Narasilia.com - Waspadai
Hyperandrogen Penyebab Munculnya Jerawat Membandel
“Kok jerawat gak sembuh-sembuh, ya?”.
Hhhh..
Rasanya bosan ya, kalau setiap hari menghadapi masalah jerawat yang tidak
kunjung sembuh. Semua macam obat dan perawatan kulit selalu dicoba, sudah
banyak biaya yang dikeluarkan, tetapi hasilnya tidak juga memuaskan, jerawat
tetap saja membandel, muncul lagi, muncul lagi.
Jerawat membandel itu sangat mengganggu penampilan, bikin kita jadi minder.
Sama
sepertiku, sejak kehamilan anak kedua, aku mengalami masalah jerawat yang tak
terkendali. Muncul di pipi, kening, dahi, dan punggung. Padahal sebelum
menikah, wajahku baik-baik saja, berjerawat pun cuma sesekali saja menjelang
haid, itu pun cepat hilang.
Aku
mengira kalau jerawat ini bertubi-tubi muncul karena efek krim wajah yang biasa kupakai sementara diberhentikan. Tetapi ketika konsultasi, dokter kandungan hanya menjawab bisa jadi karena bawaan hamil, hormonnya jadi gak
seimbang. Sarannya, aku cuma dianjurkan untuk mengurangi makan gorengan dan banyak minum
putih.
Setelah
melahirkan, memang beberapa kali jerawat sempat hilang. Apalagi sejak rajin mencuci muka dengan sabun tanpa busa dan minum glukogen. Wajahku kembali berdamai. Senang sih, tapi karena
harganya lumayan mahal, sengaja aku tidak memakainya untuk sementara, eh malah
jadi jerawatan lagi beberapa bulan setelahnya.
Jerawatku muncul lagi, bentuknya benjolan-benjolan besar, sakit jika disentuh, terasa gatal,
meradang berisi nanah, dan bekasnya selalu menghitam. Saking tidak tahan, aku pun berkonsultasi dengan dokter
kulit, tetapi jawabannya tidak memuaskan.
Dokter cuma bilang bisa jadi karena alergi dan pengaruh hormon.
Huh, itu lagi alasannya...
Huh, itu lagi alasannya...
Dokter
gak ngasih tahu itu hormon apa, harus bagaimana, dikasih obat pun tidak, zonk..
Dua ratus ribu keluar cuma mendapat jawaban yang semu, bete gak sih? Mending
buat beli bakso, bisa buat rame-rame, *haha.. sebel.
Waspadai Hiperandrogen, Penyebab Munculnya Jerawat Membandel
Beruntung
pada Selasa lalu aku mendapat undangan dari Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB) untuk
menghadiri acara bincang-bincang kesehatan bersama Guesehat.com dan PT. Bayer
di Cafe Tebet 39, Jakarta.
Di
sana hadir dokter spesialis Aesthetic, Anti Aging & Sexologist, dr. Haekal Yassier Anshari M. Biomed (AAM).
Beliau juga adalah host acara ‘Ayo Hidup Sehat’ di TVOne dan ‘Sex & The
Woman di MNC Health Beauty.
Menurut
dr. Haekal, jerawat yang membandel bisa
menyerang siapa saja, termasuk pada wanita yang sudah menikah dan mempunyai
anak. Hal itu bisa diakibatkan oleh Hiperandrogen,
yaitu gangguan hormonal yang dialami wanita akibat meningkatnya kadar hormon
androgen secara berlebih dalam tubuh.
Hiperandrogen
akan menyebabkan gejala-gejala yang dikenal dengan SAHA syndrome, antara
lain:
- Seboroik (Seborrhea),
masalah kulit bagian atas seperti berketombe, kulit mudah mengelupas, kering
bersisik, memerah, gatal-gatal, dan berminyak lebih. Biasanya menyerang pada
bagian kepala, wajah, hidung, leher, punggung.
- Acne, munculnya jerawat
membandel dan banyak komedo
- Hirsutisme,
pertumbuhan rambut berlebih pada wanita di tempat yang tidak semestinya,
seperti tumbuh kumis, bulu-bulu halus pada kening, lengan dan betis.
- Alopecia,
alias kebotakan. Biasanya ditandai dengan kerontokan rambut, kulit kepala panas
dan gatal, lalu lama kelamaan kepala akan botak.
Perbedaan Jerawat Hiperandrogen Dengan Jerawat Biasa
Menurut
survey, hiperandrogen bisa dialami oleh 10-20% wanita usia produktif hingga menjelang menopause.
Jerawat hiperandrogen sangat berbeda dengan jerawat puber yang sering dialami para wanita usia 15-25 tahun.
Jerawat hiperandrogen sangat berbeda dengan jerawat puber yang sering dialami para wanita usia 15-25 tahun.
Jerawat
puber mah biasanya cuma karena bakteri dan penebalan kulit (keratinisasi), dan
malas cuci muka. Solusinya pun gampang, cukup jaga kebersihan, pakai obat anti
jerawat dan antibiotik pastinya segera sembuh.
dr. Haekal menjelaskan gejala jerawat membandel |
Tetapi menurut dr. Haekal, gejala jerawat hiperandrogen ini akan ditandai dengan tanda-tanda, seperti:
- gejala jerawat yang membandel, sulit dikendalikan,
- susah sembuh meskipun sudah diberi obat maupun salep.
- sering menimbulkan bekas luka (scar), dan
- selalu tumbuh lagi di area tubuh yang kelebihan minyak atau sebum.
Hmm,
pantesan..
Ternyata
inilah jawabannya yang selama ini kucari. Bisa jadi penyebab jerawat
membandelku ini karena pengaruh Hiperandrogen. Usiaku kan sudah lewat 38 tahun,
wajahku juga masih berminyak, alisku tebal, rambut cepat rontok, sering gatal
dan panas.
Penyebab Terjadinya Hiperandrogen Pada Wanita
Jadi apa sih penyebab terjadinya hiperandrogen pada wanita?
Begini,
sebenarnya hormon androgen adalah hormon yang lebih banyak dimiliki oleh tubuh pria,
tetapi wanita juga mempunyai hormon ini. Tentu saja kadar hormon Androgen pada
wanita sangat sedikit dibandingkan pada pria.
Fungsi
hormon androgen pada pria adalah sebagai penunjang terbentuknya efek maskulin
dan organ reproduksi seperti terbentuknya testis, sperma, kumis, jenggot, bulu
dada, jakun, suara yang berat, massa otot, dan libido tinggi.
Sedangkan
hormon Androgen pada wanita tidak sebanyak yang dimiliki pria, fungsinya berperan pada tumbuhnya rambut pada ketiak dan kemaluan, membantu dalam kematangan
sel telur, membantu
meningkatkan gairah seksual, juga bisa mencegah osteoporosis, dan menstabilkan
mood.
Tapi jika kadarnya lebih
dari >1%, wanita akan mengalami hiperandrogen. Hal
ini bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor Endogen (dari dalam) dan
faktor Eksogen (dari luar), antara lain:
A. Faktor Endogen (dari dalam) :
A. Faktor Endogen (dari dalam) :
- PCOs (Sindrom Ovarium Poliskistik), yaitu kondisi terganggunya fungsi ovarium saat usia subur, akibatnya hormon tidak seimbang, kadar hormon androgen meningkat, dan muncul banyak kista
- Hiperplasia fungsi kelenjar adrenal, yaitu kondisi kelenjar adrenal mengeluarkan hormon androgen berlebih
- Adanya tumor pada adrenal, kista pada ovarium, hipophyseal (hormon yang merangsang produksi testosteron), gejala bronkhial
B. Faktor Eksogen (dari luar) :
- Pil kontrasepsi kombinasi dengan efek androgen meningkat
- Pengobatan menggunakan steroid anabolik yang mencegah inflamasi dan menambah stamina tubuh
- Pengobatan kortikosteroid, biasanya obat anti-inflamasi yang digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal-gatal, dan alergi.
Nah, kalau kalian pernah mengalami hal-hal tersebut di atas, berarti bisa jadi jerawat yang muncul bisa diakibatkan karena pengaruh hiperandrogen tadi.
Mengatasi Jerawat Akibat Hiperandrogen
Dr.
Haekal mengatakan, solusi mengatasi masalah kulit karena hiperandrogen, bisa kita lakukan hal-hal berikut ini:
1. Minum Obat Antiandrogen
Biasanya dokter akan mendiagnosa keluhan pasien dengan melihat tanda-tanda umum, dan menggunakan uji laboratorium, kemudian obat
antiandrogen akan diresepkan.
Kita bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan, sekalian bertanya tentang kontrasepsi dan kesehatan rahim. Atau bisa mendatangi dokter kulit. Bahkan dr. Haekal menawarkan pengobatan di kliniknya yang berada di kawasan Jakarta Selatan.
Kita bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan, sekalian bertanya tentang kontrasepsi dan kesehatan rahim. Atau bisa mendatangi dokter kulit. Bahkan dr. Haekal menawarkan pengobatan di kliniknya yang berada di kawasan Jakarta Selatan.
Obat antiandrogen
diberikan kepada pasien bertujuan agar supaya kadar hormon androgen menurun,
kemudian hormon estrogen dan progesteron meningkat, sehingga produksi minyak
berkurang, bulu-bulu halus hilang, dan jerawat pun berkurang.
Obat
antiandrogen ada di dalam pil kontrasepsi kombinasi. Contohnya seperti pada pil
KB merk Yasmin, Diane 35, dan Mycrogynon yang diproduksi oleh PT. Bayer
Indonesia.
Tetapi, tetap berhati-hatilah
menggunakan obat antiandrogen, karena bisa berefek samping seperti mual,
pusing, menurunkan libido gairah seksual, osteoporosis, dan bad mood.
2. Perawatan Wajah
Sebenarnya perawatan wajah yang berjerawat bisa diatasi dengan rajin mencuci muka, tanpa perlu menggunakan kosmetik apa pun.
Karena pada dasarnya, kandungan kosmetik tidak ada yang aman untuk kulit berjerawat, kosmetik pasti mengandung bahan kimia, begitu tips yang disampaikan oleh Firman dari Ziandiova Makeup saat memperagakan Daily Makeup yang simpel untuk sehari-hari.
Karena pada dasarnya, kandungan kosmetik tidak ada yang aman untuk kulit berjerawat, kosmetik pasti mengandung bahan kimia, begitu tips yang disampaikan oleh Firman dari Ziandiova Makeup saat memperagakan Daily Makeup yang simpel untuk sehari-hari.
daily makeup bersama Ziandiova Makeup |
Firman
menambahkan jika jerawat sedang meradang, sebaiknya tinggalkan semua kosmetik,
tidak perlu berdandan hingga jerawat sembuh.
Terus gimana dong, nanti malah terlihat kucel?
Terus gimana dong, nanti malah terlihat kucel?
Tenang,
jika wajah ingin tampil segar, cukup gunakan lipstik, bedak Loose Powder (bedak tabur), Eyeliner mata dan eyebrow untuk alis saja. Tips agar alis lebih terlihat natural, lebih baik gunakan sedikit eyebrow powder
lalu sapukan dengan sisir alis, jangan menggunakan pensil alis.
Begitu
pun dr. Haekal mengatakan saat aku berkonsultasi lebih lanjut, bahwa bedak yang aman biasanya akan diracik dokter
spesialis menggunakan bahan kandungan Retinol, BHA (Beta
Hydroxy Acid), dan asam salicylat.
3. Olahraga Teratur
Olahraga dapat membuat paru-paru sehat, sehingga tubuh mampu meningkatkan aliran oksigen dalam darah dan kulit pun ikut sehat. Apalagi jika keluar keringat, hal ini bisa membersihkan pori-pori kulit dari kotoran dan akhirnya mendapatkan detox alami.
4. Pola Gizi Sehat dan Seimbang
Dr. Haekal bilang, untuk mencegah hormon androgen meningkat lebih baik makan makanan yang mengandung protein seimbang. Panduan gizinya yaitu jangan terlalu banyak makan kacang-kacangan, tahu, tempe, tetapi bisa diimbangi dengan daging rendah lemak. Begitu sebaliknya, jangan terlalu banyak makan sumber protein hewani saja, tetapi harus diimbangi dengan protein nabati.
***
Demikianlah kesimpulan acara pada hari itu. Alhamdulillah,
sekarang jadi semakin mengerti deh, kenapa jerawat ini membandel dan susah
sembuh. Ternyata Hiperandrogen ini penyebabnya. Jika masih penasaran segera
hubungi dokter saja ya dan selalu jaga kesehatan.
Semoga jerawat membandel itu tak muncul lagi. Salam
sehat... (narasilia.com)
waahh infony bagus banget mak :)
BalasHapusSama-sama đđ
HapusMakasih mak infonya. Buat jaga jaga anak mulai pada beger hehe biar tau ilmunya sebelum otak atik jerawat. Thanks. Manfaat bingit đ
BalasHapusHehe siiip
HapusOh ada obatnya jg ya
BalasHapusIya mbak
HapusOalahhh aku baru tau..huhu kayaknya ini aku banget deh.Tapi sekarang muka ku udah lumayan mba pakai sabun kl*rofil dan masker teh hijau tinggal bekas-bekasnya aja pakai bio o*l.
BalasHapusWah makasih infonya nih đđ
HapusLengkap banget infonya mak. Dokternya ganteng ya, ehhh...
BalasHapusAku jadi tahu juga kenapa wanita ada yang nggak cocok sama pil KB atau suntik hormon dan mengakibatkan jerawatan, karena hanya memiliki satu kandungan hormon.
Kita jadi Belajar banyak ya đ
HapusKadang aku juga males cuci muka, kalau kebangeten ya gitu muncul jerawat yaak. Ngeri juga ya akibat hyperandrogen,
BalasHapus200 ribu melayang tanpa hasil yang memuaskan yach MBAK... ? klu tau akan jawabnnya seperti itu mendingan dibelikan saja domain utk blog, hehehe...
BalasHapusinfo diatas membuat saya semakin tahu penyebab jerawat, khususnya pada wanita.
Wah mantap djiwa ini hehehehe.. Saya walaupun udah umur segini, kada masih sering keluar jerawat hehehe
BalasHapussaya dulu jerawatan.. tapi lambat laun ilang sendiri tanpa q apa2in..
BalasHapusmungkin umurnya udah g puber lagi^^
Wahh jerawat ngeganggu klo masa haid apalagi bekas nya nyebelin gak.ilang ilang kayak bayangan mantan hahaha
BalasHapus