“Selamat ya sudah menjadi
ibu”, begitu ucapan yang biasa kita terima ketika telah melahirkan. Bahagia, tapi juga bikin hati nelangsa, ucapan itu justru seperti menantang. Apakah aku bisa
menjadi ibu yang baik?
Awal memiliki anak pertama, aku cukup bangga, merasa telah menjadi ibu segala-galanya untuk Shidqi, waktuku cukup banyak untuknya, selalu ada di setiap waktunya. Bahkan Shidqi sudah lebih mandiri dan bisa membaca latin dan arab sejak usia 3.5 tahun.
Tapi tidak lagi begitu Selma lahir, aku justru lebih banyak menghabiskan waktu mengurus adiknya, sibuk dengan internet karena berjualan online. Orderan banyak, sibuk melayani sms, dan brat-bret-brat-bret membungkus paket kiriman supaya segera bisa dijemput jasa kurir. Kukerjakan sendirian.
Tapi akhirnya Shidqi dan Selma mulai kehilangan waktu bersamaku. Tanpa terasa Selma semakin besar, mulai asik main di luar bersama anak tetangga, sedangkan Shidqi asik main komputer.
Sesekali aku hanya menengok mengawasi apa yang mereka kerjakan, mengingatkan makan dan istirahat. Selebihnya kembali kepada pekerjaanku, di dapur, di sumur, di internet.
Aku baru benar-benar bisa berkumpul saat waktu maghrib untuk sholat berjamaah maupun mengajari mereka mengaji. Alhamdulillah, kegiatan belajar mereka tidak menurun, semua baik-baik saja, mungkin karena ada bantuan dari interaksi ayahnya ya?.
Awal memiliki anak pertama, aku cukup bangga, merasa telah menjadi ibu segala-galanya untuk Shidqi, waktuku cukup banyak untuknya, selalu ada di setiap waktunya. Bahkan Shidqi sudah lebih mandiri dan bisa membaca latin dan arab sejak usia 3.5 tahun.
Tapi tidak lagi begitu Selma lahir, aku justru lebih banyak menghabiskan waktu mengurus adiknya, sibuk dengan internet karena berjualan online. Orderan banyak, sibuk melayani sms, dan brat-bret-brat-bret membungkus paket kiriman supaya segera bisa dijemput jasa kurir. Kukerjakan sendirian.
Tapi akhirnya Shidqi dan Selma mulai kehilangan waktu bersamaku. Tanpa terasa Selma semakin besar, mulai asik main di luar bersama anak tetangga, sedangkan Shidqi asik main komputer.
Sesekali aku hanya menengok mengawasi apa yang mereka kerjakan, mengingatkan makan dan istirahat. Selebihnya kembali kepada pekerjaanku, di dapur, di sumur, di internet.
Aku baru benar-benar bisa berkumpul saat waktu maghrib untuk sholat berjamaah maupun mengajari mereka mengaji. Alhamdulillah, kegiatan belajar mereka tidak menurun, semua baik-baik saja, mungkin karena ada bantuan dari interaksi ayahnya ya?.
Dari segi pelajaran memang sih baik, tapi ternyata ada yang berbeda pada psikologinya. Pernah suatu hari aku mulai merasakan sesuatu pada Shidqi. Dia cenderung pendiam, murung, malas main, dan mudah marah kepada adiknya.
Kalau ditanya hanya gitu-gitu saja jawabnya, mesti dikorek pelan-pelan, baru deh mau mencurahkan hatinya.
Olala, ternyata dia mulai merasa kesepian dan bosan di rumah. Aku sadar, kami sudah jarang sekali pergi piknik bersama.
Hal yang kami lakukan hanya kumpul di rumah, memberinya kegiatan anak pada umumnya. Ada mainan, buku, tontonan edukasi, tapi nyatanya masih saja pada asik sendiri-sendiri.
Aahh, jadi merasa bersalah banget deh. Aku lalai, tidak becus menemaninya. Jujur, sejak ada adik?? Hiks, dia sempat aku cuekin.. *plak.
Sejak itu, aku mulai kembali melakukan perbaikan pada hubungan kami. Aku bertanggung jawab untuk dapat mengakrabkan kembali, antara ayah, bunda, kakak, dan adik.
Aku melakukan bonding.
Salah satunya melibatkan dirinya untuk bekerja sama denganku, membantu bikin kue, mengajari dia goreng nuget, bikin makanan kesukaannya deh.
Saat itulah aku gunakan untuk mengobrol dengannya. Alhamdulillah, dia jadi lebih gembira dan cukup membantu meringankan beban tugasku.
Manfaat bonding adalah untuk mengembalikan kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Jika suasana di rumah nyaman, bersahabat, saling menyayangi, anak-anak akan tumbuh berkembang dengan optimal, merasa bahagia, percaya diri, dan merasa dicintai.
Saat beradu pendapat dengan Selma, aku pun juga tidak langsung menyalahkan dirinya. Aku uraikan dulu apa masalah yang membuat mereka berantem.
Jika memang adiknya yang bersalah, ya adiknya yang ditegur. Demikian sebaliknya, jika Shidqi yang suka meledek, aku berusaha membuat mereka langsung bermaaf-maafan, dan berpelukan.
Semua itu aku lakukan agar hubungan batin kami saling terkoneksi, mereka tetap saling menyayangi, meski tetap ada berantemnya, tapi setidaknya mereka sudah belajar bagaimana menyelesaikan masalah.
Pentingnya Premium Bonding Moment
Mungkin para ibu-ibu di sini juga
merasakan seperti diriku tadi ya? Rasanya waktu yang tersisa sudah cukup padat merayap. Apalagi jika anda adalah seorang ibu bekerja di luar rumah. Waktu
untuk bersama anak-anak mulai sedikit, bertemu hanya pada pagi atau malam hari
saja, selebihnya mungkin hanya ketemu di video call.
Apakah anda merasa bersalah juga?
Jangan khawatir bun, semua sepertinya pernah mengalaminya kok. Dan pasti ada solusinya. Sah-sah saja kita bekerja membantu meringankan beban ekonomi, asalkan jangan terbuai dengan kesibukan dan melupakan tugas penting sebagai ibu.
Yang penting kualitasnya, bukan kuantitasnya, artinya sesibuk apa pun, kita harus tetap melakukan pendekatan dengan anak-anak.
Walaupun cuma sebentar, namun berkualitas. Jangan sebaliknya, sering berada di tengah anak-anak, tapi gak ada kesan apa-apa, bagai tong kosong, sama juga boong.. *noted.
Alhamdulillah, seminggu lalu pada tanggal 10 Desember 2017, aku sekeluarga dan para momblogger dari Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) lainnya datang ke Harlequin Bistro yang berada di Kemang, Jakarta. Kami hadir di acara LOTTE Choco Pie “Mother’s Day, together.” ini.
Kami diajak untuk kembali mengadakan kampanye Pentingnya Premium Bonding Moment, minimal dalam waktu 9 menit dalam sehari.
Acara ini seperti membenarkan opiniku tadi. Bonding adalah usaha membentuk ikatan jiwa antar anggota keluarga. Waktu 9 menit itu sebentar lho, tapi jika berkualitas, pastinya anak-anak tetap merasakan kehangatan kasih sayang ibu dan ayah.
Manfaat bonding adalah untuk mengembalikan kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Jika suasana di rumah nyaman, bersahabat, saling menyayangi, anak-anak akan tumbuh berkembang dengan optimal, merasa bahagia, percaya diri, dan merasa dicintai.
Dalam acara hebat ini, juga dihadiri oleh:
1. Hiroaku Ishiguro (Presiden Director of LOTTE Indonesia),
Apakah anda merasa bersalah juga?
Jangan khawatir bun, semua sepertinya pernah mengalaminya kok. Dan pasti ada solusinya. Sah-sah saja kita bekerja membantu meringankan beban ekonomi, asalkan jangan terbuai dengan kesibukan dan melupakan tugas penting sebagai ibu.
Yang penting kualitasnya, bukan kuantitasnya, artinya sesibuk apa pun, kita harus tetap melakukan pendekatan dengan anak-anak.
Walaupun cuma sebentar, namun berkualitas. Jangan sebaliknya, sering berada di tengah anak-anak, tapi gak ada kesan apa-apa, bagai tong kosong, sama juga boong.. *noted.
Alhamdulillah, seminggu lalu pada tanggal 10 Desember 2017, aku sekeluarga dan para momblogger dari Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) lainnya datang ke Harlequin Bistro yang berada di Kemang, Jakarta. Kami hadir di acara LOTTE Choco Pie “Mother’s Day, together.” ini.
Kami diajak untuk kembali mengadakan kampanye Pentingnya Premium Bonding Moment, minimal dalam waktu 9 menit dalam sehari.
Acara ini seperti membenarkan opiniku tadi. Bonding adalah usaha membentuk ikatan jiwa antar anggota keluarga. Waktu 9 menit itu sebentar lho, tapi jika berkualitas, pastinya anak-anak tetap merasakan kehangatan kasih sayang ibu dan ayah.
Manfaat bonding adalah untuk mengembalikan kebersamaan dan kebahagiaan keluarga. Jika suasana di rumah nyaman, bersahabat, saling menyayangi, anak-anak akan tumbuh berkembang dengan optimal, merasa bahagia, percaya diri, dan merasa dicintai.
Dalam acara hebat ini, juga dihadiri oleh:
1. Hiroaku Ishiguro (Presiden Director of LOTTE Indonesia),
2. Vera
Itabiliana Hadiwidjojo (Children
& Adolescent Psychologist)
3. Oci C. Maharani (Brand Manager of LOTTE Indonesia)
4. Carissa Puteri (Brand Ambassador LOTTE Indonesia)
Aku
ikut bahagia, karena acara ini dikemas dengan sangat pas untuk kumpul bareng keluarga. Di sana ada playground yang besar dan
seru, anak-anak bisa main bersama orangtua hampir selama sejam lebih. 3. Oci C. Maharani (Brand Manager of LOTTE Indonesia)
4. Carissa Puteri (Brand Ambassador LOTTE Indonesia)
Selanjutnya mulai pukul 10.30 WIB, para ibu dipersilahkan masuk ke ruangan untuk menjadi saksi diskusi ringan dari para narasumber.
Pada kesempatan awal, ibu Vera Itabiliana menjabarkan bahwa ada pergeseran budaya pada keluarga modern. Mulai pagi hingga malam hari semua sibuk dengan tekhnologi.
Tekhnologi itu adalah gadget dan internet. Hampir semua anggota keluarga menggunakan sarana telekomunikasi seperti handphone yang difasilitasi dengan aplikasi chatting.
Bukan hal yang jelek sih, tetapi tetap saja jika tidak digunakan dengan baik, akan meregangkan hubungan batin yang sebenarnya lebih penting jika dilakukan dengan ikatan panca indera.
Bahkan ada lho kasus seorang ibu yang mengajak makan kepada anak-anak dan suaminya tanpa harus memanggil ke setiap ruangan. Sang ibu cukup mengirim pesan: “ayo makan, masakan sudah matang”, ke seluruh anggota keluarga dengan menggunakan whatsapp. Haha, keren kaaan?
Pas di meja makan juga bukannya bersitatap, ngobrol atau saling mendengarkan curhat, tetapi masing-masing malah asyik sendiri. Ayah dengan laptopnya, anak-anak dengan tabletnya, dan mama dengan handphone.
Hal ini sesuai dengan survey Perilaku Internet ibu Di Indonesia, menurut Asian Digital Survey Moms 2015, seperti tabel dibawah ini:
Dan perilaku internet pada anak sesuai survey Children and parents: media use and attitudes report, 2017, lihat pada tabel berikut:
Semua beralasan bahwa gadgetnya lebih penting, untuk mencari jawaban soal sekolah, resep masakan, masalah politik, atau infotaiment supaya gak merasa ketinggalan jaman.
Oalah bu, di sini ibu Vera kembali menyadarkan untuk kita semua supaya kembali mengambil peran sebagai penengah. Ibu harus bisa mengambil sikap “tune into the same frequency”, agar terjaga kualitas kebersamaan dan keterikatan keluarga tetap utuh.Ibu harus paham apa yang sedang trend di obrolan anak-anak. Ibu harus tahu secara keseluruhan masalah, baik di sekolah, juga dalam keseharian anak-anak dalam bersosialisasi dengan sekelilingnya.
Ironisnya, jika kita lalai, anak akan semakin tumbuh besar dan mulai tak mau berkumpul dengan mama papanya. Pada saat usia selepas SD, anak-anak lebih suka berkumpul dengan teman-temannya.
Oh, rasanya rugi banget ya jika kita kehilangan moment penting itu. Jika rindu melanda, waktu-waktu tidak mungkin bisa diputar kembali kan?
Saat bersama anak, ibu mendapatkan kesempatan untuk mencurahkan asah, asih, asuh. Ibu masih bisa memiliki kesempatan menanamkan nilai akidah, akhlak, tata krama, dan kematangan jiwa serta pikiran.
Ibu bisa melakukan Premium Bonding Moment secara konsisten. Cari waktu yang tepat, sisihkan setidaknya 9 menit saja. Pastikan mulai di saat ibu dan anak sama-sama rileks, seperti :
1. Pada saat mulai tidur malam tidur, sama-sama menggosok gigi, lalu membacakan buku sebelum tidur.
2. Pada pagi hari, ketika membangunkan mereka dari tidur. Berikanlah sentuhan lemah lembut, mengajaknya berdoa, lalu memeluknya sambil menggendong ke kamar mandi.
Jika sudah besar, kita bisa merangkulnya untuk mengajak berwudhu dan sholat berjamaah.
3. Saat menjemput sekolah, kita bisa ajak mereka bercakap-cakap tentang kegiatannya hari itu bersama guru dan teman.
4. Waktu maghrib adalah waktu yang pas bagiku untuk melakukan Premium Bonding Moment. Sholat maghrib berjamaah, mengaji, lalu bercerita bisa membuat anak-anak merasa dekat dengan orangtuanya tanpa gangguan apa pun.
5. Begitu pun selepas isya, kami kembali berkumpul setelah sholat untuk makan malam bareng, atau nonton sebentar sambil makan LOTTE Choco Pie, dong. Di sinilah kita bisa memantau apa saja tayangan yang anak-anak sukai.
6. dan lain-lain (bisa anda buat sendiri ya..)
Yakinlah bu, apa pun yang kita lakukan bersama dengan anak-anak akan membuat mereka jadi lebih percaya diri dan merasa dicintai.
Hal ini juga terlihat dari Quenzi, putra dari Carissa Putri. Walaupun mamanya sibuk dengan dunia keartisannya, bisnis restorannya di dua tempat, tetapi ikatan batinnya tetap terlihat sangat erat.
Carissa selalu melakukan Premium Bonding Moment pada saat Quenzi makan, bermain, dan hendak tidur. Atau jika dia sedang di luar rumah, tak lupa selalu mengajak berkomunikasi melalui telepon atau video call.
Quenszi maunya sama mama bukan sama balon |
LOTTE Choco Pie “Mother’s Day, together.”
Ibu Oci C. Maharani juga berkesempatan menyampaikan maksud LOTTE Choco Pie mengadakan acara demi acara menjelang Hari ibu nanti. Tanggal 22 Desember 2017 adalah hari dimana semua orang sebaiknya menghargai seorang ibu dan juga mengingatkan kembali tugas ibu yang penting untuk keluarganya.
LOTTE Choco Pie ikut bersama mendukung Premium Bonding Moment dan berharap agar para ibu terinspirasi dan membuat kebersamaan lebih bermakna dengan menciptakan pengalaman yang lebih terbuka, menyenangkan, sehingga bisa mengakrabkan keluarga.
Di akhir tahun 2017 ini, LOTTE Choco Pie kembali mengajak para ibu memaknai setiap momen keterikatan dengan kebersamaan yang lebih berkualitas melalui “Together, more.”, sebagai komitmen untuk mempererat keluarga Indonesia.
Antara lain dengan:
1. LOTTE Choco Pie melakukan kunjungan ke beberapa sekolah terpilih di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang juga Depok. Aktifitas ini bertujuan untuk mengajak ribuan siswa mengekspresikan rasa sayang dan rasa terima kasih untuk ibu mereka masing-masing.
Mereka menuliskannya pada kartu khusus, kemudian nanti diberikan kepada ibu disertai dengan dua LOTTE Choco Pie untuk dinikmati bersama. *Asyik bangeet.. nyam..nyam.
Seperti hari itu, aku dan Shidqi juga diberi kartu quesioner yang pertanyaannya sama. Tapi jawabannya tidak boleh saling memberitahu. Pas dikroscek, bikin kami mesem-mesem malu, ternyata hanya beberapa saja yang sama, haha..
habis membahas hasil quesioner |
2. LOTTE Choco Pie juga menampilkan video bertajuk “Commitment – Janji Seorang Ibu” yang dihadirkan perdana hari acara minggu lalu, sebagai inspirasi kepada para ibu di Indonesia dalam membangun dan menjaga keluarga yang harmonis. Coba lihat di sini, bikin terharu deh, hiks:
Video ini merupakan apresiasi pada inisiatif ibu-ibu di Indonesia yang telah mendedikasikan dirinya untuk keluarga, walau pun dirubung kesibukannya sehari-hari.
3. LOTTE Choco Pie mengadakan Online Photo & Story Contest bersama buah hati. Hadiahnya 1 paket liburan keluarga ke Jepang, Smartphone, Kitchen Appliances, dan Voucher Belanja & Tumbler Eksklusif. *Wow, banyak bangeeet.
Sudah pada ikutan belum bu?
4. LOTTE Choco Pie juga akan memberikan Video Spesial pada tanggal 21 Desember nanti, pastikan terus pantau ya, akan diberikan kejutan deh.
Gimana bu?
Sudah siap kembali mengakrabkan keluarga?
Dengan semua program diatas, semoga moment Hari Ibu nanti akan memberi inspirasi pada ibu agar keluarga Indonesia kembali utuh dan selalu bahagia.
Bismillah, semoga kita bisa ya, bu...!
Sudah siap kembali mengakrabkan keluarga?
Dengan semua program diatas, semoga moment Hari Ibu nanti akan memberi inspirasi pada ibu agar keluarga Indonesia kembali utuh dan selalu bahagia.
Bismillah, semoga kita bisa ya, bu...!
Keren acaranya, bagian isi kuisioner paling aku suka hehe
BalasHapusHaha iya, bikin malu hati krn gak kompak jawabannya
Hapusmemang tantangan sekarang itu gadget ya mbak
BalasHapusanak jadi suka main HP
semoga bisa terus dekat dengan putraputrinya mbak...
Iya tantangan berat melawan HP, emaknya aja sering pegang HP, hehe.. Amiin terimakasih doanya mas
HapusSeru kali mba,ada WA grup keluarga. Mungkin kalau tujuannya biar ga teriak teriak karena rumahnya besar hehehe. Jadi manggil pake WAG.Tapi ngobrol bareng dan premium bonding tetap penting ya.
BalasHapushehe iya biar gak teriak, atau saking lelahnya si ibu. Yups stuju, bonding bersitatap muka itu lebih baik
Hapusanakku jarak lahirnya juga berdekatan... enggak ada ceritanya yang besar kudu mengalah, yang salah lah yang wajib mengalah dan minta maaf...
BalasHapusbetul, aku sangat setuju dengan metode ini, si sulung pun jadi gak merasa minder karena harus mengalah terus sama adik :)
HapusGimana gitu ya pas tau jawaban kuisionernya beda sama anak padahal tiap hari bareng :)
BalasHapushehe iya, jadi merasa gak kompak, ya mbak
HapusOalah dirimu jualan OL juga to mbak, makanya harus gercep karena cust dan abang kurir menanti hehe. Tuhh kan waktu cepet berlalu ya, Sidqi dan Selma tahu-tahu sudah bis amemilih mana yang jadi kesibukannya dalam mengisi waktu. Bener banget nih, kesentil sama videonya LOTTE yang mengisahkan janji seorang ibu pada anaknya. Duhh baper maksimal aku nontonnya mbak, semoga kita makin pinter ya makin kesini hehe
BalasHapusaamiin, iya jadi ibu bukan berarti bener selamanya, harus terus belajar sampai kapan pun :)
HapusAcara nya keren nih cocok untuk mendekatkan anak dan ibu
BalasHapustugas orang tua memang sulit ya
harus paham apa yg di inginkan anak
selamat hari ibu buat semua ibu2 di indonesia
iyap, betul Di. Tugas orangtua harus memantau anak-anak secara fleksibel, gak bisa lagi kaku, anak-anak harus dipahami juga. Terimakasih Di, atas ucapannya
HapusAlhamdulillah mendapat support system dari suami juga ya mba, memang tidak ada ibu yg sempurna, tapi maksimalkan waktu kebersamaan dengan anak selama raga masih sehat.
BalasHapusiya mau gak mau ayahnya harus turun tangan juga, hehe, kewalahan juga kalau ibunya aja yg menghandle. Iyap yg penting tetap ada waktu bersama
HapusSemoga dengan bonding ini hubungan ortu dan anak indah hingga dewasa ya, mak
BalasHapusaamiin ya robbal alamiin, terimakasiih mak
HapusKomunikasi itu.memang sangat penting. Apalagi saya berjauhan dgn suami.jadi hanya komunikasi yg kami utamakan
BalasHapusooh semoga tetap ada bonding meskipun berjauhan ya mbak, kan sekarang fasilitas video call sudah ada
HapusIronis ya, teknologi mendekatkan yang jauh dan di saat yang bersamaan; menjauhkan yang dekat. Makanya biar dibilang Mama Kepo, aku suka "maksain" diri untuk ngobrol dengan anak-anak. Apalagi kalo anak sudah remaja, cenderung melakukan filter; hal apa yang mau mereka bicarakan dengan ortu, mana yang ngga. Padahal sebagai mama kepo, aku pengen tahu semuanya hahaha
BalasHapusbetul banget mbak, teknologi bagai mata pisau. Hehe aku mau ngikutin tipsnya mbak Ratna ahh, aku kan juga mama kepo
HapusJadi punya pengetahuan tambahan nih kalau nanti punya anak hihihi
BalasHapussemoga bermanfaat :)
HapusPremium Bounding ini 9 minutes.
BalasHapusSudahkah kulakukan?
Hicks... Jadi melow nih MakQi ��
semangat mbak Diii, no body perfect kok :)
HapusWah, jadi tahu banyak tentang pengasuhan anak nie Mbak. Jadi pembelajaran buat kita para calon ibu. Terima kasih sharingnya mbak. Lengkap banget.
BalasHapussama-sama, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan ya :)
HapusSeneng deh kalau ada acara Blogger yang melibatkan keluarga, jadi lebih mengakrabkan kita
BalasHapusiya, alhamdulillah :)
Hapuswak tu bersama klg hrs ditingkatkan ya, aku selalu ngumpul di tempat tdrku sambil ngobrolin apa saja, jd momen ini momen yg selalu dirindukan apalagi anak2 sudah gak di rumah lagi
BalasHapus