“Is Stranger, Danger?”
Ajari Anak Cara Hadapi Orang Tak Dikenal. Pernah mengalami rasa khawatir akan keselamatan anak
kita saat sedang berada di tempat lain? Pastinya pernah ya. Apalagi musim
berita anak hilang atau anak diculik tuh. Jadi teringat kasus Angeline di Bali,
kasus anak dibawa pergi oleh orang tak dikenal di wilayah PGC, atau berita lain
yang cukup membuat tergidik.
Menurut data Komnas Anak sejak tahun 2010-2014
terdapat 472 kasus, sedangkan tahun 2015 ini terdapat 40 kasus di 6 bulan pertama.
Bukan saja penculikan, anak hilang, tetapi kasus penelantaran bayi dan anak.
Antara ngeri dan bersikap tenang, kita memang harus
selalu waspada, namun tak bisa terlalu protektif mengawal anak kita bukan?
Bagaimana solusi terbaiknya ya?
Ibu Anna Surti Ariani |
Nah, kali ini saya menghadiri acara #ortubelajar bersama
Tiga Generasi yang akan membahas cara mengenalkan anak menghadapi orang tak
dikenal, yang diuraikan oleh Ibu Anna Surti Ariani,
S.Psi, M.si Psikolog di Conclave, Jakarta Selatan.
Siapa Sih Yang Biasanya Menculik?
Ada beberapa mitos dan fakta unik di seputar hal ini:
fakta vs mitos |
1. Apakah sebagian besar penculik
adalah orang yang tidak dikenal? Tidak, itu MITOS.
Penculikan anak bisa
terjadi karena faktor luar dengan alasan adopsi anak secara ilegal, masalah
ekonomi, kejahatan seksual, perdagangan anak, orang bergangguan jiwa, atau
bahkan untuk mengancam orangtua si anak.
Tetapi jangan
menganggap yang menculik itu adalah orang lain terus. Ternyata dari keluarga
sendiri bisa saja terjadi, misalkan kasus perebutan hak asuh setelah perceraian,
permusuhan antar keluarga.
2. Apakah semakin banyak anak yang
hilang dari hari ke hari? Tidak, itu MITOS.
Lho kok begitu? Iyalah, yang makin banyak
itu beritanya yang heboh.
Faktanya menculik anak itu sebenarnya
merepotkan dan rugi. Harus memberi makan dan minum, mengasuh agar tidak rewel dan
menangis, serta kalau tertangkap hukumannya itu berat. Apalagi ada fasilitas
HP, CCTV, dan BipBip Watch, bisa dong segera dilacak.
3. Apakah anak hilang itu berarti
diculik? Tidak juga, itu MITOS.
Jika bertemu dengan anak sendirian tanpa
orangtua, jangan langsung berfikiran dia habis diculik dan ditelantarkan. Bisa
saja anak itu memang kabur dari rumah dan butuh konseling. Seperti kasus yang
pernah dialami bocah lelaki akibat KDRT.
4. Benarkah jangan memakaikan nama
asli atau nama panggilan anak di pakaian mereka? Iya, itu FAKTA.
Anak itu akan lebih percaya kepada orang
yang tahu dan bisa mengenali nama mereka. Apalagi jika ada bujuk rayu, haduuh,
semoga anak kita tidak begitu. Jadi lebih baik tidak perlu pakai nama deh.
5. Benarkah tidak boleh bicara
kepada oranglain yang tidak dikenal anak? Tidak, itu MITOS.
Pada kenyataannya, anak pasti butuh
seseorang yang tidak dikenalnya juga saat terpisah dari orangtua, seperti
satpam, polisi, ibu-ibu membawa keluarga, atau bagian informasi di suatu
tempat.
Kita juga tak mau kan anak kita jadi
penakut, pemalu, bahkan minder jika bertemu orang baru? Sehingga kita tetap
harus seimbang mengajarkan anak dalam menghadapi situasi ini.
Ajari Anak Waspada Sesuai Usianya.
Banyak hal yang sudah dapat diajarkan kepada anak-anak
sesuai usianya. Mengajarkan waspada bukan berarti menakut-nakuti ya bu. Miris
juga jika seorang ayah atau ibu, apalagi nenek suka bilang “ awas ada badut”.
Atau suka menakuti-nakuti ada orang gila, jangan dekati orang compang-camping, jangan
kesana nanti diculik.
Padahal waspada bukanlah mengekang, tapi merupakan
antisipasi agar anak tetap mengerti sosial, mana orang yang aman, mana orang
yang harus diwaspadai.
Ajari mereka supaya jangan mendekati:
-
Orang yang suka membuat sakit
-
Orang yang tiba-tiba sangat akrab padahal tidak
kenal
-
Orang yang menyentuh daerah terlarang pada tubuh
anak
-
Orang yang mabok atau pura-pura mabok
-
Orang yang memegang pisau atau pistol, sekalipun
itu mainan dan bukan polisi.
games mengajari anak menolak |
Ibu Anna juga memberikan
tips bahwa anak sudah bisa diajari sesuai usianya, sebagai berikut:
Usia
1-3 tahun
·
Di usia ini, anak harus diajari namanya dan
kedua orangtuanya, misalkan Bunda Lia, Ayah Dwi. Sehingga saat terpisah anak
sudah pandai memanggil nama ayah atau ibunya.
·
Ajari bahwa jangan suka terlalu jauh mendahului
orangtua, maksimal 3 langkah sudah harus waspada.
Usia
3-5 tahun
·
Di usia ini pula, anak sudah tahu nama
panjangnya, nama lengkap kedua orangtuanya, serta alamat rumahnya. Atau kalau
perlu bawalah kartu nama ayah dan ibunya.
·
Ajari cara berpamitan atau meminta izin jika
ingin memisahkan diri melihat sesuatu. Jika sudah terpisah, diam saja di
tempatnya atau ke tempat informasi dan satpam, sehingga keluarganya bisa
kembali mencarinya.
Usia
5-7 tahun
·
Selain sudah tahu namanya, orangtuanya, dan
alamatnya, anak harus sudah tahu nomor telepon yang bisa dia hubungi.
·
Ajari anak agar dapat meminta tolong kepada orang
yang dipercaya untuk menelpon orangtua atau nenek kakek, paman dan bibi.
·
Ajari agar tidak mudah menerima apa pun dari
orang lain, misalkan mainan, makanan, minuman, bahkan bujukan mencari hewan lucu.
Usia
>7 tahun
·
Sudah tahu tempat yang aman untuk berkumpul
dengan orangtua dan keluarga
·
Ajari agar pergi bersama kakak atau orang yang
lebih besar jika ingin berpisah dari ayah ibunya.
·
Ingatkan agar jangan mau diajak dan tidak masuk
ke mobil orang lain tanpa ada ayah ibu, atau orangtua lainnya.
Ajari Anak Untuk Menolak.
Memang agak membingungkan jika ada orang lain yang
mengajak anak-anak ngobrol dan menawarkan sesuatu, ini orang baik atau orang
pura-pura baik. Nah, di rumah kita bisa mengajak anak bermain sandiwara sambil
belajar bagaimana caranya untuk menolak sesuatu. Misalkan:
·
Ditawari Permen atau Coklat atau Mainan:
-
Bilang tidak dan terimakasih dengan sopan.
Berikan alasan, nanti aku batuk atau sebagainya
-
Namun jika anak tetap mau, ajari anak bahwa
segala sesuatu harus bilang ke mama atau papa dahulu, aku boleh makan permen
atau coklat tidak? aku boleh punya mainan itu tidak?
·
Diajak pergi atau diajak mencari hewan lucu:
-
Bilang tidak dan terimakasih dengan sopan.
Berikan alasan, aku sudah punya hewan itu (misal kelinci, anjing, kucing)
-
Tetap sama, menolak dengan berkata aku mau
bilang mama papa dulu, lalu tinggalkan orang itu.
·
Disentuh, dipeluk, diraba tubuhnya:
-
Segera tangkis, tolak dengan tangan atau kaki
-
Segera teriak TOLONG sambil berlari.
Lakukan Ini Jika Anak Bepergian.
Segala sesuatu memang harus dilakukan senyaman mungkin. Banyak hal yang tak diduga di luar sana di saat kita bepergian. Untuk itu perlu dilakukan hal sebagai berikut:
-
Pakaikan anak dengan baju yang sopan, unik,
kalau perlu seragaman dengan kita, lalu selfie deh, sangat dianjurkan kok, hehe.
-
Jangan menggunakan perhiasan berlebih, apalagi
sambil bawa-bawa gadget. Kalau pakai Bipbip Watch boleh lah.
[Baca Juga: Amankan Anak Anda Dengan Bipbip Watch]
-
Berikan kartu nama kita yang diletakkan di saku
baju dan celana, sepatu, dan tas.
-
Selalu perhatikan kondisi dimana saja kita
sedang berada, ayah bunda jangan sering mainkan handphone dulu saat di jalan ya.
-
Pastikan pamit dulu sebelum menjauh sesuai
kesepakatan. Dimana akan bertemu lagi, sampai berapa jam boleh menjauh atau ke
suatu tempat. Misalkan toilet, tempat bermain, tempat beli minuman, dan
makanan. Hal ini dapat dilakukan kepada seluruh anggota keluarga yang ikut. Bahkan kepada guru.
-
Ajak bermain sambil berhitung dan menunjuk
petugas keamanan di mall. Lalu katakan kepada anak, nanti kalau ada apa-apa
lapor kepada bapak satpam yang pakai baju itu ya.
***
Acara keren ini diikuti oleh hampir 130 perserta, bertabur bintang tamu. Gak nyesel deh ikut acara ini, meskipun siangnya kelaparan, hahaha. Dengan senang hati saya bagi ilmunya kepada anda para pembaca. Saya berasa sekolah lagi lho..
suasana ortusekolah |
sekolah bareng artis |
Semoga kita bisa
melaksanakannya ya bu, yah, kek, nek. Dan selalu berdoa akan keselamatan
anak-anak dari hal yang membahayakan mereka. Insyaallah tetap tawakal, dan
Allah SWT melindungi, aamin.
Banyak artisnya yaaa
BalasHapusiyaaa jadi berasa artis juga yak hihi
Hapusic ijin catet ya mak
BalasHapusmonggo mak :-)
Hapusperlu nih anak-anak diajarkan cara menghadapi orang asing ya, emak parno jga aku soalnya
BalasHapusiya mak gimana pun anak gak selalu dlm pengawasan kita ya
Hapusiyaa harus diajari seperti ini sejak dini .. supaya meminimalisir adanya penculikan :)
BalasHapussetuju :)
Hapuszaman skrng harus lebih berhati2 lagi dlm menjga anak
BalasHapus