Cegah Stunting, Masalah Gizi Anak Saat Menuju Indonesia Sehat
"Yang kecil, barisnya di depan, yang tinggi di belakang". Suara dibalik microfone menggema ke seluruh lapangan, menyuruh siswa siswi berbaris rapi hendak melaksanakan upacara bendera.
Bagi yang bertubuh pendek mau tidak mau harus mematuhi aturan, melangkah maju dengan enggan, ada perasaan malu, apalagi jika disusul dengan seruan ramai dari teman-temannya yang di belakang.
"Anak bayi barisnya di depan, sana!". Tawa canda terdengar riuh rendah.
Hal ini memang menjadi 'bencana' bagi seseorang yang mengalami tubuh pendek, jika seringkali menerima ejekan dari teman-temannya, ada perasaan berkecamuk mengutuk nasib mengapa dirinya memiliki tubuh pendek.
Bukan hal yang aneh, selama berpuluh-puluh tahun Indonesia memang lebih dikenal dengan penduduk bertubuh pendek, kerdil. Berbeda dengan postur tubuh bule dari luar negeri, bahkan di negara gingseng saja, sudah banyak yang bertubuh tinggi, padahal masih merupakan penduduk Asia.
Tahukah anda, dalam ilmu kesehatan hal itu disebut Stunting.
Stunting adalah kondisi dimana anak-anak memiliki ciri-ciri tubuh pendek dibandingkan dengan teman seumurannya, daya tangkapnya kurang konsentrasi, dan seringkali tertinggal.
Di Indonesia, kasus Stunting ini masih banyak yang mengalaminya, bahkan pada tahun 2013 saja ada sekitar 37,2 % atau sebanyak 9 juta anak mengalaminya. Akibatnya banyak hambatan di masa akan datang.
Orang yang tubuhnya kerdil biasanya mengalami kegagalan tumbuh kembang yang optimal, tidak sesuai pedoman kesehatan. Hal ini bisa disebabkan asupan gizi yang kurang sejak dia masih di dalam rahim ibunya, kurangnya sanitasi atau kebersihan diri dan lingkungan.
Stunting masih menjadi ancaman untuk kemajuan bangsa, karena dikhawatirkan perkembangan otaknya pun terganggu, daya tangkap kurang, sehingga akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, di tempat kerja di saat-saat usia produktif nanti.
Untuk menuju Indonesia Sehat pada tahun 2020 nanti, Kemenkes Republik Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk membantu mencegah stunting di kemudian hari, manfaatnya supaya mereka mampu siap menghadapi kompetisi global secara emosional, sosial, fisik, dan mental, serta mampu berinovasi.
Penyebab stunting bisa dipengaruhi dari ibu yang lemah, kurang asupan gizi yang baik saat hamil, dan ketika bayi lahir pun tidak mendpat kesempatan hidup sehat di 1000 hari pertamanya.
Stunting bukan berarti lahir dari bapak dan ibu yang pendek. Ada kok anak yang bapaknya pendek eh dianya menjulang tinggi. Stunting tidak selalu dipengaruhi dari genetik. Paling penting adalah bagaimana membangun keluarga yang sehat, bersih, dan bahagia.
Kasihan jika setiap anak yang lahir memiliki berat badan dan tinggi yang tidak sesuai. Padahal mereka berhak menjadi generasi Indonesia sehat, kita semua ingin
memiliki anak yang bisa membanggakan, setidaknya ada sumbangsih untuk kemajuan bangsa, Indonesia masih butuh
generasi maju.
Pemerintah sebenarnya memiliki program Pencegahan Stunting agar Indonesia Sehat yang bisa kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Bisa dimulai dari 3 hal, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi lingkungan.
Apa saja itu?
1. Perbaikan pola makan
Seperti yang kita singgung sebelumnya, penyebabnya Stunting adalah kesalahan asupan gizi yang tidak seimbang sejak di dalam kandungan ibu, bahkan hingga lahir dan berusia 2 tahun. Anak tidak mendapat nutrisi yang baik di masa keemasannya, di masa 1000 hari pertama.
Akibatnya si kecil terlihat sering cengeng, rewel, lesu, lemah, kurang konsentrasi, kurang darah, mata rabun, sebentar-sebentar mencret, batuk, pilek, karena tubuhnya lemah kekurangan zat gizi makronutrien dan mikronutrien.
Kalau sudah begitu otomatis perkembangan otaknya jadi terganggu, daya tangkap belajarnya menurun, memiliki IQ rendah, langkah geraknya kurang, dan akan membuatnya jadi minder, tidak percaya diri.
Untuk itu semua ibu dan anak-anak harus memperbaiki pola makannya semakin baik. Bisa kenali dengan Konsep ‘Tumpeng Gizi Seimbang’ pengganti slogan 4 sehat 5 sempurna.
Tumpeng ini menggambarkan pola hidup sehat yang ideal bagi setiap anggota keluarga. Selain makanan, kesehatan itu juga harus didukung dengan:
1. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan
2. Berolahraga teratur seperti jogging, bersepeda, berenang, dan lainnya.
3. Rajin memantau berat dan tinggi badan
4. Rutin minum air putih minimal 8 gelas sehari.
5. Makan makanan pokok sebanyak 3-8 porsi
6. Makan sayuran 3-5 porsi
7. Makan buah-buahan sebanyak 3 porsi
8. Makan sumber protein hewani dan nabati sebanyak 3 porsi
9. Serta membatasi konsumsi gula-garam-lemak
"Yang kecil, barisnya di depan, yang tinggi di belakang". Suara dibalik microfone menggema ke seluruh lapangan, menyuruh siswa siswi berbaris rapi hendak melaksanakan upacara bendera.
Bagi yang bertubuh pendek mau tidak mau harus mematuhi aturan, melangkah maju dengan enggan, ada perasaan malu, apalagi jika disusul dengan seruan ramai dari teman-temannya yang di belakang.
"Anak bayi barisnya di depan, sana!". Tawa canda terdengar riuh rendah.
Hal ini memang menjadi 'bencana' bagi seseorang yang mengalami tubuh pendek, jika seringkali menerima ejekan dari teman-temannya, ada perasaan berkecamuk mengutuk nasib mengapa dirinya memiliki tubuh pendek.
Bukan hal yang aneh, selama berpuluh-puluh tahun Indonesia memang lebih dikenal dengan penduduk bertubuh pendek, kerdil. Berbeda dengan postur tubuh bule dari luar negeri, bahkan di negara gingseng saja, sudah banyak yang bertubuh tinggi, padahal masih merupakan penduduk Asia.
Tahukah anda, dalam ilmu kesehatan hal itu disebut Stunting.
Stunting adalah kondisi dimana anak-anak memiliki ciri-ciri tubuh pendek dibandingkan dengan teman seumurannya, daya tangkapnya kurang konsentrasi, dan seringkali tertinggal.
Di Indonesia, kasus Stunting ini masih banyak yang mengalaminya, bahkan pada tahun 2013 saja ada sekitar 37,2 % atau sebanyak 9 juta anak mengalaminya. Akibatnya banyak hambatan di masa akan datang.
source: www.sehatnegeriku.kemkes.go.id |
Orang yang tubuhnya kerdil biasanya mengalami kegagalan tumbuh kembang yang optimal, tidak sesuai pedoman kesehatan. Hal ini bisa disebabkan asupan gizi yang kurang sejak dia masih di dalam rahim ibunya, kurangnya sanitasi atau kebersihan diri dan lingkungan.
Stunting masih menjadi ancaman untuk kemajuan bangsa, karena dikhawatirkan perkembangan otaknya pun terganggu, daya tangkap kurang, sehingga akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, di tempat kerja di saat-saat usia produktif nanti.
Untuk menuju Indonesia Sehat pada tahun 2020 nanti, Kemenkes Republik Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk membantu mencegah stunting di kemudian hari, manfaatnya supaya mereka mampu siap menghadapi kompetisi global secara emosional, sosial, fisik, dan mental, serta mampu berinovasi.
Penyebab stunting bisa dipengaruhi dari ibu yang lemah, kurang asupan gizi yang baik saat hamil, dan ketika bayi lahir pun tidak mendpat kesempatan hidup sehat di 1000 hari pertamanya.
Stunting bukan berarti lahir dari bapak dan ibu yang pendek. Ada kok anak yang bapaknya pendek eh dianya menjulang tinggi. Stunting tidak selalu dipengaruhi dari genetik. Paling penting adalah bagaimana membangun keluarga yang sehat, bersih, dan bahagia.
Cegah Stunting Dengan 3 hal ini:
Pemerintah sebenarnya memiliki program Pencegahan Stunting agar Indonesia Sehat yang bisa kita terapkan pada kehidupan sehari-hari. Bisa dimulai dari 3 hal, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, dan sanitasi lingkungan.
Apa saja itu?
1. Perbaikan pola makan
Seperti yang kita singgung sebelumnya, penyebabnya Stunting adalah kesalahan asupan gizi yang tidak seimbang sejak di dalam kandungan ibu, bahkan hingga lahir dan berusia 2 tahun. Anak tidak mendapat nutrisi yang baik di masa keemasannya, di masa 1000 hari pertama.
Akibatnya si kecil terlihat sering cengeng, rewel, lesu, lemah, kurang konsentrasi, kurang darah, mata rabun, sebentar-sebentar mencret, batuk, pilek, karena tubuhnya lemah kekurangan zat gizi makronutrien dan mikronutrien.
Kalau sudah begitu otomatis perkembangan otaknya jadi terganggu, daya tangkap belajarnya menurun, memiliki IQ rendah, langkah geraknya kurang, dan akan membuatnya jadi minder, tidak percaya diri.
Untuk itu semua ibu dan anak-anak harus memperbaiki pola makannya semakin baik. Bisa kenali dengan Konsep ‘Tumpeng Gizi Seimbang’ pengganti slogan 4 sehat 5 sempurna.
Tumpeng Gizi Seimbang |
Tumpeng ini menggambarkan pola hidup sehat yang ideal bagi setiap anggota keluarga. Selain makanan, kesehatan itu juga harus didukung dengan:
1. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan
2. Berolahraga teratur seperti jogging, bersepeda, berenang, dan lainnya.
3. Rajin memantau berat dan tinggi badan
4. Rutin minum air putih minimal 8 gelas sehari.
5. Makan makanan pokok sebanyak 3-8 porsi
6. Makan sayuran 3-5 porsi
7. Makan buah-buahan sebanyak 3 porsi
8. Makan sumber protein hewani dan nabati sebanyak 3 porsi
9. Serta membatasi konsumsi gula-garam-lemak
Agar mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya sajikan makanan dan minuman yang sesuai tumpeng gizi seimbang dengan prinsip gizi seimbang dengan “Isi PiringKu”
Apalagi ini? yaitu pedoman porsi sekali makan
yang harus dikonsumsi. Isi piringku bisa menjadi patokan seberapa banyak yang bisa kita habiskan dalam beberapa menit.
Bisa dibayangkan kan, bahwa makanan pokok dan lauk pauk harus seimbang dengan sayuran dan buah-buahan. 50 % sebagai sumber makronutrien dan 50% lagi sebagai sumber mikronutrien.
Bisa dibayangkan kan, bahwa makanan pokok dan lauk pauk harus seimbang dengan sayuran dan buah-buahan. 50 % sebagai sumber makronutrien dan 50% lagi sebagai sumber mikronutrien.
|
Dalam Isi Piringku ini, tergambar dari 2 bagian penting, terutama pesan yaitu perbanyak sayur dan buah.
Ada apa saja di dalam ‘Isi Piringku’? Begini pedomannya:
👉 50%
untuk kebutuhan makronutrien (karbohidrat, protein, dan lemak), yang
berasal dari sumber makanan seperti nasi, ubi, singkong, sagu, jagung, kentang,
roti, daging ayam, telur, daging, ikan, seafood,
tempe, tahu, kacang-kacangan.
Yang
terdiri dari:
- 2/3 makanan pokok
- 2/3 makanan pokok
- 1/3 lauk pauk
hewani dan nabati
Artinya, sebaiknya anak-anak diberikan lebih banyak karbohidrat, sebagai sumber energi, karena biasanya mereka lebih banyak bergerak, lincah, dan bereksplorasi. Sedangkan protein hewani dan nabati dibutuhkan hanya 1/3 piring saja.
Artinya, sebaiknya anak-anak diberikan lebih banyak karbohidrat, sebagai sumber energi, karena biasanya mereka lebih banyak bergerak, lincah, dan bereksplorasi. Sedangkan protein hewani dan nabati dibutuhkan hanya 1/3 piring saja.
👉 50% untuk
kebutuhan mikronutrien (vitamin dan mineral), yang berasal dari sumber
makanan seperti bayam, kacang panjang, daun ubi, kangkung, labu, wortel,
brokoli, tauge, apel, jeruk, jambu biji, pisang, melon, nanas, semangka,
anggur, dan lainnya.
Terdiri dari:
- 2/3 sayur mayur
- 1/3 buah-buahan
Supaya anak suka makan sayur, suguhi dalam bentuk kekinian, seperti nasi goreng badut, salad buah potong, kentang kukus isi gado-gado, somay ikan wortel, bolu brokoli, nugget ayam bayam, dan minuman smoothies pepaya tomat yang menyegarkan
Perlu dipahami, perut
anak-anak itu masih kecil bentuknya, tidak bisa dipaksakan untuk melahap semua
makanan dalam porsi besar. Sebaiknya berikan dalam porsi kecil tapi sering.
[Baca Juga: EMINA Cheese Stick, Solusi Praktis Buat Anak Aktif Yang Susah Makan]
Jangan heran jika mereka susah makan, karena bisa saja stress harus menghabiskan makanan dalam porsi banyak. Anak malas makan bisa jadi karena trauma, lho. Takut diomelin..*uhuk!
Sebaiknya, berikan 3 kali makanan utama dan 3-4 kali makanan snack sehat. Normalnya berikan jeda waktu setiap 2-4 jam sekali. Jumlah penyajiannya disesuaikan dengan kebutuhan energi masing-masing anak.
[Baca Juga: EMINA Cheese Stick, Solusi Praktis Buat Anak Aktif Yang Susah Makan]
Jangan heran jika mereka susah makan, karena bisa saja stress harus menghabiskan makanan dalam porsi banyak. Anak malas makan bisa jadi karena trauma, lho. Takut diomelin..*uhuk!
Sebaiknya, berikan 3 kali makanan utama dan 3-4 kali makanan snack sehat. Normalnya berikan jeda waktu setiap 2-4 jam sekali. Jumlah penyajiannya disesuaikan dengan kebutuhan energi masing-masing anak.
Pastikan dalam porsi yang sedikit, tapi sering. Misalkan nasi semangkuk kecil, ditambah ½ potong daging, ½ porsi tempe/tahu, dan 1 mangkuk sayur, atau segelas kecil jus buah.
Sebagai contoh lihat table di bawah ini:
Jam
|
Makanan/Minuman
|
07.00
|
Nasi goreng isi telur, bakso, wortel cincang
|
08.30
|
Segelas susu
|
10.00
|
Snack pudding buah mangga
|
12.00
|
Nasi, telor pindang, tahu bacem, sayur bening bayam
labu jagung
|
14.00
|
Snack buah potong/ kue pisang
|
16.30
|
Snack biscuit dan jus buah
|
19.00
|
Nasi, bola-bola ayam cincang, tempe orek kecap,
sayur sop wortel brokoli
|
20.30
|
Segelas susu sebelum tidur
|
Jangan lupa variasikan dalam penyajian, karena kandungan nutrisi yang ada dalam satu jenis makanan bisa jadi tidak ditemukan dalam jenis makanan lainnya. Sehingga dapat membantu pemenuhan gizi seimbang pada si kecil.
Jangan sering berikan mereka jajanan instan sembarangan, karena kadar gula, garam, dan lemaknya sangat tinggi, seperti chitos, mie kremes,
oreo, beng-beng, dan sebagainya. Membuat mereka kenyang sebelum menyantap hidangan makanan utama yang
sehat.
Padahal anjuran Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pun penggunaan Gula-Garam-Minyak Goreng per hari harus
dibatasi, secara berurutan adalah 4 sendok makan, 1 sendok teh dan 5 sendok
makan.
Nah, tugas ibu menjaga agar mereka tidak
minta jajan atau ngemil makanan manis, sebelum waktu makan.
Setidaknya beri jarak sekitar 2-3 jam, agar perut mereka kembali lapar dan
nafsu makan meningkat.
Jika memang benar-benar ingin membelikan jajanan, pastikan berikan manfaat susu sebagai penambah cairan dan nutrisi pada tubuh. Salah satunya berikan susu pertumbuhan yang mengandung zat nutrisi penting yang menunjang prestasinya seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Jika memang benar-benar ingin membelikan jajanan, pastikan berikan manfaat susu sebagai penambah cairan dan nutrisi pada tubuh. Salah satunya berikan susu pertumbuhan yang mengandung zat nutrisi penting yang menunjang prestasinya seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Susu kan penting, antara lain untuk:
- Menunjang kesehatan tulang dan gigi,
seperti kalsium dan vitamin D
- Mengoptimalkan perkembangan otak,
seperti minyak ikan, omega 3 & 6
- Membantu mempertahankan daya tahan
tubuh, seperti vitamin C dan zink
- Membantu menyehatkan saluran pencernaan,
seperti serat pangan, inulin, dan vitamin B kompleks
Manfaatnya jika kita memberikan si Kecil susu 2x sehari, insyaallah nutrisi harian mereka terjamin dengan baik, selain dari makanan pokoknya. Biasakan minum susu di rumah, dan sediakan susu UHT dalam bekal si Kecil untuk menghindari jajanan tidak sehat yang berlebihan saat ia beraktivitas di luar rumah.
2. Perbaikan pola asuh
Yuk, mulai perbaikan pola asuh terhadap anak-anak, tebalkan mereka dengan iman dan taqwa, jauhi zina dan sex bebas, serta hal-hal buruk lainnya. Persiapkan mental mereka untuk selalu hidup baik dan optimis, rajin berolahraga, pandai bersosialisasi, dan rutin beribadah.
Anak-anak memiliki gizi yang seimbang tidak akan terkena stunting, akhirnya bisa beraktifitas dengan baik, dan melakukan pola hidup bersih. Semakin banyak terciptanya anak generasi Indonesia sehat, semakin banyak anak yang berprestasi di masa depan.
Jangan lupa, peran ibu sangat penting dalam membentuk pola asuh dan mencegah stunting ini. Sudah saatnya ibu menimba ilmu agar dirinya dan keluarganya sehat, bisa mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, memberikan ASI hingga 2 tahun, menyiapkan MPASI (makanan pendamping ASI) dengan baik.
Tidak lupa untuk turut serta mendukung program Pekan Imunisasi Nasional, agar generasi Indonesia Sehat memiliki kekebalan tubuh yang optimal sehingga tercegah dari penyakit menular.
3. Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Siapa sih yang tidak ingin lingkungannya bersih dan nyaman? Semua pasti mau dong hidup dengan udara yang sejuk, banyak pepohonan, bebas nyamuk, tersedia air bersih, dan suasana indah.
Untuk itu alangkah baiknya, stunting bisa dicegah bila semua masyarakat bahu membahu menciptakan lingkungan yang sehat, hijau, bersih, bebas asap rokok dan membuang sampah pada tempatnya.
Tak lupa peran serta ibu-ibu PKK dan para medis sangat diharapkan untuk membantu dan membimbing para ibu-ibu di kota maupun desa agar tercipta pemerataan kesehatan yang adil dan makmur.
Itulah ketiga hal yang dapat mencegah pertumbuhan Stunting meningkat di masyakarat. Pemerintah khususnya Kementrian Republik Indonesia berharap pada tahun 2020 nanti Indonesia sudah menjadi sehat, masyarakatnya siap menyongsong kemajuan global tanpa gagap teknologi.
Salam sehat...!
Dulu pas TB sekitar umur 2 tahunan lebih, anak saya pernah dibilang dokter kayak anak stunting, Bun. Langsung disuruh kebut pemenuhan gizinya. Ngeri juga sih emang efek jangka panjangnya...
BalasHapusAlhamdulillah mamanya hebat bisa ngebut kejar pemenuhan gizinya, semoga anak-anak kita senantiasa sehat ya mbak, bebas stunting
HapusThanks for sharing Bunda... :)
BalasHapussama-sama terimakasih sudah mampir untuk membaca tips generasi maju ini, bunda Amy :)
HapusSetelah anak2 gede >10 tahun malah milih2 makannya.
BalasHapusmungkin bosan disuguhinnya itu-itu aja bang
HapusAnakku yang pertama mba yang masih suka pilih-pilih makanan.. bilangnya "aku ngga suka" dan kao yang kecil kebaikannya.. Ahamdulillah makan apa saja yang aku siapkan mau.. kreasi makanan yang bikin anak mau makan, khususnya yang kurang suka makan sayur dan buah.. tips dan jadwal pemberian makanannya sangat membantu nih mba.. thanks for sharing
BalasHapusiya harus kuat ,membujuk anak supaya doyan makan ya mbak. terimakasih sudah mampir
HapusWah aku jadi lapar mbak.., anak harus sehat dan cerdas juga berakhlak baik, awal mulanya dari asupan gizi makanan :)
BalasHapushehe mari makan..
HapusInformatif banget nihhh... banyak orang tua hanya sekedar memberi makan tanpa tahu asupan gizi yang penting ya.
BalasHapusiya mbak, jangan asal memberikan asupan makanan
HapusTetanggaku ada yang anaknya kecil bgt, malah setinggi balita badannya padahal udah kelas 2 SD. Kasian sih emang liatnya, jd ga bisa tumbuh optimal
BalasHapussemoga orangtua bisa segera memperbaiki pola makannya, jadi si anak bisa tumbuh optimal
HapusJadi orang tua memang butuh tau banyak informasi, terutama yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Lebih spesifik lagi asupan gizinya.
BalasHapusGizi yang baik akan jadi basic perkembangan anak
iya betul banget mbak
HapusUrusan isi pirig kliatan sederhana tapi teryata memang sangat berpengaruh ke tumbuh kembang anak. Aku slalu upayakan anakku syuran juga mba walaupun pelan pelan tapi dia suka kayak pecel dan sop ayam
BalasHapussederhana dan kadang susah susah gampang, haha..
HapusMakin nambah info untuk gizi asupan makanan Anak nih.
BalasHapusPengalamanku waktu harus atur pola makan Alfath yang sempet alergi dairy food cukup berharga, banyak yang komen "repot yaa punya anak alergi", tapi sesungguhnya itu ajang untukku untuk terus mencari tahu info dan ilmu lebih banyak lagi. Setelah sempat "tertinggal" berat badannya, setelah usia 3 tahun Alhamdulillah akhirnyadapat mengejar ketinggalan BB-nya dengan effort luar biasa tapi leganya juga luar biasa, alergi semakin hilang, gak ada pantang2 makanan atau minuman lagi tapi tetap dipantau terus. Gak nyangka kalau Dunia Motherhood akan se-berwarna ini, haha.
alhamdulillah Alfath punya mama yang peduli dan hebat deh
HapusGenerasi maju tanpa 3 masalah yang paling berat adalah obesitas. Malas olahraga sukanya main gadget dan makan jung food. Mau tidak mau si abak diet dan di ajak olahraga bersama keluarga dan teman seperti jalan pagi atau main sepak bola
BalasHapusiya ,mbak, ternyata masih banyak kasus obesitas anak yang dapat menghambat perkembangannya
Hapusmakasih sharingnya
BalasHapussama-sama
HapusIya mba kebutuhan gizi anak hrus kita penuhi walapun kdang pusing ngatur menunya ya
BalasHapusinsyaallah kalau udah tau ritmenya gak pusing lagi ngatur menunya
HapusMasalah gizi ini dapur emak ya sumbernya, kadang kita lelah asal bikin menu dan anak kenyang, duh
BalasHapusiya mbak, perlu belajar lagi deh nih untuk masalah gizi anak dan pola makannya
HapusAnak2ku aku suruh suka semua makanan. Meskipun mungki agak 'kejam' hihiii tapi mereka ga bikin rempong tiap makan. apa aja masuk perut lah haha alhamdulillaah. Tentu didukung asupan begizi lainnya ya seperti susu. Betul juga kata mb Lia nih kasih anak porsi kecil atau sedang biasa aja yang penting sering. Tq infonya ya baus bermanfaat :D
BalasHapusterimakasih sudah berbagi cerita, memang sebaiknya porsi kecil tapi sering :)
Hapusklo keponakan saya itu paling ga suka sayuran.udah dicoba macam-macam tetap aja ga mau
BalasHapusini perlu trik khusus supaya dia gak tau kalau di dalam makanan favoritnya ada terkandung serat sayur
HapusJadwal makannya boleh nih dicontek. Stunting ini masih jadi masalah di Indonesia. Kirain karena genetik aja.
BalasHapusstunting itu bisa jadi karena orangtuanya juga stunting, tapi intinya bisa dicegah mata rantainya agar anak tidak tumbuh pendek lagi, yaitu dengan pola gizi yang seimbang
HapusMembantu banget nih dengan panduan lengkap gizi seimbang dan contoh sederhananya
BalasHapusterimakasih banyak atas kunjungannya :)
HapusTerlalu kurus salah, terlalu endut salah hehe, yg sedang2 ajaaaa... #singing
BalasHapusPokoknya anak sehat dan tumbang sesuai milestones sih mbak kalau aku yaaa :D
yups, kayanya tau nih lagu, haha
HapusYoi dong, sehat dan baik tumbuh kembangnya harus didukung dari asupan yang sehat dan seimbang juga
Soal stunting ini, sedih juga karena masih banyak anak2 Indonesia yg ngalamin stunting. Semoga dengan kehadiran SGM UHT yg harganya sangat terjangkau bikin anak2 Indonesia makin suka minum susu
BalasHapusaamiin, semoga generasi Indonesia semakin maju
Hapusmasalah saki sekarang itu, ga suka makan nasi mbak, jadi aku kasih penggantinya aja, seprti roti atau bahan gandum lainnya. makasih sharingnya ya mbak .. menunya oke banget itu, bsia jadi panduan menu sehari anak anak
BalasHapusgak papa lagi gak suka nasi, cari sumber karbohidrat lainnya..
HapusWaini, klo kenyang sm jajanan pantes anak jd ga doyan makan makanan utama ya
BalasHapusiya udah kena jajanan duluan, akhirnya malas makan nasi dan lauknya
Hapus