-
Lakukan promosi dan pemasaran yang tepat
2. Afirmasi
Merumuskan sasaran dengan afirmasi yaitu
dengan cara membentuk pola pikir yang positif, seperti:
-
Percaya akan kemampuan diri sendiri
-
Persistensi, kukuh pendirian dan berkesinambungan
-
Tidak mudah menyerah
-
Berani mengambil resiko
-
Mandiri
-
Kreatif, inovatif, dan punya orientasi kepada prestasi
3. Visualisasi
Tidak ragu membayangkan kesuksesan meraih
sasaran, sehingga dapat menunjang kreatifitas dan prestasi.
Lugina pun menambahkan, supaya finansial
bisnis tetap berjalan dengan baik, sebaiknya kita harus lakukan managemennya.
Seperti:
1.
Menggaji diri sendiri
2.
Menabung lebih dahulu untuk investasi dan pengembangan bisnis
3.
Buat anggaran belanja dan mengalokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan yang penting
4.
Kelola cash flow dengan bijak
Begitulah pesan Aditya Lugina jika kita ingin menjadi pengusaha yang sukses. Teruslah menggali ilmu dan pengalaman.
Sayang, selagi antusias para ibu-ibu yang hadir semakin tinggi untuk bertanya, waktu sudah tidak mencukupi lagi karena hari semakin beranjak siang. Rasanya tidak cukup hanya sampai di situ, pengen lagi belajar semakin banyak dengan para ahlinya.
Bismillah, insyaallah semua tips yang sudah aku dapatkan hari itu bisa dijalankan. Demikian pula dengan anda, semoga mendapat gambaran yang baik dari uraianku kali ini. Mari menjadi ibu berbagi bijak untuk keluarga !
Sayang, selagi antusias para ibu-ibu yang hadir semakin tinggi untuk bertanya, waktu sudah tidak mencukupi lagi karena hari semakin beranjak siang. Rasanya tidak cukup hanya sampai di situ, pengen lagi belajar semakin banyak dengan para ahlinya.
inikah calon womenpreneur yang sukses? haha |
Bismillah, insyaallah semua tips yang sudah aku dapatkan hari itu bisa dijalankan. Demikian pula dengan anda, semoga mendapat gambaran yang baik dari uraianku kali ini. Mari menjadi ibu berbagi bijak untuk keluarga !
Nice bu. kadang penghasilan bertambah namum gaya hidup juga bertambah
BalasHapusnah sebaiknya jangan begitu, meski memang rasanya berat ya hehe
HapusMbak kalau transport suami kerja menurut Prita Ghozie masuknya apa ya? Biaya hidup ya? Kalau begitu kayaknya harusnya lebih dari 30 persen ya biaya hidup. Bensin..tol tiap hari. Listrik, wifi dan spp anak anak masuknya kemana?
BalasHapusTermasuk 30% kebutuhan hidup, supaya cukup, kurangi hutang yg 30% tadi
HapusSeneng banget bisa ikutan literasi keuangan kay agini jadi makin bisa mengatur keuangan keluarga
BalasHapusiya mbak, banyak sntilan yang bikin aku harus bisa memperbaiki literasi keuangan
HapusSangat mengispiratif sekali. Semoga bisa menginspirasi yang lain juga ya :)
BalasHapusterimakasih
HapusSemoga saya bisa menerapkannya ya :)
BalasHapusaamin, semoga bisa menjadi Ibu Bijak mengelola ya mbak
Hapusmakaasih sharingnya, memang betul ya kita hrs bisa memanage uang
BalasHapussama-sama mbak
HapusKalo kuitung2 biaya hidup yang 30% itu kurang untuk gaji 4 juta. Soalnya tagihan wajib bulanan (listrik, air, BPJS, inet) sama sekolah 2 anak aja udah makan porsi 30% sendiri. Mungkin buat yang masih single atau baru berdua aja ma pasangan pas.
BalasHapusibu Prita bilang bisa diambil dari 30% hutang, makanya jangan berhutang, kecuali nabung dulu baru beli
HapusAkoohhhh,tiap bulan deg degan. Punya utang sih, tapi buat kpr rumah aja, udah ga berani hutang apa2 lagi, soalnya kita masih pengen bisa punya dana rekreasi dan tabungan juga. Dan emang yg paling rasional adalah nambah pemasukan, supaya ga pusing hemat terus tapi kok gak cukup2.
BalasHapusiya harus ikat pinggang yang kuat dulu sebelum lunas KPRnya, hidup sederhana bukan berarti miskin bukan?
HapusSelama ini aku selalu berakrobat buat mengatur keuangan, kayaknya butuh ilmu mengatur keuangan deh.... pembagian kayak gini nih yang bikin harus ketat mengatur uang yaaa
BalasHapussama mbak, aku pun sempat jungkir balik
Hapusskema pembagiannya ini bagus, gampang buat dicoba sendiri nih mbak. tulisannya berbobot.
BalasHapuseh selamat datang mas Deddy, senior hadir di sini, merupakaan kebahagiaanku hehe
HapusSilahkan mencoba mengelola keuangannya ya
Literasi keuangan perempuan minim karena banyak yang anggap kalau bahas keuangan tuh sesuatu yang tabu ya mba. Harus dipersering nih mengadakan talskhow seperti ini
BalasHapustabu dan takut salah, gak cukup, cuma teori dll.. aku setuju pajak penting supaya ibu bijak mengelola keuangan
HapusAebanyak2nya pemasukan kita jgn lupa berzakat/amal/sedekah ya ternyata ada sebesar 5% 😘 Kata mbak Prita, kalau mau usaha hrs fokus pastiin dulu jenis usaha yg diminati sesuai kesukaan kita dan usahakan modal awal ga berutanf. Wah senamgnya ya kita bs dapetin ilmu mengelola keuangan ini kan susah2 gampang apalagi kalo keinginan ga bisa diredam hehehe 😆
BalasHapusiya nih mbak, pas banget sama keuanganku, ternyata hutang tetep boleh ya asal balance
HapusSerem akh kalau ketemu financial planner hahaha..anyway ibu pondasi keluarga urusan keuangan harus pintar jaga ya
BalasHapushehe ketohok terus ya mak, ibu harus puter otak buat ngitung-ngitung nih
HapusAlhamdulillah aku ngejaga banget mbak, ga utang sana sini. Ga ada ya udahlah. Tapi yang belum bisa ngerem itu cicilan panci sama arisan hihi
BalasHapushehe cicilan itu ya yg kadang tidak tersadarkan, makanya 30% bengkak
HapusBijak tidak hanya dalam mendidik anak, tapi perlu juga dalam mengelola keuangan, ini setuju banget saya
BalasHapusiya dong semuanya kudu bijak
HapusAku masih ada cicilan, makanya harus ngerem kalau mau piknik agak jauh, haha.
BalasHapusLiterasi keuangan ini sangat penting banget memang, ngaruh ke kualitas hubungan dengan Pasangan itu nyata, terutama kalau sama2 sudah stres karena manajemen keuangan selama ini dijalani kurang bijak.
Makasih ya Mba info bermanfaatnyaaa :)
iya mbak, pasangan juga harus tau bisa gak ada dusta diantara kita eheee
HapusBelajar banyak banget nih dari ibu berbagi bijak. Aku kebanyakan jajannya di minimarket wkwk
BalasHapushehe nah ini sama, kebobolan terus di struk alfamart kejar promo
HapusAku tu suka bocornya di gaya hidup. Kalau pas males masak saat wiken gtu, melipir ke mol, dalihnya me time hahahaha :P
BalasHapusEmang emak2 kudu cari pendapatan tambahan yaaaa supaya arus keuangan lancar selalu
hehe emak perlu piknik dan perlu makan, mari kita cari tambahan lagi
HapusMengelola arus kas ini Yang masih jadi peer bangwt buat aku.. semoga kedepannya jadi lebih baik.. thanks for sharing mbak
BalasHapussama-sama mbak, semoga bermanfaat ya
HapusAlhamdulillah mbak saya juga bisa ikutan acara keren ini, jadinya saya bisa belajar banyak cara mengelola keuangan, soalnya selama ini saya belum bisa kelola. Hiks
BalasHapussama mbak, mari sama-sama belajar menjadi ibu bijak mengelola keuangan
HapusSalah satu yang aku hindari adalah hutang dan alhamdulillah saat ini keluarga aku nggak ada hutang atau cicilan sama sekali. Cuma memang mengatur pengeluaran biaya hidup ini yang repot karena ada biaya pendidikan dan biaya macam2 gitu. Jadi ya mesti pintar-pintar atur keuangannya.
BalasHapusalhamdulillah gak ada utang berarti bisa dialokasikan ke biaya hidup dan tabungan mbak
HapusAamiin... InshaAllah tipsnya bermanfaat mba.. aku baca satu persatu tipsnya dan masih banyak banyak hal yang harus aku perbaiki dalam mengelola keuangan keluarga.. InshaAllah kita semua bisa menjadi Ibu Bijak dalam mengelola keuangan ya
BalasHapusaamiin terimakasih atas kesimpulannya mbak Cantik
HapusInspiratif, jadi pengen kayak dulu pemasukan dan pengeluaran dicatat rapi. Sekarang cuma diinget-inget aja. Dana darurat dan investasi udah disisihkan. Tapi masih deg-degan aja gaji gak sampai akhit bulan. Kebanyakan jajan nih kayaknya .Hihi
BalasHapushehe udah nikah dan punya anak aku pun udah malas mencatat, padahal masih penting
HapusTabungan dan sedekah adalah hal wajib yang bisa menyelamatkan keuangan keluarga. Sedekah dan menabung adalah kombinasi yang powerful untuk mendatangkan rezeki yang melimpah dan barokah.
BalasHapus