Apa cuma perasaanku saja ya? setiap ke
warung, ke minimarket, bahkan ke supermarket, pasti tertampang jejeran permen
beraneka ragam yang menarik di depan kasir. Bisa saja tangan ini mudah untuk
mengambil permen sekalian membayar belanjaan lainnya.
Jika barisan permen cantik tersebut sudah
dilihat anak-anak, mana mungkin mereka tak akan meminta. “Bunda, mau permen
ini, dong”. Tak peduli dampaknya, didalam pikiran mereka bahwa permen itu ya
enak dan manis.
Haruskah melarang anak makan permen?
Bagaimana mensiasati kecanduan anak makan permen
Bagaimana mensiasati kecanduan anak makan permen
Perasaan takut berkecamuk jika melihat mereka
makan permen melulu, takut nanti menjadi batuk, malas makan, ketagihan, giginya
sakit, lidah jadi sedikit luka karena terkena permen yang keras, bahkan ngerinya
malah tersedak, atau makan permen narkoba seperti yang diberitakan beberapa media.
Tetapi bagaimana kalau mereka tidak diberi permen? Hmm, langsung banyak drama, beraksi, ngambek, atau menangis. Bunda dibilang pelit, tidak seperti nenek atau budenya. Anak-anak bisa mendapat permen sesuka hati jika sedang menginap di sana. Heu.. Serba salah deh, masa mau marah di depan ibu mertua? Jika kami tegas pun pasti dibilang, “gak apa-apa sih, biar tahu”.
Lebih buruknya lagi, di luar rumah mereka
malah diam-diam penasaran mencoba. Awalnya melirik-lirik permen yang dipegang
temannya, seperti pengen tahu, lama-lama minta. Norak banget deh..
Seperti Selma anakku, pernah ketahuan
kalau ternyata dia jajan permen. Di dalam tasnya ada sisa bungkus permen. Pernah
juga sesekali aku lihat dia ngeliatin temannya
makan permen, begitu aku beri kesempatan boleh makan permen, Selma begitu
gembira. “Yeayy, terimakasih bunda”.
Aduh, kok jadi kasihan ya kalau begitu
terus menerus. Aku bukan terlalu mengekangnya untuk tidak makan permen, tetapi ingin
menjaga agar dia bisa waspada. Kita harus tetap mendampingi, berada bersama
mereka, memperhatikan jajanan yang dimakannya.
Ketika dahulu kakaknya masih kecil, aku
memang agak tegas memberi aturan bahwa tidak boleh makan permen sembarangan.
Apalagi Shidqi termasuk anak yang mudah sekali alergi dan harus diuap jika sudah terkena batuk. Daripada harus mengeluarkan dana besar untuk berobat,
lebih baik jauhi permen yang harganya tidak seberapa itu.
Padahal dokter pernah bilang, tidak
masalah memberikan anak-anak permen, asal jangan berlebihan dan banyak minum
air putih. Namun karena terlalu waspada, aku harus tetap tegas memberitahu mana
yang boleh dan mama yang tidak.
Kebiasaan tersebut akhirnya terus
terpakai hingga adik-adiknya lahir dan tumbuh besar hingga sekarang. Tetapi ya
itu tadi, jika terlalu dilarang malah membuat anak menjadi penasaran, tidak
bersikap jujur apa adanya.
Akhirnya aku harus adil. Duduk bersama
mendiskusikan perihal makan permen ini. Tidak harus melarang anak makan permen.
Namun, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi jika mereka makan permen, antara
lain:
Permennya harus diseleksi bunda
Kenapa begitu? Setidaknya aku tahu
permen mana yang aman untuk anak-anak. Seperti:
- Merknya sudah jelas terdaftar di BPOM RI dan MUI, sehingga aman dari zat
formalin atau narkoba. Dikemas dalam bungkus yang baik, tidak lembab dan berair.
- Kandungan gula murni, bukan buatan. Cara mengetahuinya yaitu jika permen
dengan gula buatan rasanya akan meninggalkan getir di lidah.
- Permennya harus lunak, tidak keras, sehingga aman di lidah, mudah
digigit, dan tidak tersedak, contohnya Pindy permen susu.
Alhamdulillah selama ini mereka sudah
menurut permen mana yang boleh dimakan. Jika mendapat goodybag yang terdapat permen, alhamdulillah mereka jujur dan
bertanya kepadaku: “Permen ini boleh gak, bunda?”.
Mengajari cara makan permen yang benar
Untuk anak-anak yang belum mengerti cara
makan permen, banyak hal yang harus diajari bagaimana makan permen itu agar tidak membahayakan diri sendiri, seperti tersedak
dan ngerinya malah bisa menutup jalan pernafasannya.
Untuk meminimalisir hal itu biasanya aku memilih permen yang empuk, bentuknya juga mungil. Jadi mudah digigit dan dikunyah. Mulut anak-anak tidak kerepotan makan permen.
Untuk meminimalisir hal itu biasanya aku memilih permen yang empuk, bentuknya juga mungil. Jadi mudah digigit dan dikunyah. Mulut anak-anak tidak kerepotan makan permen.
Atau kita sebaiknya mengajari agar anak-anak tidak berperilaku jorok. Misalkan jangan mau jika ada temannya yang bergantian makan permen dari mulut ke mulut. Apalagi jangan sampai mau menerima
permen dari orang yang tidak dikenal. Ajari pula jika permen sudah jatuh, tak usah diambil
lagi. Ngerinya kalau masuk lagi ke mulut. Yeaakk, sungguh menjijikkan ya. Sebaiknya tetap awasi bagaimana cara mereka makan permen.
Jadikan sebagai hadiah dan tidak berlebihan
Aku suka memberikan permen sebagai
hadiah. Apalagi jika mereka sudah pintar makan sendiri, sudah selesai belajar
mengerjakan tugas, sudah membantu ayah bunda, sudah membereskan mainan sendiri,
dan lain-lain. Diberikannya pun hanya beberapa saja jumlah, tidak berlebihan.
Meskipun pemberian permen tetap aku jatahkan, sehari 5 biji, anak-anak akan tetap senang banget jika mereka akan mendapatkan permen setelah selesai menyapu dan mengerjakan tugas. Gak protes tuh kalau dikasih sedikit.
Meskipun pemberian permen tetap aku jatahkan, sehari 5 biji, anak-anak akan tetap senang banget jika mereka akan mendapatkan permen setelah selesai menyapu dan mengerjakan tugas. Gak protes tuh kalau dikasih sedikit.
Jangan memakan permen sebelum makan.
Syarat lainnya, tidak boleh menyentuh
permen mana pun jika belum makan. Sebaiknya mereka harus makan terlebih dahulu agar
nafsu makannya tetap baik. Jika tetap saja memaksa, sebaiknya kita tetap tegas
mengambil dan menahannya sampai makanan di piring habis.
Bersihkan gigi dan mulut setelah makan permen
Membersihkan mulut dan gigi setelah
makan permen itu berguna agar glukosa tidak berubah asam yang dapat merusak
email gigi. Minimal berkumurlah dengan air, perbanyak minum air putih, dan
lebih baik sikat gigi agar sisa lengket permen bisa hilang.
Memilih permen susu
Alasan aku membolehkan mereka makan
permen adalah karena mengandung susu. Susu bukan saja bernilai gizi baik, namun
ternyata permen susu itu tidak terlalu menjadi penyebab kerusakan gigi, karena
proses asam di mulut bisa diminimalisir oleh kandungan susu.
Salah satu contoh permen susu yang suka
kami konsumsi adalah Pindy permen Susu. Kandungan gulanya sebesar 1 gram dalam
sekali sajian 2,3 gram, mengandung buttermilk
2,47%, lemak susu 1,23%, gelatin sapi, gom Arab, syrup glukosa, dan pengemulsi
lesitin nabati.
Pindy kembang gula lunak rasa susu ini diproduksi oleh PT.
Inasentra Unisatya di Indonesia, tepatnya di Cileungsi kabupaten Bogor. Pilihannya
ada tiga rasa, yaitu susu, susu strawberry, dan coklat susu. Teksturnya kenyal
dan mudah dikunyah. Aku suka banget dengan rasa susu coklatnya, sedangkan
Shidqi lebih suka yang original, kalau Selma dan adiknya malah suka semuanya.
Permen Pindy ini aman dikonsumsi kok. Sudah memiliki izin BPOM RI MD 224510033005 dan MUI 00110067461213.
Sempat kaget sih ketika ada yang bilang
kalau Pindy permen Susu ini bikin anak menjadi ngefly seperti kena narkoba. Wuih, segera aku cari informasinya
dong, apa iya Pindy permen Susu ini mengandung bahan berbahaya? Sudah beberapa
kali kami makan, alhamdulillah tidak apa-apa.
Ealahh, ternyata setelah ditelusuri
pihak kesehatan, usut punya usut anak tersebut habis minum obat batuk yang membuat
tubuhnya sedikit mengantuk, bukan karena makan Pindy permen Susu itu. Hoax
banget deh, terlalu heboh..
Sudah jelas Pindy permen Susu ini aman
dikonsumsi. Coba saja cek informasinya di www.iu.co.id
atau telepon di (021) 56940255. Lebih lengkapnya juga ada di https://www.facebook.com/PermenPindy dan
instagramnya @permenpindy_id.
Intinya makan makanan apa pun itu jangan
berlebihan. Sebagai ibu kita harus tetap tegas memilih jajanan sehat dan tetap
berikan aturan bagaimana mengkonsumsi permen itu. Agar semua aman dan tenang.
Setuju??
Dulu papaku ngebolehin kami makan permen, aku pun ngebolehin anak2 makan permen. Tapi karena takut yg manis2 aku jarang membelikan anak2 permen. Mereka cuma makan permen kalau lagi main ke tempat yg nyediain permen, hahaha.
BalasHapushehe good mommy, memang tetap harus dipantau ya
HapusSaya gak ngelarang anak-anak makan permen sih, asalakan gak berlebihan gak masalah. :D Wong kalau dilarang malah nangis, bikin kerepotan, haha.
BalasHapushehe iya ya ma, yang penting tidak berlebihan
HapusPermen susu mah pasti rasanya enak, emaknya juga doyan ini mah, mwahaha
BalasHapushehe iya permen susu ini memang enak, aku pun doyan
Hapuspermen salah satu makanan yg tdk mengenyangkan, tapi enak. aku sering makan permen kalau dikasih sama temen. kalau beli sih jarang banget kecuali kalau beli sesuatu terus sisa.
BalasHapushehehe iya aku juga gak akan menolak jika dikasih teman
HapusAnak kecil memang pasti suka sama permen ya, mbak. Saya ingat waktu kecil dulu saya nggak tergolong hobi makan permen, tapi kalau dikasih juga tetep seneng banget hehe
BalasHapusDari macam-macam permen, yang paling saya ingat juga permen susu. Kalau dulu ada permen susu yang bungkusnya kuning bergambar sapi
wah sama dong kita, suka permen susu dan gak nolak kalau dikasih
HapusWeh anakku tuh dulu sempat dilarang juga makan permen. Tapi syukurlah skarang ada permen yang bikin orangtua aman dan nyaman :)
BalasHapusiya mbak, aku juga pilih-pilih permen untuk anak-anak
HapusEntah mengapa permen menjadi makanan surga bagi anak2.. memang harus didampingi ya bun, serta minum air putih setelah makan permen agar gigi tetap terjaga
BalasHapusAnak2ku untungnya gak terlalu kecanduan makan permen. Biasa aja..
BalasHapusPermen Pindy, permen lama ya. Makanya anak banyak yang giginya keropos mungkin salah satunya salah memilih permen ya. Apalagi yang banyak kandungan gulanya.
BalasHapusAnak2 boleh makan permen asalkan produknya jelas ya mak.
BalasHapusTrus yang penting ya itu kumur2 atau sikat gigi abis makan permen.
Pindy susu ini enak dan aman ya mba...anakku juga suka. Tapi meski begitu, kita sebagai orang tua hrs tetap membatasi mengkonsumsi permen perharinya, jgn sampai berlebihan
BalasHapussaya mah gak ngelarang anak makan permen sih. tapi itu kudunya tiap malem harus sikat gigi, klo engga wassalam deh tuh gigi.
BalasHapusKoq malah aku yang jadi pingin ngemutin si Pindy ini ya? Hehehe. Kalau anakku gedean dikit dan bisa jajan sendiri ke warung, aku juga harus selektif nih milih jajanannya terutama permen.
BalasHapusDari dulu aku ga prnh melarang anak2 makan permen. Aku juga mikirnya, drpd mereka sembunyi2 ya mba, mending aku izinin di awal. Tapi masalahnya, mereka memang ga suka permen hahahaha.. Kdg2 mau sih nyobain, tp kalo ada coklat, mereka lbh milih coklat dibanding permen :p. Ttp aja, gula juga yeee kaaan -_-. So, aku selalu mengharuskan wajib gosok gigi kalo udh makan coklat :)
BalasHapusBagus nih Mba. Supaya gigi tetap terawat dan sehat
BalasHapus