Raut wajah anak-anak sedikit kecewa ketika
hari Sabtu libur kemarin, kami tidak kemana-mana. Aduh, jadi kasihan. Aku
merasa dilema. Jatah berenang dan pergi ke mall kan kemarin sudah, sepertinya
kali ini harus mengencangkan ikat pinggang supaya anggaran tidak jebol.
“Ayo kita main di atas rumah yuk!”, ajakku. Kebetulan
bagian atap ada yang sudah di cor, sehingga kami bisa melantai beralaskan tikar
dan mendirikan tenda mini untuk bermain.
gelar tikar di atas rumah saja mereka senang |
Bukan hanya sekedar main, aku memberikan
tebak-tebakan berupa hitungan. Media belajarnya berupa Lotte Choco Pie. Siapa yang tak suka dengan cake lembut bersalut
coklat dan berlapis marshmallow ini.
Inti pertanyaannya harus berjumlah enam,
karena Lotte Choco Pie berisi 6 (enam) bungkus dalam satu dus. Mulai dari
penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Untuk ukuran Selma yang masih duduk di kelas
1 soal tersebut masih susah-susah gampang. Berbeda dengan Shidqi yang sudah
jago perkalian dan pembagian, malah dia yang bikin pertanyaannya. Kalau si
bungsu mah cukup belajar berhitung: atu, ua, iga, empat, lima, enam.
“Yeayy, kalian hebat. Abis ini kita ikut ayah
main ke kali yuk,” ajakku lagi. “Jangan lupa bantu bereskan dulu mainan dan
tenda di sini”.
Alhamdulillah, mereka mulai kembali ceria. Ditambah ketika mau main lagi ke kali Ciliwung. Main ke kali Ciliwung itu juga menyenangkan dan dekat sekali dengan rumah kami. Kebetulan aliran airnya juga sedang tenang. Tepiannya ada batu-batu
granit yang nyaman diinjak.
bermain di kali Ciliwung, Kab. Bogor |
Ayah membimbing anak-anak bermain air, bebas
melempar batu-batu untuk menimbulkan percikan air. Hamparan rumpun bambu
menambah kesejukan. Suasana seperti ini bikin anak-anak lupa akan kekecewaannya
tadi.
Liburan yang murah meriah kan? Gak bikin
dompet jadi bocor.
Hal seperti inilah yang selalu kami jaga.
Sebisa mungkin diciptakan Premium Moments together diantara
kami berlima, di sela-sela kesibukan kami masing-masing. Aku yang sibuk
mengurus rumah, ayah yang pergi bekerja, Shidqi selesai try out, Selma dan Syadid sibuk ngacak-ngacak rumah.
Apa pun yang mereka lakukan harus kami
apresiasikan. Konon banyak para ahli mengatakan bahwa anak yang mendapat apresiasi baik akan
memiliki perilaku yang baik, percaya diri, dan mandiri.
Bahkan menurut penelitian dari Havermans,
Sodermans, dan Matthijs pada tahun 2017 ditemukan bahwa parental time, adanya hubungan baik antara orangtua dan
anak dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak di sekolah maupun di rumah, dan
lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik.
Dampak Buruk Jika Orangtua Lupa Memberikan Apresiasi Pada Anak
Siapa pun pasti ingin memiliki anak yang
berprestasi. Nilai raport yang sempurna, juara kelas, menang perlombaan, dan
selalu menjadi bintang. Hadiah-hadiah dengan suka hati diberikan kepada
anak-anak yang berprestasi.
Sebaliknya, anak yang prestasi belajarnya
biasa-biasa saja, banyak yang mengabaikan mereka, tidak diperlakukan istimewa,
tidak ada tanggapan, tidak ada hadiah, tidak ada apresiasi.
“Ngapain
dikasih hadiah? kamu belajarnya gitu-gitu aja”.
Atau malah banyak orangtua yang memarahinya
di depan orang banyak. “Gimana sih kamu, gitu aja gak bisa. Malu dong dengan
teman kamu, tuh”.
Orangtua sendiri nge-bully. Sedih gak sih?
Kalimat-kalimat seperti tersebut bisa
mempengaruhi perilaku anak. Dampak buruknya mereka akan menjadi minder, illfeel, jadi malas berinteraksi dengan
orang lain, karena jadi takut dilecehkan juga. Bahkan malah pendendam dan melampiaskannya kepada teman.
jangan sampai mereka jadi pendendam dan membully temannya sendiri |
Dalam hatinya mereka juga mau dipuji, diberi
penghargaan, dan apresiasi dari orang sekitarnya, terutama ayah dan ibunya. Tapi
sayangnya masih banyak orangtua yang tidak faham dan malah melupakan hal ini.
Aku pernah melihat hal itu di lapangan parkir
sekolah anakku. Ada seorang anak yang terlambat masuk kelas, ayahnya menyuruh
masuk ke dalam sendirian, tidak ditemani. Sang anak malah mogok di tempat,
tidak mau dipaksa, akhirnya melawan sambil teriak.
Spontan ayahnya marah, tak sabar, lalu
memukul kepala si anak, tak peduli berada di antara orangtua murid lainnya.
Duh, kaget banget lihatnya. Tentu saja anaknya semakin teriak-teriak: “jangan
pukul, pak. Sakit. Aku gak mau pulang”.
Rasanya pengen jewer ayahnya deh. Anak
terlambat kan karena malu dan bersalah. Mau datang ke sekolah saja sudah sebuah
prestasi tuh, sebaiknya diapresiasikan dengan baik. Bukannya malah dimarahi dan
dipukul.
Sampai-sampai tukang aci gulung datang
melerai dan mencoba membujuk sang anak untuk mau masuk ke dalam gerbang
sekolah. Tetap saja sang anak malah tidak mau masuk dan tidak mau pulang.
Sang anak membutuhkan dukungan bapaknya.
Bukan dukungan tukang cilung, bukan dukungan orang lain.
Coba kalau ayahnya bicara baik-baik,
meyakinkan sang anak bahwa tidak apa-apa terlambat asalkan bicara alasannya
kepada ibu guru. Kemudian diantar ke dalam kelas, diberi pelukan, diberi
kecupan di dahi. Sepertinya anak itu tidak akan menangis dan mau masuk kelas.
Sedih melihat kondisi seperti itu.
Segalak-galaknya aku kepada anak-anak, tetap saja tidak memperlakukan
semena-mena, tidak di depan orang banyak seperti itu. Ngeri aja kalau-kalau mereka akan
malu, dendam, tidak percaya diri, emosinya tidak stabil, gampang marah dan
akhirnya kehilangan arah tujuan.
Orangtua tanpa sadar sering membuat perilaku anak-anak kita menjadi labil hingga melakukan hal-hal yang buruk, karena kehilangan arah yang baik.
Jangan heran tawuran, pembunuhan, pencurian,
dan kenakalan remaja masih saja terjadi hingga sekarang, bisa disebabkan karena
perlakuan orang tua yang jarang memberikan apresiasi, jarang berkomunikasi,
bahkan jarang bertemu dengan anak-anak.
Manfaat Baik Memberikan Apresiasi Kepada Anak
Ahli psikolog anak, ibu Anna Surti Ariani,
S.Psi, M.Sc mengatakan hal yang sama pada acara Blogger Gathering tanggal 15 April 2018 kemarin, bahwa jika
orangtua sadar dan mau memberikan penghargaan kepada prestasi anak, maka mereka akan
lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan lebih positif.
Jika sudah tumbuh ikatan batin yang kuat antara
orangtua, ibu, ayah, dan anak, maka pertumbuhan sosial dan psikologi mereka
akan jauh lebih baik, mandiri, percaya diri, supel, dan akhirnya akan menjadi
kunci kesuksekan di masa depan kelak.
Prestasi bukan saja di sekolah, tetapi bisa
mengerjakan tugas di rumah, mencuci piring setelah makan, bisa membuat
kerajinan tangan, bisa makan sendiri, bisa membantu orangtua membawakan
belanjaan, berani menyapa orang lain, tidak malu, itu semua adalah
contoh-contoh suatu prestasi yang juga harus diberi apresiasi.
Apresiasi harian bukan saja hadiah mahal kok. Kita bisa berikan ucapan hebat, intonasi suara yang bahagia, pelukan hangat, tatapan mata yang teduh dan terbinar-binar, kecupan di pipi, elusan di rambut, itu semua bisa membuat anak jadi bahagia dan semakin percaya diri.
Apresiasi harian bukan saja hadiah mahal kok. Kita bisa berikan ucapan hebat, intonasi suara yang bahagia, pelukan hangat, tatapan mata yang teduh dan terbinar-binar, kecupan di pipi, elusan di rambut, itu semua bisa membuat anak jadi bahagia dan semakin percaya diri.
Prestasi harian merupakan bekal mereka di
masa depan, lho. Tidak selamanya mereka akan terus bersama orangtua. Jadi
jangan cuma pintar di sekolah, tetapi juga harus pintar secara emosi,
spiritual, dan lingkungan.
Sama seperti Carissa Puteri yang selalu memperhatikan
kegiatan putra pertamanya yang sudah masuk PAUD, di sela-sela kesibukannya di
dunia artis dan bisnis, bahkan sekarang sedang hamil anak kedua. Quenzi tumbuh
menjadi anak yang pintar mengaji, belajar, membantu dirinya membawakan
belanjaan, dan berani bicara di depan orang banyak.
Jadi ingat, dulu sewaktu Selma masih berusia 4 tahun juga sempat mogok bicara saat wawancara siaran di radio Cosmopolitan FM. Cuma mau bicara sekata dua kata, padahal di rumah sudah latihan. Beruntung tim panitianya baik dan sabar, sehingga siaran selanjutnya digantikan oleh kakaknya.
Jika sedang tidak waras mungkin aku akan ngomelin Selma di depan orang. Alhamdulillah aku masih bisa menahan emosi, tetap memberikan ancungan jempol, senyuman, dan pelukan sebagai hadiah. Bagiku Selma yang masih kecil itu sudah berprestasi walaupun tidak sempurna.
Dan perubahannya sekarang, Selma tumbuh menjadi anak yang disukai teman-temannya, berani mengungkapkan perasaannya kepada siapa pun, bahkan sering menolong. Seiring tumbuh kembangnya, Selma diajari mandiri, berani bicara, dan lebih banyak bertemu dan bermain dengan orang lain.
Pada acara gathering kemarin juga aku dan Selma kembali bersama melakukan kegiatan membuat kerajinan tangan menghias pigura yang berisi foto kami sekeluarga. Dia sangat suka dengan hasil kerjanya, apalagi boleh dibawa pulang.
Hasil karya Selma menghias pigura |
Terbukti kan, bahwa apresiasi orangtua itu penting terhadap perilaku anak. Karakter setiap anak akan terus berubah, sesuai bertambahnya usia. Tinggal bagaimana kita saja memperhatikan, memantau, membimbing, dan mengapresiasikan prestasi harian mereka selama ini.
Seru banget main kemah-kemahan di halaman gitu. Kegiatan sederhana aja ternyata udah bisa bikin anak bahagia :)
BalasHapusIya mbak, alhamdulillah mereka tetep senang 😁
HapusWaah enak banget masih bisa main di sungai. Aku juga suka main tebak-tebakan dengan Naeema.....bisa sambil menyusui hehehe
BalasHapushehe iya seru aja main di sungai. Toss, main tebak-tebakan itu seru
HapusAsik banget main ke kali, aku ada kali depan rumah tapi ga ada bantaran luas buat main anaknya. Seru tuh bonding sama anak sambil main di alam.
BalasHapushehe iya, mereka seneng banget
HapusMakkjleb tulisan ini.. Terima kasih sudah diingatkan. Sudah lama banget rasanya nggak mengapresiasi anak-anak. Padahal sebenarnya mereka jiga butuh itu. Nice artikel mbak.
BalasHapussama-sama
HapusHadeuuuh, itu si bapak ngeri amat sampai nggeplak kepala ya
BalasHapusGak sabaran bapaknya
HapusIni saran yg bakalan berguna banget ketika nanti aku udah jadi buibuk. Iya lah ya, memberikan apresiasi trhadap anak itu perlu, kan mereka akan merasa dihargai. Aku banyak belajar dari post ini.
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung kemari mbak :)
HapusAduh, serem juga ya orangtua yang ngebully. BTW aku udah ikutan vote. Semoga rejekii
BalasHapustanpa sadar banyak orang tua yg ngebully anak sendiri.
HapusGood luck ya mbak, semoga menang vote :)
Manfaat mengapresiasi prestasi anak banyak juga yo,, jadi jangan pelit memberikan apresiasi hehe.
BalasHapusiya jangan pelit memberikan apresiasi sekecil apapun itu
HapusLihat foto main air di Ciliwung tuh itu juga jadi pengen deh ajak anak main disan adeh mba. Bagaimanapun kita harus memberikan premium momenth togerther kepada anak ya mba
BalasHapusPremium moment seperti ini jangan sampai terabaikan ya mba. Masa masa bersama anak
HapusWaa seru bangett mainnya. Jadi pengen nyobain main-main ke sungai deh
BalasHapusmain air itu menyenangkan mbak hehe
Hapusaku udah vote duuung, sapa tahu menang, amiin
BalasHapuspenting banget yaa...aku jg belajar dr masa kecilku
BalasHapuskadang ortu bkan tdk mengapresiasi tp gak pandai mengekspresikannya
kita harus bs mengekspresikan agar anak2 benar tahu kita menghargai mrk ya
betul banget mbak, setuju deh. Seoga menang vote ya
HapusMau doonk diajakin maen ke kaliiii :D
BalasHapusBtw emang memberi apresiasi pada anak itu penting ya, soalnya bikin anak merasa dihargai :D
yuk kesini main di kali hehe
Hapusnah bener, temennya anak aku, suka banget ngebully temennya.. pas aku perhatiin, trnyata orangtuanya ngedidik dia keras, makanya anaknya jadi begitu.. huhuhu.
BalasHapushiks kasihan ya
HapusWewh, ternyata mainnya itu di atas to. Seru ya, ternyata Lotte Choco Pie pun bisa digunakan untuk menjadi media anak dalam belajar. Nah...bener, ada juga ya ortu yang malah membully anaknya seperti itu. Akupun juga pernah tahu soalnya, makanya sedih kalau denger itu. Semoga dengan kampanye Lotte Choco Pie ini, banyak moms yang teredukasi ya.
BalasHapusaamin ya robbal aalamiin, semoga lebih banyak yg peduli
HapusAku pilih video Homeworking mba. Seru ya acara ini, mengingatkan aku untuk sering mengapresiasi anak..
BalasHapuswah good luck ya votenya :)
HapusMbak memang seorang Ibu yang pinter dan bijaksana. Karena tidak mudah utk menjaga Kas Rumah tangga agar selalu aman dan stabil ditengah2 hasrat keinginan sang Anak2 Mbak yg selalu punya ide utk menjebol keuangan. :)
BalasHapusSekali lagi saya salut dng Trik Jitu Mbak sebagai Ibu Rumah Tangga. :)
Kang Nata bisa aja nih, hehe.. terimakasih
Hapusdibanding dari teman, "bullyan" dari orang tua itu paling menohok dan membekas
BalasHapusmakanya ya bijak-bijak sebagai orang tua
acara kemah-kemahannya seru mbak
mseki sederhana ya
iya paling sedih kalo orangtua sendiri yang membully
HapusAsik banget masih bisa main di kali begitu, Mbak. Precious moment banget, ya :)
BalasHapusiya paling seneng mereka kalau ke sini, asalkan airnya pas surut hehe
HapusAku pilih video yang homework, karena Gie sedang hobi baca dan menulis. Jadi kalau dia bisa mengeja bacaannya aku bilang "pinter...."
BalasHapusGie seneng ya belajar sama mama, hebat deh
HapusKapan ya terakhir aku main di pinggir sungai. Seneng rasanya..
BalasHapusHasil karya dari Selma juga bagus ya, meski masih kecil tapi sudah bisa menghias pigura dengan rapi :)
terimakasih banyak tante :)
HapusJd pgn main kemah2an juga. Makasih share pengalamannya mbk. Pelajaran nih buat aku
BalasHapusiyap, sama-sama
Hapusbiasanya ada yang suka diapreasi akan mempunyai percaya diri lebih dari anak-anak pada umumnya
BalasHapusiya, dulu saya saja suka dipuji, dan semakin semangat belajar
Hapusbetul ya, akan membuat anak merasa dihargai dan memberi semangat
BalasHapusiya mbak, biar lebih semangat lagi
HapusWah asiknya main ke atap rumah tapi atap rumahku gak terbuka jadi gak bisa main di atas.
BalasHapusbongkar atap mak, hehe.. #kidding
HapusWah saya dan anak doyan banget lotte choco pie, mungkin karena waktu hamil saya doyan makan ini :D setuju banget mba pentingnya mengapresiasi anak, sehingga dia nggak perlu berbuat nakal hanya untuk mencari perhatian.
BalasHapusiya Lotte Choco Pie itu enak :)
Hapuskadang sebagai ortu aku juga merasa sempat membully anak meski becanda haha, untunglah diingatkan kembali untuk mengapresiasi pencapaian harian anak-anak ya
BalasHapushehe iya sangka kita buat lucu gemes ya, padahal mereka suka baper juga
Hapusbener nih, walaupun belum berumah tangga, banyak saya ketahui kalau anak kecil itu ternyata butuh diapresiasi juga, kalo salah apresiasi malah bisa mengganggu perkembangnya bener gak sih?
BalasHapusbetul banget mas, kembali ke kita aja, kita seneng ga kalau dibegitu begini
HapusAnak yang diapresiasi akan tumbuh dengan rasa percaya diri
BalasHapussetuju banget
HapusWiiih seru sekali yaa, bisa main di atap rumah sama main di kali. Alternatif kegiatam selain main ke mall, murah meriah lagi ya hehe.
BalasHapusTernyata banyak manfaatnya ya meberikan apresiasi kepada anak, tapi emang pujian itu bikin kita jadi merasa ingin melakukan yg terbaik :)
iya seru mbak. Pujian saat kita dewasa saja kita masih seneng, apalagi anak-anak
HapusApresiasi buat anak juga bikin dia pede ya, simpel aja kok: merespon dengan fokus ya
BalasHapusbetul, fokus :)
Hapusself esteem yang buruk semakin dewasa sulit dikendalikan. setuju dengan memberikan apresiasi anak akan semakin sadar bahwa berbuat baik itu sejatinya akan baik
BalasHapusaku pun setuju dengan pendapatmu :)
Hapusyesss kreatif nih permainannya, mbak :) bisa dipraktekkan sesuai usia anakku
BalasHapussiip terimakasih sudah berkunjung
HapusWhuas miris banget ya mba kalau lihat orang tua kasar ke anaknya apalagi di depan umum jelas tambah malu. Jadi makin termotivasi nih untuk mengapresiasi tiap usaha anak.
BalasHapusiya, kita aja malu liatnya dipukul begitu
HapusSetuju penting banget apresiasi ke anak
BalasHapusYang apresiasi emang perlu banget buat anak. Kadang kita suka nggak sadar karena memang sudah seharusnya si anak bisa melakukan hal itu, padahal dia berjuang keras untuk bisa melakukannya tapi ketika bisa kita malah nggak kasih apresiasi.
BalasHapusThank's for remind, Mbak.
kita sering gak sadar, hiks
Hapussama-sama ya
Ngga cuma anak sih mba. Semua orang disekitar kita pasti juga butuh di apresiasi. Tapi anak emang wajib banget tuh diapresiasinnya. Supaya ngga jadi anak yang brutal. Hehe.
BalasHapusKebersamaan seruuu
BalasHapusapresiasi mebuat anak2 merasa dihargai dan bangga ya
BalasHapusBisa main di kali ciliwung ya sekarang, udah bersih sih, hehe. Kalau di daerah saya gak ada yang namanya kali :"). Adanya got, haha.
BalasHapusWaah kalimat 'ah prestasi kamu biasa aja, ngapain kasih hadiah?' Ternyata masuk kategori membully anak ya. Soalnya masih banyak yg mengucapkan hal2 itu. Ma kasih ilmunya ya.
BalasHapusApresiasi pada anak penting banget ya
BalasHapusTanpa disadari ternyata orang tuanya sendiri yang bullya anaknya.
BalasHapusSaya jadi ingat ketika murid ada yang malas2an belajar, lantas Ayahnya bilang, "Belajar yang rajin ya, biar jauh lebih pintar dari Ayah." Kerendahan hati Ayahnya yang bikin dia akhirnya jadi semangat belajar. Ada banyak cara ya bagi parents untuk memotivasi dan melakukan bounding dg anak2nya, termasuk family time bersama Chocopie :)
BalasHapus