Hai, kamu..
Iya kamu..
Masih suka makan makanan berlemak?
Masih doyan minum minuman manis?
Masih suka menghisap rokok?
Lebih memilih naik motor daripada jalan kaki saat ke warung?
Malas bergerak?
Berat badan makin susah diturunkan?
HATI-HATI..
Bisa jadi kamu akan mudah terkena diabetes. Bisa jadi beban lho.
Hidup dengan pola buruk seperti yang kusebutkan tadi, bisa menjadi pemicu munculnya penyakit ini. Meskipun tidak menular, tetapi berbahaya, apalagi kalau sudah komplikasi. Bisa menjadi penyebab kebutaan, serangan jantung, gagal ginjal, stroke, kakimu bisa diamputasi. Bahkan menjadi penyebab kematian ke lima di dunia.
Di Indonesia sendiri, diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga. Urutan kedua di Asia Tenggara. Juga menempati urutan ke tujuh di dunia. Wow, ajib. Berarti kita-kita ini bisa jadi termasuk di dalam urutan tersebut.
Isshhh, jangan sampai deh.
Diabetes bukan saja menjadi beban kesehatan, tetapi sudah menjadi beban ekonomi negara lho. Dalam sekala kecil, tentu saja menjadi beban keluarga. Produktifitas penderita diabetes akan menjadi menurun dan pengeluaran untuk membeli obat tentu saja banyak dan mahal.
Jika tak bisa dicegah, diestimasikan hingga 25 tahun ke depan, kerugian hingga 1.7 triliun dolar karena diabetes. Ini penting kita ketahui, karena menurut proyeksi jumlah kasus rawat jalan dan rawat inap tahun 2014-2019 beban pengeluaran kesehatan untuk diabetes sebesar 313, 64 miliar. *Jeboool...
Makanya diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang telah ditetapkan targetnya oleh Sustainable Development Goals (SDG) agar dapat dikurangi sebanyak 1/3. Demikian pula WHO telah mengeluarkan rencana aksi untuk pencegahan dan pengendalian dari tahun 2013 hingga tahun 2025.
Salah satu sasarannya adalah menghentikan pertumbuhan jumlah diabetes dan obesitas. Demikian juga kementrian kesehatan RI juga sedang menggalakkan kampanye "Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes."
Salah satu sasarannya adalah menghentikan pertumbuhan jumlah diabetes dan obesitas. Demikian juga kementrian kesehatan RI juga sedang menggalakkan kampanye "Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes."
WHO menjadikan diabetes sebagai tema kampanye kesehatan sedunia. Bahkan tanggal 14 November besok, kita akan memperingati Hari Diabetes Dunia (World Diabetes Day). *Baru tahu kan? samma..
Siapa saja yang bisa
terkena diabetes?
terkena diabetes?
Sebelumnya, kita perlu tahu dulu nih.
Diabetes itu adalah kondisi kadar gula (glukosa) dalam darah seseorang jumlahnya meningkat tinggi. Sedangkan pankreas yang menghasilkan insulin mengalami masalah, tak dapat memecah gula yang dikonsumsi menjadi energi.
Diabetes lebih dikenal orang awam sebagai penyakit kencing manis. Iya pipisnya manis. Semut saja bisa ditemukan pada celana dalam penderita diabetes, ini beneran, bukan hoax.
Bisa jadi kita juga terkena. Nih, ini dia beberapa kelompok yang dapat terkena:
Diabetes lebih dikenal orang awam sebagai penyakit kencing manis. Iya pipisnya manis. Semut saja bisa ditemukan pada celana dalam penderita diabetes, ini beneran, bukan hoax.
Bisa jadi kita juga terkena. Nih, ini dia beberapa kelompok yang dapat terkena:
- Pra diabetes, seseorang yang memiliki kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk divonis sebagai penderita diabetes. Ini nih yang PERLU diwaspadai. Karena jika kita berada diposisi ini, dan tidak menjaga pola hidup sehat, dijamin 5 tahun mendatang kita bisa terkena diabetes tipe 2.
- Diabetes tipe 1 (diabetes juvenile), lebih banyak diderita oleh anak-anak dan remaja. Tubuhnya tidak bisa memproduksi insulin karena adanya kerusakan pankreas. Terapi dan pengobatannya berupe pemberian suntikan insulin seumur hidupnya.
- Diabetes tipe 2, lebih umum terjadi saat dewasa karena pola hidup kurang sehat, obesitas. Insulin yang tersedia di dalam pankreas sudah tak bisa lagi memenuhi kecukupan normal. Pengobatannya sebagian besar bisa dilakukan banyak berolahraga, diet makanan sesuai takaran, minum obat, dan suntik insulin jika gula darah sangat tidak bisa terkontrol.
- Diabetes gestasional, sering diderita oleh ibu hamil. Meskipun nanti setelah melahirkan kadar gula darahnya normal, tetapi beberapa tahun kemudian, dia bisa juga tekena diabetes tipe 2.
Apa tanda-tanda kita
terkena diabetes?
terkena diabetes?
Perhatikan diri kita, adakah salah satunya merasakan hal-hal seperti:
- Buang air kecil lebih sering (poliuria)
- Sering merasa lapar dan makan berlebih dari porsi biasanya (polifagia)
- Merasa sering sangat haus dan minum terus (polidipsia)
- Berat badan menurun, padahal makan banyak
- Pandangan mata merasa kurang jelas, karena bisa jadi kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan lensa mata membengkak
- Ada rasa kebas pada bagian tangan dan kaki
- Tubuh sudah mulai sulit melawan infeksi, akibatnya luka pada kaki sulit sembuh.
Nah kalau sudah ada tanda-tanda seperti ini, sebaiknya kita cek gula darah ya bu, pak. Lebih baik langsung cek darah lengkap di laboratorium, hasilnya lebih akurat dibanding kita hanya mengecek gula darah melalui tetesan darah dari ujung jari.
Faktor Apa Saja Yang
Beresiko Diabetes?
Beresiko Diabetes?
Menurut survey Riskesdas, banyak faktor yang dapat menyebabkan kita beresiko diabetes, seperti:
- Faktor keturunan
- Kegemukan (obesitas)
- Hipertensi
- Bertambahnya usia
- Kurang aktifitas fisik
- Banyak makan dan minum junkfood atau instan
- Sering minum alkohol
Yuhuu, nah..nah.. sebaiknya kita ubah pola diatas itu agar tidak mudah terkena diabetes. Lakukan sesuatu yang bermanfaat seperti nanti dijelaskan berikut ini.
Cegah, Obati dan Lawan Diabetes
Dengan CERDIK
Dengan CERDIK
Awal bulan lalu, aku berkesempatan mengikuti acara Jumpa Blogger bersama Sun Life Finansial dan kementrian Kesehatan Repubik Indonesia di Cafe XXI Plaza Indonesia. Di sini kami mendapatkan banyak ilmu mengenai diabetes bersama pakarnya.
Ada dr. Lily S. Sulistyowati, MM. selaku direktur penyakit tidak menular (P2PTM) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Beliau mengajak kita untuk mencegah, mengobati dan melawan diabetes dengan CERDIK.
Ada dr. Lily S. Sulistyowati, MM. selaku direktur penyakit tidak menular (P2PTM) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Beliau mengajak kita untuk mencegah, mengobati dan melawan diabetes dengan CERDIK.
dr. Lily S. Sulistyowati, MM |
Diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dicegah dan dilawan. Dengan cara pola Cerdik. Bukan sembarang cerdik, tetapi ini merupakan singkatan yang dibuat agar kita selalu ingat dan waspada.
Bagaimana caranya menjalani Cerdik?
C-E-R-D-I-K.
- Cek kesehatan, dengan teratur agar dapat mengendalikan berat badan, dapat memeriksa gula darah, periksa tensi darah, dan kolesterol
- Enyahkan asap rokok dan jangan lagi merokok
- Rajin lakukan aktifitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti joging, berolahraga rutin. Upayakan lakukan dengan benar dan teratur serta terukur
- Diet seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, serta penuh gizi. Konsumsi buah dan sayur setiap hari. Dan kurangi konsumsi gula, maksimal 4 sendok makan. Hindari minuman bersoda, dan makanan manis.
- Istirahat yang cukup. Sebaiknya kurangi begadang.
- Kelola stress dengan baik dan benar. Lakukan bersosialisasi dan berkumpul dengan orang-orang yang semangat hidup sehat.
Bagaimana Cara
Mengobati Diabetes?
Jika anda, aku, kita, sudah merasa memiliki gejala dan pola hidup yang beresiko terkena diabetes, mari, jangan anggap mitos diabetes itu bukan masalah besar. SEGERA pergi ke dokter spesialis Endokrinologi khususnya diabetes.
Seperti yang dihimbau oleh Profesor Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE selaku ahli bidang diabetes dan guru besar ilmu penyakit dalam bidang Endokrinologi FKUI, bahwasanya diabetes jangan dianggap remeh.
Beliau hidup dalam keluarga yang mengidap diabetes. Banyaknya yang meninggal karena penyakit ini membuat beliau terpacu untuk mendalami ilmu khusus diabetes dan menjaga pola hidup sehat. Terlihat dari wajah dan tubuhnya yang nampak bugar dan sehat meskipun usianya sudah lebih dari 70 tahun, menandakan bahwa beliau sangat konsisten mencegah dan melawan diabetes.
Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE |
Beliau menjelaskan, pola hidup yang semakin memanjakan kita untuk malas bergerak membuat resiko diabetes semakin meningkat dari tahun ke tahun. Seperti contoh, untuk pergi ke depan gang saja kita lebih memilih ojek, lalu naik angkot, sehingga kita malas berjalan kaki yang justru lebih menyehatkan.
Ketika kita memeriksakan diri, ada beberapa tes untuk memperkirakan kadar gula darah, seperti:
- Gula Darah Sewaktu (GDS) : jumlah gula darah diperiksa saat waktu itu juga. Jika nilai GDP ≥ 200 mg/dL artinya kita telah mengidap diabetes
- Gula Darah Puasa (GDP) : jumlah gula diperiksa setelah pasien puasa selama 8-10 jam. Dilakukan pada pagi hari sebelum sarapan. Nilai GDP ≥ 126 mg/dL bisa dikatakan juga mengidap diabetes
- Hemoglobin Glikat (HbA1C) : jumlah gula darah diperiksa setelah kontrol selama 3 bulan terakhir. Jika HbA1C ≥ 6.5% menunjukkan adanya diabetes
- Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : jumlah gula darah diperiksa setelah puasa dan dilanjutkan 2 jam kemudian setelah minum glukosa. Jika nilai 2 jam 200 mg/dL artinya kita telah mengidap diabetes.
Jika sudah terdiagnosa diabetes, dokter akan meresepkan obat minum dan suntik insulin. Insulin tidak ada yang berbentuk pil, sehingga alat suntik harus disediakan. Hal ini tujuannya untuk menjaga tingkat gula darah sebaik mungkin.
Untuk diabetes tipe 1, insulin wajib diberikan. Sedangkan diabetes tipe 2 diberikan obat oral, jika obat ini sudah tidak memadai, barulah suntik insulin diberikan. Penata laksanaan ini harus rutin dan tak boleh berhenti. *Semangat ya kakaaak..
Pesan dr. Sidartawan agar kita juga melakukan pemeriksaan A, B, C agar diabetes dapat dikontrol dengan baik.
Apa saja itu?
Pemeriksaan dan mengontrol meliputi:
A = A1C (kadar glukosa darah)
B = Blood Pressure (tekanan darah tinggi)
C = Colesterol (Kolesterol)
Mari Bergandeng Tangan
Bersama Sun Life Finansial
Setelah kita mengetahui pentingnya menjaga diri dari resiko diabetes, kita juga perlu menjaga finansial agar suatu saat mengalami sakit kronis kita sudah siap membayar pengobatannya.
PT. Sun Life Finansial Indonesia menawarkan beragam produk proteksi dan pengelolaan kekayaan, termasuk asuransi kesehatan. Sudah lebih dari 150 tahun Sun Life Finansial bergerak dan dipercaya oleh seluruh bagian dunia. Berbagai penghargaan sudah diterima atas prestasinya hingga tahun 2015 lalu. Excellent..
penghargaan Sun Life Finansial |
Ada pun ketentuan SECURE
Usia Masuk
|
|
Masa Pembayaran Premi (MPP)
|
Mengikuti Produk Dasar atau hingga tertanggung usia 65 atau 88 tahun, sesuai pilihan.
|
Masa Asuransi
|
Hingga tertanggung usia 65 atau 88 tahun
|
Bukan dalam hal asuransi saja. Bersama Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, PT. Sun Life Finansial Indonesia juga telah membangun sebuah poliklinik terpadu diabetes mellitus pada bulan November 2015 lalu.
Sarana ini bertujuan untuk melayani pasien dan mengedukasi keluarga agar diabetes tidak berkembang menjadi komplikasi. Sudah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar dapat mengatasi diabetes secara mandiri.
Penasaran? Jangan. Untuk mengetahui keterangan lebih lanjut anda bisa mencari informasinya di www.sunlife.co.id
Sudah faham kan pentingnya hidup sehat dan menghindari diabetes. Akhirnya mari kita jaga kesehatan, sebelum diabetes menjadi bebanmu.
Cegah sebelum semakin parah..!
Lawan semua pencetus resiko diabetes mulai sekarang..!
Obati diabetes secara teratur..!
#LAWANDIABETES, agar Indonesia #LEBIHBAIK.
AYO, KITA CERDIK.
Sumber tulisan:
beatdiabetes.id, sehatnegeriku.com, sunlife.co.id, Wikipedia, dan Dokumen pribadi
DILARANG COPY PASTE Tanpa Seizin Penulis.
DILARANG COPY PASTE Tanpa Seizin Penulis.
Saya nih berisiko diabetes. Keluarga besar mama dan bapa banyak yang diabetes. Kudu jaga banget pola makan dan pola hidup, ya. Semoga bisa nerapik CERDIK ini.
BalasHapusiya mbak, diabetes gak bisa dianggap remeh. Kita harus CERDIK :)
HapusWah saya berarti diabetes ke 3 dong ya... wah harus terapkan tips cerdiknya nih...
BalasHapusnice artikel nih...
ayo mas, #lawandiabetes dengan tips Cerdiknya :)
Hapussiap mbak...
HapusPenyakit diabetes memang sangat mengerikan sekali ya mbak, kadang saya suka kasihan pada orang yang menderita penyakit diabetes karena sulit untuk melakukan aktivitas.
BalasHapusbetul kang, produktifitas menurun karena diabetes
HapusSaya, istirahat tidakcuup, stress sering ketika di akhir bulan.. semoga kita terhindar dari diabetes :(
BalasHapusaamiin ya robbal aalamiin, iya mbak kita harus bisa mengendalikan stress supaya gak gampang sakit
HapusBapak mertuaku penderita diabetes tipe 2 Mba, dan udah dua kali anfal T_T
BalasHapusSekarang tiap hari suntik insulin.
Dulu Ibunya meninggal juga karena diabetes. Makanya suamiku ekstra hati-hati hidupnya. Nggak ngerokok, jaraaaang banget mau minum manis. Makan nasipun nggak banyak.
Mudah2an sih nggak kena ya. Amin :)
Turut berduka cita ya mbak. Alhamdulillaah suami mbak bisa melakukan pola hidup sehat agar tdk terkena diabetes juga
HapusIngat bapak yang dulu meninggal karena DM
BalasHapushiks.. turut berdukacita mbak Nisa :(
HapusKeluargaku terkena diabetes mba Lia. Wah jadi makin harus hati2
BalasHapusiya dokter bilang apalagi jika ada faktor keturunan, sdh hrs warning dan lakukan hidup sehat
HapusIbuku..kakak ku .. kena diabet... mesti jaga makanan.... nih.. takut juga sih..
BalasHapusmasyaallah.. yuk mbak kita cegah diabetes ikut hinggap di tubuh
HapusAduh nggak mau diabetes. Semangat... semangat jaga makan, harus olahraga lagi nih.
BalasHapusayo mbak, diabetes ini bukan penyakit sepele
Hapusaku sering banget dapat kasus DM mbak
BalasHapusmasyaallah berarti mmg kita yg blm kena bisa mencegah lebih banyak lagi ya mbak
HapusKeluarga suamiku bbrp kena diabetes, jd worry.. Harus nerapin cerdik-nya nih.
BalasHapusKalau saya, masih suka minum manis 🙈
iya minum manis jika berlebihan kudu waspada mbak.. sama nih aku juga masih sering
Hapusnice artikel, kud CERDIk nih pola hidup agar selalu sehat dan no diabetes
BalasHapusiya kudu CERDIK :-)
HapusIya, diabetes sangat mengerikan, tapi begitu dekat di sekitar kita.
BalasHapusbetul mbak.. dekat namun kurang disadari masyarakat umum
HapusAktivitas fisik 30 menit per hari ini lho yang belum konsisten
BalasHapusThanks Lia, udah ngasih tau soal diabetes. Jadi lebih paham sekarang
BalasHapusAsap rokok bisa ya (Enyahkan asap rokok dan jangan lagi merokok)
BalasHapussecara ada anggota keluarga yang merokok.
Takut juga terkena penyakit ini, mengingat mama saya sendiri terkena DM, banyak sekali masalah yg dihadapi jika tdk hati2 disiplin.
BalasHapusInformasinya lengkap, Mbak. Thank's for sharing ^^
BalasHapusAku termasuk yang suka males olahraga, tapi lagi dibiasain nih biar rajin olahraga hehe
BalasHapusAku jdi was was ni mb lia, secara aku suka maem manis trus males gerak huhu
BalasHapusDan alm kakekku dulu kena juga, moga2 ga nurun aminnn
Keturunan dari keluarga aku, baik mamah ataupun papah, banyak banget yang kena diabetes. Bahkan nenek dari mamah pun kena diabetes. Sekarang, papah aku juga kena dan dia harus suntik insulin 3x sehari.
BalasHapusMemang kalau sudah ada keturunan gitu, kuncinya memang harus jaga pola makan, jaga pola hidup sehat. Walaupun kadang males, tapi harus bgt dilakukan.
kesehatan memang sangat berharga mbak, semoga sehat selalu ya :)
BalasHapussekarang ini diabetes memnag gk pandang tua muda lagi
Waksss. Belum ngecek lagi. terakhir angkanya agak mengena ke batas. Hiksss
BalasHapus