Masyaallah, hampir sebulan ini aku absen nulis. Blognya kosong banyak debu. Bersamaan diriku sibuk mengurus bayiku -Syadid- yang pilek dan batuk berat, sepertinya kena debu dan kuman juga nih. Cuaca memang tak menentu.
Hidungnya meler, air matanya sering mengalir karena efek demam, dan batuknya menyiksa, menyentak-nyentak keras seperti orang tersedak air minum.
Dia jadi malas makan. Iih, serba salah deh. Gak makan, badannya lemes. Kalau makan, batuknya bikin muntah, langsung ludes terbuang. Badannya jadi terlihat kurus dan lesu. Dahaknya susah keluar, nafasnya nampak tersengal-sengal, dan bunyinya grok-grok-grok. *Oh, kasihan..
Biasanya kalau sudah begini, andalanku adalah memberikan obat uap dari alat nebulizer. Kuberikan kepada anak-anak jika sedang batuk. Fungsinya untuk mengencerkan lendir dan dahak, agar mudah dikeluarkan melalui muntah atau pup-nya. Jika sudah diuap biasanya saluran napasnya sedikit lega. Batuknya tidak terlalu heboh lagi.
Kok mesti diuap, kenapa gak diminumin obat batuk saja?
Dulu aku berfikir seperti itu. Namun penjelasan dokter Susi Putri Wihadi, Sp.A, MM, (dokter langganannya ketiga anakku), kita tidak boleh sembarangan memberi obat batuk tanpa mengerti apa penyebabnya.
Lebih baik kita konsultasi lebih lanjut sebelum "nekat" ngasih obat batuk sembarangan.
Pilek, batuk berdahak, ditambah demam itu merupakan alarm tubuh yang memberi tahu adanya virus atau bakteri yang mengganggu.
Biasanya, dahak itu muncul dari lendir dan kuman yang berlebihan, mengendap di paru-paru, membentuk sputum dan dapat menghambat pernapasan karena lengket.
Si kuman inilah yang harus diselidiki, dites dulu melalui uji laboratorium darah dan urin, serta foto thorax di radiologi.
Jika hasil leukosit tinggi dan foto thorax terlihat banyak kabut putih, biasanya dokter bisa menentukan jenis penyakit paru-paru yang menyerang.
Cara tercepat menghalau "kabut putih" dalam paru-paru itu, dokter anak akan merujuk dilakukan terapi uap melalui nebulizer. Jika dibandingkan obat minum, terapi uap ini lebih tepat sasaran ke saluran pernapasan atas maupun bawah.
Namun kebetulan saja, hari itu, obat uapnya sudah habis. Kami harus pergi ke rumah sakit untuk meminta resep larutan nebulizer (nebulizer suspension), sekalian kontrol kesehatan dan tumbuh kembang Syadid.
Aku tak boleh lalai lagi, kelamaan membiarkan si kecil batuk dapat membuat mereka mengalami gangguan pernapasan hebat.
Aku kapok. Dahulu, sembilan tahun yang lalu, anak pertama kami, Shidqi, malah masuk PICU (Pediatric Intensive Care Unit), ruang ICU khusus anak, akibat batuknya tidak tertangani dengan baik. Akhirnya napasnya tersengal-sengal, sesak napas, padahal dia bukan pengidap asma.
***
Pengalaman dahulu itu menjadi hikmah besar. Kami mulai paham pada alur penanganan dokter terhadap pasien yang terserang batuk berat. Selain meresepkan obat yang diminum, dokter akan lebih dahulu menganjurkan pasien segera melakukan terapi uap di bagian fisioterapi.
"Habis ini, ke ruang fisioterapi ya, batuknya diuap saja", ujar dokter.
Nah, benar kan?
"Hmm, maaf dok. Begini, kami sudah punya alatnya. Boleh gak kami minta resep obat uapnya saja? nanti kami uap di rumah", pintaku spontan, mumpung dokter sedang menulis resep obat.
Hidungnya meler, air matanya sering mengalir karena efek demam, dan batuknya menyiksa, menyentak-nyentak keras seperti orang tersedak air minum.
Dia jadi malas makan. Iih, serba salah deh. Gak makan, badannya lemes. Kalau makan, batuknya bikin muntah, langsung ludes terbuang. Badannya jadi terlihat kurus dan lesu. Dahaknya susah keluar, nafasnya nampak tersengal-sengal, dan bunyinya grok-grok-grok. *Oh, kasihan..
Biasanya kalau sudah begini, andalanku adalah memberikan obat uap dari alat nebulizer. Kuberikan kepada anak-anak jika sedang batuk. Fungsinya untuk mengencerkan lendir dan dahak, agar mudah dikeluarkan melalui muntah atau pup-nya. Jika sudah diuap biasanya saluran napasnya sedikit lega. Batuknya tidak terlalu heboh lagi.
Kok mesti diuap, kenapa gak diminumin obat batuk saja?
Dulu aku berfikir seperti itu. Namun penjelasan dokter Susi Putri Wihadi, Sp.A, MM, (dokter langganannya ketiga anakku), kita tidak boleh sembarangan memberi obat batuk tanpa mengerti apa penyebabnya.
Lebih baik kita konsultasi lebih lanjut sebelum "nekat" ngasih obat batuk sembarangan.
Pilek, batuk berdahak, ditambah demam itu merupakan alarm tubuh yang memberi tahu adanya virus atau bakteri yang mengganggu.
Biasanya, dahak itu muncul dari lendir dan kuman yang berlebihan, mengendap di paru-paru, membentuk sputum dan dapat menghambat pernapasan karena lengket.
Si kuman inilah yang harus diselidiki, dites dulu melalui uji laboratorium darah dan urin, serta foto thorax di radiologi.
Jika hasil leukosit tinggi dan foto thorax terlihat banyak kabut putih, biasanya dokter bisa menentukan jenis penyakit paru-paru yang menyerang.
Cara tercepat menghalau "kabut putih" dalam paru-paru itu, dokter anak akan merujuk dilakukan terapi uap melalui nebulizer. Jika dibandingkan obat minum, terapi uap ini lebih tepat sasaran ke saluran pernapasan atas maupun bawah.
Namun kebetulan saja, hari itu, obat uapnya sudah habis. Kami harus pergi ke rumah sakit untuk meminta resep larutan nebulizer (nebulizer suspension), sekalian kontrol kesehatan dan tumbuh kembang Syadid.
Aku tak boleh lalai lagi, kelamaan membiarkan si kecil batuk dapat membuat mereka mengalami gangguan pernapasan hebat.
Aku kapok. Dahulu, sembilan tahun yang lalu, anak pertama kami, Shidqi, malah masuk PICU (Pediatric Intensive Care Unit), ruang ICU khusus anak, akibat batuknya tidak tertangani dengan baik. Akhirnya napasnya tersengal-sengal, sesak napas, padahal dia bukan pengidap asma.
- kisah Shidqi di sini: Terapi Uap Di Rumah Saja.
***
Pengalaman dahulu itu menjadi hikmah besar. Kami mulai paham pada alur penanganan dokter terhadap pasien yang terserang batuk berat. Selain meresepkan obat yang diminum, dokter akan lebih dahulu menganjurkan pasien segera melakukan terapi uap di bagian fisioterapi.
"Habis ini, ke ruang fisioterapi ya, batuknya diuap saja", ujar dokter.
Nah, benar kan?
"Hmm, maaf dok. Begini, kami sudah punya alatnya. Boleh gak kami minta resep obat uapnya saja? nanti kami uap di rumah", pintaku spontan, mumpung dokter sedang menulis resep obat.
"Oh, sudah punya. Oke, kalau begitu tinggal saya tambahkan saja resep obat nebu-nya ya. Nanti berikan sesuai takaran yang saya cantumkan".
"Terimakasih, ya dok. Oya, tolong sekalian yang banyak, dok. Untuk stok, jaga-jaga kalau batuknya muncul lagi", pintaku lagi. *ngelunjak, hihi...
Beruntung, dokter anaknya memang baik hati. Bisa diajak kerjasama oleh ibu pasien macam begini. Urusannya jadi lebih cepat, kami tak perlu lagi mengantri untuk terapi. Cukup mengurus pembayaran, menuju apotik dan segera pulang.
Alhamdulillah, gak mau berlama-lama di rumah sakit. Sampai di rumah, Syadid udah bisa mandi, makan, lalu minum obat dan leyeh-leyeh nonton tivi sambil diuap. Batuknya bisa diatasi dengan cepat. Hati kami pun ikut tenang.
Beruntung, dokter anaknya memang baik hati. Bisa diajak kerjasama oleh ibu pasien macam begini. Urusannya jadi lebih cepat, kami tak perlu lagi mengantri untuk terapi. Cukup mengurus pembayaran, menuju apotik dan segera pulang.
cepat teratasi dan tenang jika di rumah |
Alhamdulillah, gak mau berlama-lama di rumah sakit. Sampai di rumah, Syadid udah bisa mandi, makan, lalu minum obat dan leyeh-leyeh nonton tivi sambil diuap. Batuknya bisa diatasi dengan cepat. Hati kami pun ikut tenang.
Alasan Memiliki Alat Nebulizer Sendiri
Beberapa bulan ini stastistik tulisanku yang lain mengenai terapi uap juga meningkat tajam. Sempat heran juga sih, apa jangan-jangan banyak pembaca yang memiliki keluhan gangguan pernapasan juga?
Malah ada yang bertanya melalui email:
Dear bunda,
Mau tanya beli nebulizernya dimana?
Takaran obatnya bagaimana?
Sore bunda,
Saya menderita sesak nafas, ingin beli alat uap seperti bunda. Cara pakainya gampang ya? Takaran obatnya gimana ya?
Begitulah penggalan email-email yang masuk ditujukan kepadaku. Dan aku balas dengan jawaban yang kutahu, sesuai pengalamanku.
Dahulu, sebelum membeli Nebulizer, kami mempertimbangkan semuanya secara matang. Semua informasi kami cari. Meskipun kami tahu harganya mahal, tetapi tekad itu tetap bulat.
Banyak hal baik yang didapat jika kita membeli dan memiliki alat nebulizer sendiri. Bahkan itu pun kami diskusikan dahulu dengan dokter yang merawat Shidqi. Karena alasan-alasan baik inilah, akhirnya kami mantap membelinya, yaitu:
- Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernapasan.
Jika bayi atau si kecil sudah batuk, sering kali sulit mengeluarkan dahak. Dahak yang tidak keluar akan menambah bakteri berkembang biak, lendir dahak semakin banyak. Akibatnya respirasi oksigen pada paru-paru menjadi tidak sempurna. Bahkan jika oksigen tak mampu tersirkulasi ke otak, akan menyebabkan kejang, seperti dokter khawatirkan.
Dengan adanya nebulizer di rumah, kita dapat memberikan pertolongan pertama pada pernapasannya sebelum pergi ke dokter, atau bisa jadi malah sembuh duluan.
Atau jika sesak nafas karena asma, alergi, kedinginan, kita langsung cepat tanggap dan gak perlu panik.
PENTING: jangan anggap nebulizer ini tabung oksigen ya. Beda banget. Oksigen kan berisi O2, kalau nebulizer itu bisa diisi larutan obat pengencer dahak, atau obat asma, atau obat pelega pernapasan lainnya.
- Menyingkat Waktu Lebih Cepat
Bayangkan jika kita harus membawa anak-anak menuju rumah sakit. Berapa lama waktu yang dicapai? Mungkin bisa sejam dua jam lebih.
Belum dihitung antrinya di ruang dokter atau fisioterapi, di kasir untuk pembayaran, dan di apotik saat nebus obat. Bolak-baliknya itu membuat anak semakin lelah. Kita pun ikut senewen. Tuh kaya Shidqi waktu kecil, kecapekan antri.
Foto ini saat Shidqi kecil, momen lucu dan kasihan, lihat gayanya capek nunggu antrian. |
Syukurlah jika mudah dapat tempat di UGD dan segera dapat perawatan. Kalau malah penuh? Semoga saja si kecil masih tahan ya pak, bu. Kalau dia sudah tak kuat, hiks..
- Punya Nebulizer Sendiri itu Hemat Biaya
Terapi gangguan pernafasan itu gak main-main lho pak, bu. Semua membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sekali terapi inhalasi di fisioterapi bisa memakan biaya mulai Rp. 100,000. Biaya terapi tiap rumah sakit pasti berbeda.
Jika kami berhitung:
Dulu Shidqi harus diterapi 3-4x sehari, berarti senilai Rp. 400,000 harus keluar dalam sehari. Dikalikan lagi dengan jumlah hari terapi hingga paru-parunya bersih.
Misalkan 5 hari, dikalikan Rp. 400,000, jadi total biaya yang harus anda siapkan adalah Rp. 2,000,000, untuk 20 kali inhalasi. Ditambah dengan obat minum dan perawatannya.
Eits, belum ditambah ongkos bolak baliknya ke rumah sakit. Ditambah jajannya, beli balonnya, makan minumnya. Yang lebih bikin cekot-cekot kalau saja dokter memutuskan si kecil harus dirawat inap.
Ingat kan cerita Shidqi yang masuk ruang intensif? Sehari itu, biayanya berlipat ganda.
Lalu aku menghitung untuk bulan-bulan berikutnya jika si kecil kena batuk berdahak lagi. Yeah, siapkan lagi dananya deh buat terapi uap di rumah sakit.
Olalaaa... banyak yaaa.
Saat itu budget asuransi kami sangat terbatas. Deg-degan saja rasanya. Kecuali kalau asuransi kesehatan bisa mencover semuanya, yap, tak bakal kami menghitung perencanaan keuangan seperti ini dengan rinci.
Bandingkan jika membeli alat nebulizer sendiri:
Harga nebulizer saat itu, kami membeli seharga Rp. 650,000 (tahun 2009). Obat nebulizernya sendiri jika ditotalkan habis sekitar > Rp. 600,000 untuk 20 kali inhalasi. Jadi kami hanya mengeluarkan dana sekitar Rp. 1.250,000.
Untuk bulan-bulan berikutnya, kami hanya mengeluarkan dana Rp. 600,000 untuk membeli nebulizer suspension dalam 20 kali pemakaian bahkan lebih. Bukan 2 juta lagi seperti sebelumnya.
Selisih hemat nya gede banget kaaan. Jadi alhamdulillah, gak begitu deg-degan lagiii, *yeayy..
Ini nih obat yang diberikan dokter untuk masalah batuk berdahak anak-anakku, seperti:
-Brohexine HCL, sebagai pengencer dahak
-Salbutamol, berfungsi melebarkan saluran udara pada paru-paru.
-Budesonide, paduan obat efek anti inflamasi dan inhalasi
-Sodium Chlorida, sebagai larutan inhalasi
Omron dan sahabatnya |
Ingat ya, setiap gangguan pernapasan itu berbeda, mungkin obatnya juga berbeda. Apalagi dokter akan meresepkannya sesuai kondisi tubuh, usia, dan berat badan.
- Flexibel Dapat Dipakai Kapan Saja
Meskipun selang dan masker pada setiap pasien tidak boleh dicampur, namun alat compressor nebulizernya kan pasti pernah disentuh oleh berbagai orang. Kita tak pernah tahu, bisa saja menjadi media penularan bakteri dan virus lain yang menyebabkan penyakit semakin banyak, *duuh, parno banget yeuuh..
Nah, kalau sudah ada nebulizer di rumah, kita bisa meminimalisir para penggunanya. Kita lebih tahu siapa yang pakai.
Nebulizer sudah siap di rumah, kita tak perlu panik lagi. Mau pagi, siang, sore, bahkan malam hari, langsung dapat digunakan. Dan yang bikin kami senang, alat nebulizer itu awet tahan lama. Bahkan masih bisa dipakai oleh adik-adiknya Shidqi.
Oiya, andaikan ada tetangga sebelah membutuhkan nebulizer, kami siap meminjamkannya saja. Meskipun sampai sekarang belum ada yang mau pinjam.
Padahal sudah kami terangkan:
"Tinggal minta resepnya saja pak, jangan lupa beli selangnya juga."
"Oh, gitu ya."
Ditungguin kabarnya lagi, gak ada respon, malu atau malah gak faham kali ya. Biarlah, semoga nanti, nebulizer ini lebih bermanfaat untuk tetangga yang lain.. aamiin.
- Nyaman di Rumah
Pertama kali menjalani terapi uap di rumah sakit, mungkin si kecil akan menangis. Bisa jadi karena kaget, bingung, dan suasananya kurang nyaman. Belum lagi kalau melihat anak lain menangis juga saat diuap. Tadinya terlihat anteng, eeh malah ikut nangis. *Fiuuh..
Tapi menurut dokter dan suster, saat anak menangis saat diterapi uap, biarkan saja, justru uap akan lebih cepat dihirup dan masuk ke paru-paru. Asalkan dia masih duduk manis dan bisa kita dekap.
Namun jika si kecil sudah berontak tak beraturan. Lebih baik matikan dulu. Lalu tempelkan air tube pada sisi depan compressor. Biarkan si kecil tenang dahulu. Jangan dimarahi. Ini akan membuatnya semakin takut dan stress.
Kalau aku biasa mencontohkan dulu, agar si kecil melihat bahwa hal itu tidak membahayakan kok. Jika kondisi sudah aman dan si kecil mulai mau, berikan pujian dan Omron Nebulizer bisa dinyalakan kembali.
Namun menurut pengalaman kami, dengan punya alat nebulizer sendiri di rumah, si kecil seperti "bersahabat" dengan sendirinya.
Selma lebih suka kalau sambil main
|
Seperti inilah kami saat menggunakan Omron Nebulizer di rumah, tonton videonya ya...
Pilih Nebulizer Apa Inhaler?
Ini penting..!
Dulu aku sempat bingung. Kukira nebulizer ini adalah inhaler. Mereka ini alat yang sama-sama digunakan untuk mengatasi gangguan pernafasan. Namun cara pemakaiannya berbeda:
- Nebulizer, berupa mesin compressor yang dapat mengubah cairan obat menjadi uap aerosol, berpartikel halus. Lebih mudah dipakai oleh bayi sampai orang dewasa. Karena dengan nebulizer kita tak perlu mengatur napas sedemikian rupa. Tinggal hirup saja uapnya sesuai ritme napas yang ada. Omron Nebulizer sangat bermanfaat untuk semua kalangan, semua usia, dan semua kondisi gangguan pernapasan.
- Sedangkan Inhaler, merupakan alat semprot yang siap pakai dan khusus. Inhaler itu ada dua model: dengan obat yang sudah terukur, dan ada yang serbuk. Cara pemakaiannya berbeda dengan nebulizer. Harus lebih seksama dan kompak. Inhaler harus "ditembakkan" seiring tarikan napas. Sepertinya anak-anak yang tidak terbiasa hal ini, akan sulit melakukannya.
Dari kedua macam alat diatas, berarti pilihanku tepat. Di rumah, anak-anakku yang sering mengalami gangguan napas saat batuk dibanding ayah dan bundanya. Jadi Kami gak nyesel memilih Omron Nebulizer sebagai alat terapi pernapasan terbaik.
Omron is Our Best Friend
Yap, hampir 8 (delapan) tahun ini, Omron Nebulizer sudah menjadi "Our Best Friend", sahabat keluarga kami. Partner terbaik untuk memudahkan terapi gangguan pernapasan di rumah.
Kami beli dengan pilihan keunggulan seperti:
- Menghemat Uap Dengan Teknologi Virtual Valve
Nebulizer produksi Omron Healthcare, CO, LTD Kyoto Jepang ini menggunakan Virtual Valve Technology (VVT) yang dapat menghemat pemborosan obat yang terbuang dan memaksimal penggunaannya. Sehingga lebih efisien, hemat, dan terukur.
Harga Nebulizer Suspension kan lumayan mahal. Nah jika memilih alat nebulizer yang bisa menghemat tanpa menghamburkan cairan obat, itu tepat banget kan?
Apalagi keluhan gangguan pernapasan seseorang itu berbeda-beda, sehingga membutuhkan takaran obat uap yang berbeda sesuai berat badan dan usia.
Tekhnologi ini juga mampu menyesuaikan untuk gangguan napas kondisi apa pun seperti asma, Bronchitis kronis, alergi, Bronchopeunomia, TBC (Tuberculosis), hidung mampet, dan gangguan pernapasan lainnya. Tidak terbatas.
- Paket Lengkap
Mahal tapi kalau isinya lengkap, berarti murah lah yaa. Dengan membeli Omron Nebulizer NE-C28, kita akan mendapatkan paket lengkap, seperti:
penampilan Omron Nebulizer nan cantik |
- Mesin Comp-A-I-R yang berdesain simple.
- Nebulizer Kit
- Air Tube, sebagai tempat menaruh cairan obatnya
- Mouthpiece, sebagai corong uap yang langsung dihisap melalui mulut saja.
- Masker Dewasa (adult mask)
- Masker Anak-anak (child mask)
- Tas berwarna biru tua dan bahannya kuat (Carrying Bag)
- Refil Filter Udara sebanyak 5 pcs
- Instruksi pemakaian (Instruction Manual)
Komplit kan?
Jadi gak perlu lagi beli nebulizer kit terpisah-pisah yang jatuhnya malah boros.
Kita harus pintar berhemat, kaan?
- Mudah Dipakai dan Ringan Dibawa
Omron nebulizer NE-C28 itu sendiri memiliki berat 1,9 kg. Mungkin kalau ditambah macam larutannya, kurang lebih sekitar 2 kg. Masih ringan dong.
Apalagi bentuknya simpel dengan dimensi 170 mm x 103 mm x 182 mm. Daya tampung obatnya juga cukup banyak, maksimal 7 ml, sehingga tak perlu mengisi obat berulang-ulang.
cara memasang selang dan air tube Omron |
Cara menggunakannya pun tidak ribet, cukup lakukan hal ini :
- Cuci tangan anda
- Siapkan selang dan masker/mouthpiace-nya yang sudah dibersihkan sebelumnya,
- Tancapkan kabel listriknya
- Masukkan obatnya sesuai takaran dokter,
- Pasangkan masker/mouthpiace-nya ke pasien
- Lalu nyalakan tombol on/off
- Jika sudah selesai, Air tubenya bisa "dicantolin" pada bagian depan compressor.
- Ulangi kembali proses terapi sekitar 4-6 jam kemudian.
- Perbanyak minum air putih setelahnya.
Omron Nebulizer dengan mouthpiece |
Nebulizer akan bekerja merubah cairan obat menjadi aerosol, partikel uap yang kecil dan halus. Kita akan merasakan hembusan uap yang lembut dan rasanya agak sepet-sepet pahit di tenggorokan. Lakukan penguapan hingga cairan di dalam Air Tube habis.
- Hemat Listrik dan Tahan Lama
Omron Nebulizer NE-C28 ini bertegangan listrik 230V. Saat digunakan hanya menyedot listrik sebanyak 138 watt. Mesin compressor-nya tidak terlalu berisik dan tidak mudah panas meskipun digunakan dalam beberapa jam.
Siapa sih yang gak senang punya alat hemat listrik dan gak neko-neko, the best - lah.
- Omron Nebulizer Kit Bisa Dicuci
Omron Nebulizer menyediakan nebulizer kit yang terbuat dari bahan berkualitas, lentur, dan mudah dicuci dengan sabun. Seperti bahannya botol susu bayi gitu, deh.
Bahkan beberapa kali pernah saya rendam dalam air panas, agar lebih hygienis. Jadi tak perlu ganti dan beli baru lagi.
rapikan Nebulizer jika tidak digunakan lagi |
Mesin compressor-nya cukup dilap dengan kain basah lalu diusap hingga kering, agar bebas debu. Lalu langsung dapat disimpan dalam tas. Sewaktu-waktu akan dipakai, semua masih tersedia lengkap dan awet Setiap 3-6 bulan sekali, jangan lupa ganti lapisan filternya. Mudah kok.
Tips Mencegah Gangguan Pernapasan
Batuk berdahak dan gangguan pernapasan lainnnya sebenarnya tak perlu ditakuti, karena bisa dihindari. Jadi jangan takut. Sikapi dengan bijak.
Mencegah lebih baik kan?
Menurut dokter anak, ada beberapa cara pencegahan terjadinya gangguan pernapasan. Antara lain:
- Perbanyak minum air putih, terutama setelah menjalani terapi uap.
- Untuk bayi yang masih menyusu ASI, sering-seringlah disusui agar kekebalan tubuhnya lebih baik
- Konsumi makanan dan minuman bergizi, seperti buah-buahan, sayur, oat, susu, jus, dan youghurt
- Jauhi makanan pemicu alergi, seperti gorengan, junk food, minuman instan, dan makanan berpengawet
- Bersihkan ventilasi dari debu yang dapat memicu terjadinya sesak nafas dan batuk
- Rajinlah makan buah-buahan sumber vitamin A, B, dan C.
- Jauhi angin yang berasal dari kipas angin, karena di lokasi itu debu "diacak-acak" tak beraturan
- Rutin berjemur di pagi hari, agar mendapatkan manfaat sinar matahari pagi
- Rajin berolahraga jogging, bersepeda, dan berenang yang dapat melatih otot paru-paru agar lebih kuat dan sehat.
- Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
- Gunakan masker saat batuk, agar tidak menulari orang-orang disekitar kita.
- Untuk orang dewasa, PLEASE, jangan suka meludah, membuang ingus, apalagi dahak di tengah jalan. Hoeekk... ini sangat menjijikan dan tentu saja dapat menimbulkan penularan bibit penyakit.
- Dilarang merokok di sembarang tempat. Ataaauuu.. lebih bagus JANGAN MEROKOK. Asapnya membahayakan untuk orang di sekitar anda.
- Berdoalah kepada Tuhan agar kita semua selalu diberi kekuatan dan kesehatan.
Dan mungkin anda lebih tahu bagaimana cara menjaga kesehatan agar tidak mengalami gangguan pernapasan.
-Arsip foto milik pribadi dan Omron-Nebulizer.com
-Dilarang mencopypaste tanpa seizin penulis. Lebih baik sebarkan jika narasi ini bermanfaat untuk saudara, keluarga, sepupu, teman, kolega, bahkan pak bos :-)
-Setiap penyakit dan obat mungkin berbeda, silahkan hubungi dokter untuk konsultasi lebih lanjut.
wah! selisihnya lumayan banget ya sist, kalau dipikir-dipikir lebih baik punya sendiri dong
BalasHapusya memang sehat itu segalanya, kalau sakit duh! Ampuun semoga kita semua sehat selalu ya aamiin
aamiin ya robbal aalamiin..
Hapusiya mbak, kalo dikalkulasi mmg lbh baik punya sendiri :-)
Kalau punya alatnya di rumah kayanya anak2 balita gak perlu lagi ketakutan ketika harus diuap di rumah sakit ya. Soalnya sering banget anak2 balita ini ketakutan liat suster, alhasil proses uapnya jadi ga optimal.
BalasHapushehehe wah pengalaman saya juga nih mbak.. megangin Shidqi yg ngamuk krn gak mau diuap suster
HapusAnakku yang nomor 2 juga dulu pernah harus diuap gitu. Sekali uap, 150 rb. Belum tau kalau ada alat ini.
BalasHapussekarang dokter senengnya merujuk terapi uap trs kalo anak-anak batuk mbak.. dan mmg betul sekali uap udah ratusan ribu yg keluar
Hapuskalau nanti ada rejeki bisa saya beli ne kayak beginian, penting banget soalnya. apalgi melihat hitungannya seleisihnya lumayan banget. semoga dapat rejeki dan dijauhi dari segala penyakit. amiin
BalasHapusiya mmg sebelumnya byk pertimbangan, itu pun kami sisihkan dari THR buat beli nebulizer, hehe
Hapuskalau masih bulan segini lama banget nunggu THR-an hehehe harus menyesipkan bulanan hehehe
HapusIya kalau untuk pemakaian berulang mah mending dibeli aja. Selain masalah perhitungan biaya, khawatir juga ya namanya anak sakit, biasanya lemas. Kasihan juga kalau ngantri lama di rumah sakit, walau bisa tiduran di kursi tapi kan kurang nyaman juga.
BalasHapusSetujuu.. Yg bikin bete klo anaknya ngamuk minta pulang krn kelamaan mbak :(
HapusAku pun ke tolong banget dengan Omron ini Mbak.....
BalasHapusalhamdulillah ya mbak, bisa merasakan manfaatnya :)
Hapusaku juga punya di rumah mba..untuk 2 anakku yang juga menderita asma. Handy kalau punya sendiri
BalasHapusalhamdulillah ya mbak, lebih tertangani cepat jika sudah sedia. Ketiga anakku punya tingkatan gangguan pernapasan yg berbeda, jadi bersyukur ada Omron nebulizer ini
HapusSyukurnya aku belum pernah ngalamin gangguan pernapasan. Alhamdulillah.
BalasHapusSemoga Mbak Lia dan keluarga selalu diberikan kesehatan ya :)
Aamiiin makasih banyak ya SOn, semoga kamu juga tetap sehat, jangan sampe deh kena gangguan pernapasan :)
Hapuswah lengkap banget ulasan tentang nebulizedrnya mba Lia.., makasih ya sudah berbagi pengalaman, pasti berguna banget buat yang membutuhkan...
BalasHapussama-sama mbak, terimakasih sdh berkunjung
HapusAnak pertamaku dulu juga pernah kaya gini mba. Tapi di uapnya di RS. Karena saat itu belum ada alat seperti ini.
BalasHapusiya ya mbak, semoga skrg sehat trs ya..
Hapussama, anak pertamaku yg sering bermasalah mbak.. skrg adek2nya udah lbh mudah ditangani :-)
Smoga sll sehat2 ya mba u.anak2nya,,, ada temenku asma cuma kambuh klo k daerah dingin aja, nti aku rekomendasi k dia,,
BalasHapusaamiin ya robbal aalamiin, makasih ya..
Hapussemoga temannya juga terbantu dhn Omron Nebulizer ya mbak :-)
Lengkap mbaaa lia... Aku baru mampir lagi... Moga syadid selma sehat terus yaaa, eh satu lagi siapa ya namanya :D
BalasHapusAku blm pernah pakai mba, jadi tau rinciannya
hehe terimakasih byk mbak.. iya semoga bermanfaat yaa setelah tau rinciannya :)
HapusPunya alat sendiri akan lebih mudah dan hemat waktu untuk tidak bolak balik ke RS ya, mbak, selain itu anak-anak cepat tertolong sakit pernafasannya.
BalasHapusiyap betul banget mbak, lbh baik mencegah agar tdk meluas gangguan pernapasannya
HapusIya banget, Mak. Punya Omron Nebulizer di rumah bikin hilang satu kekhawatiran. Gak panik lagi kalo sesak dan gangguan pernapasan datang. Langsung bisa sembuh saat itu juga. Dan iya, hemaaat dibandingkan diuap di rumah sakit. Sehat-sehat selalu, Adek. :)
BalasHapuswah tante Nia sama nih pengalamannya :)
HapusTerimakasih do'anya ya..
Jadi kieinget adekbay yang meninggal di UGD kemaren:(
BalasHapuskenapa sebabnya mbak ? :(
HapusTurut berduka cita ya
Ooh... pake terapi uap ya mbak?
BalasHapusiya mas Mirwan
HapusDi rumah saya juga pakai mb. Praktis ya. Sehat2 semuanya ya
BalasHapuswah sama pake juga ya mbak, alhamdulillah..
Hapussama-sama mbak, sehat-sehat semua di sana yaa
Teman ku yang sudah pakai sejak lama merekomendasikan omron ini, jadiny aku beli untuk terapi di rumah, simple ringan dan mudah digunakan
BalasHapuskomplit mbak infonya, aku pengen punya ini juga untuk ibuku yang suka kambuh asma nya
BalasHapusBermanfaat sekali nih, bisa direkomen bagi yang membutuhkan :)
BalasHapusinsyallah semoga banyak manfaatnya jika direkomendasikan ya mas :)
HapusBermanfaat sekali nih, bisa direkomen bagi yang membutuhkan :)
BalasHapuskalau punya alatnya sendiri menghemat & bisa cepat dilakukan uapnya ya
BalasHapusbetul banget mbak, alasan inilah yg aku pikirkan sejak awal sebelum punya Omron
Hapuslengkap banget nih mba ulasannya.. batuk sama pilek emang penyakit biasa tapi suka menjengkelkan ya mba hehe
BalasHapusTapi dengan nebulizer bisa lebih cepat sembuhnya tanpa efek samping pula.
Semoga menang ya mba
iya, terutama jika kena ke anak-anak.. bikin jengkel dirinya sendiri maupun ibu bapaknya krn sering rewel, hehe
Hapusenak ya punya alat uap sendiri. Ga tega lihat anak kalau lagi flu
BalasHapusiya mbak, kasihan lihatnya
HapusDengan adanya ni tentu bisa membantu orang yang sedang mengalami gangguan pernafasan ya mbak, lalu apakah bisa mbak untuk mengobati seperti infeksi saluran pernafasan ?
BalasHapusinfeksi saluran nafas itu byk macamnya mas, tindakannya hrs dgn konsultasi dokter, uji lab, dst, spt yg saya jelaskan diatas.. kalau ada infeksi biasaya dibantu juga dgn antibiotik
HapusUlasannya begitu detailnya sehingga aku bisa membedakan antara tabung oksigen, Nebulizer, dab inheller.
BalasHapusTernyata harganya juga lumayan juga, tapi demi kesehatan apalagi pertolongan pertama, biaya tidak menjadi kendala.
terimakasih sdh membaca dgn seksama, semoga bermanfaat ya.. kalau awet dan bisa meminimalkan waktu serta tenaga, kurasa malah jadi murah :-)
HapusKatanya terapi uap bagus juga untuk penderita asma yah mba?
BalasHapusiya mas, biasanya tindakan awal pd asma bisa melalui terapi uap ini
Hapusapakah bisa sembuh?
Hapuswah bagus sekali Omron ini untuk mengatasi gangguan pernapasan. ku skrng makin percaya klo omron bisa mengatasi masalah pernapasan....hehe
BalasHapusgood luck iya kak ^_^
hehe terimakasih ya, semoga bermanfaat
HapusMba, alat ini kayaknya pas untuk direkomendasikan ke sepupuku yang harus terapi uap. Tq mbq :)
BalasHapussemoga membantu proses terapi uapnya ya mbak
Hapusalatnya bagus nih, sayang telat bacanya. Dulu waktu kecil anak saya kalau pilek nggak bisa ngeluarin dahaknya, jadi harus dinebul, sekali ke rs hampir 100ribu, padahal untuk terapi biasanya 6x nebul. Alhamulilah sekarang anak saya udah nggak pilekan. Tapi infonya bagus mbak, kalau tahu dari dulu mungkin udah beli :)
BalasHapusalhamdulillah skrg sehat trs ya mas, pengalamanku pun sama, akhirnya ditulis aja deh, spy yg lain dpt infonya
HapusBlm pernah pakai nebul pdhal kdg sesak. Harganya lumayan juga ya
BalasHapusiya tapi klw utk jangka panjang jd lbh murah
HapusOh jd bs terapi uap. Aku blm pernah terapi pernapasan sih. Makasih infonya ya
BalasHapussama-sama, terimakasih sdh berkunjung
Hapusiya kalo udah batuk pilek lebi dari 3 hari mending langsung ke dokter, biar dikasih obatnya bener.
BalasHapusudah pernah baca di postingan temen bloger lain yang bahas omron nebulizer ini, tapi ini lebih lengkap \o/
terimakasih atas kunjungannya ya :-)
Hapussemoga bermanfaat
makasihh ulasannya mbaa... dapet banyak wawasan. Insya Allah ini jadi referensi aku kalau nanti mau beli nebulizer..
BalasHapussama-sama mbak, semoga membantu :)
HapusLengkap banget kak reviewnya.. Nambah wawasan :)
BalasHapusterimakasih, semoga bermanfaat :)
Hapus