Sebenarnya sudah lama aku ikut bisnis yang pakai downline downline-an. Dulu sebelum media online marak, aku diajak calon ibu mertua untuk jualin produk kecantikan dari Swedia. Waduh bu, calon mantumu ini tak suka dandan. Tapi demi menyenangkan hatinya (ciee.. ada maunya), akhirnya beranikan diri, bantu jualin, meski hati ketar-ketir. Tetapi karena memang tidak menjiwai, ya sudah, kalah ditengah jalan.
Setelah menikah, mulai dilirik teman untuk gabung bisnis kesehatan yang katanya sudah booming, sampai pemain bola aja minum. Coba, ikut, dan juga kalah ditengah jalan. Saat dunia online mulai marak, mulai lagi ikut-ikutan bisnis yang pakai web replika. Alamak, para sponsor dan upline bersatu padu memberikan semangat tutup poin (alis belanja bulanan dong), lewat sms, si anu, si ono, si a, si b, semua rajin sms, supaya aku belanja. Walah, serasa dikejar-kejar hutang. Kita yang terseok-seok belanja, tapi sama sekali bonusnya gak adaaa, katanya harus belanja sekian dulu jadi naik tingkat dan baru dapat bonusnya, wekk!.. tinggalkan.. aku tidak nyaman.
Akhirnya sifat idealisku muncul. Udah ah, tidak ikut bisnis downline downline-an dulu. Bisnis biasa aja, jual beli, selesai. Tapi kok yaa, ternyata beberapa tahun kemudian tergiur lagi Awalnya aku ikutan bisnis Semprotan Air yang ukurannya sepersekian mikro nano alias Nanospray MCI yang sekarang fenomenal itu, soalnya masuk acara tv, yang pembawa acaranya katanya kiut dan manis itu. Oke, mulai aku gabung Januari 2014, alhamdulillah ternyata gak pakai sistem tutup poin. Ada yang beli, kita masukan data sebagai kaki downline, bonus pun mengalir langsung ke rekening kita.
Bonus 1 kaki dapatlah Rp. 100,000 (karena dapat pembeli), kemudian dapat pembeli lagi yang membuat jadi sepasang kaki dapatlah bonus Rp. 100,000 (karena dapat pembeli) dan bonus Rp. 500,000. SMS berbunyi, selamat anda bla..bla.. bla.. Cek saldo, dan yes alhamdulillah, lumayan buat cicilan motor. Makanya bisnis ini sempat panas alias HOT, peminat membludak. Tapi, apakah aku mengalami kendala? Ya ada, sempatlah salah naro kaki (niatnya mau bantu downline), ternyata arrghhh..nyaris fatal..bonus selanjutnya malah lari ke downline.
Ihh, apa rasanya? Ya, agak menyesal sih, apalagi suka sebal kalau kebetulan terbaca status orang yang bisnisnya sama dan pasang foto bertuliskan: Salah jaringan, sakitnya tuh disiniiihh.. (ada gambar bocah yang ceurik nangis tersedu-sedu sambil memegang dada). Iya sih, emang ada nyeri hatinya, tapi gak usah gitu juga kaleee..emang salah kiteee mau ikut jaringan si dia akhirnya terpuruk?. Rejeki mah Allah yang menggiring kemana orang akan memilih. #Ahaha, menghibur..
Oke, aku berusaha mencoba ikhlas, meyakinkan hati, kalo niat nolong, pasti gak rugi kok (walau emang sakit, hihi). Tetapiiii.. apa yang terjadiiii? (duh lebay deh..lebay..)
Bulan berikutnya tak disangka, ada yang beli, beli, dan beli, terus beli, beli, hihi.. Sekarang malah bersenang hati, rejeki gak tertukar lho, justru malah membuat jaringanku melebar baik dan saling menguntungkan downline lainnya, bonus sekarang membuat yang lain ikut merasakan indahnya bisnis ini, eits asaaal kita semua mau dan terus bersemangat, barang siapa yang bersungguh-sungguh dia yang dapat, barang siapa yang sabar dia akan beruntung = Man jadda wa jada, man shobaro zhofiro (pelajaran jaman abege inih, eh sekarang jadi trend)
Bulan berikutnya tak disangka, ada yang beli, beli, dan beli, terus beli, beli, hihi.. Sekarang malah bersenang hati, rejeki gak tertukar lho, justru malah membuat jaringanku melebar baik dan saling menguntungkan downline lainnya, bonus sekarang membuat yang lain ikut merasakan indahnya bisnis ini, eits asaaal kita semua mau dan terus bersemangat, barang siapa yang bersungguh-sungguh dia yang dapat, barang siapa yang sabar dia akan beruntung = Man jadda wa jada, man shobaro zhofiro (pelajaran jaman abege inih, eh sekarang jadi trend)
Jadi gak sakit lagi dong? iyap.. jelas. Alhamdulillah, selalu berbaik sangka saja, mungkin waktu itu aku belum sabar, apalagi lihat orang yang lain yang bisnisnya sama mendadak melesat jauh ke atas dengan bonus-bonusnya. Apa kita jadi ingin? Ya iyalaah pengen, tapi apa harus ngoyo yang akhirnya menjauhkan diri kita dari etika? memaksa orang lain untuk ikut bisnis dan mengharap bonus lekas mengalir deras? Ayolah, kembali bercermin, kita sendiri kadang tidak suka di"jejali" sesuatu yang bertubi-tubi, alias keseringan dibroadcast, ditag, diinbox, diemail. Jadi illfeel kan? tapi, sesekali boleh lah, namanya juga marketing.
Punya kelebihan rejeki, membuat kuingin memutar kembali modal tersebut, daripada habis, kita jadikan investasi ke depan, masih berupa bisnis downline downline-an. Lagi-lagi, kupilih karena tidak ada tutup poin, sistemnya seperti jual beli biasa, tetapi ada pengaruh di sistem kaki juga seperti bisnis semprotan air. Ada pembeli, kita dapat keuntungan, alis bonus, ada yang beli, bonus, ada yang beli, bonus, dan seterusnya.
Ini adalah bisnis suamiku. Produk Glucogen, Biocell, dan Slimmer. Produk minuman yang bisa membuat badan sehat, mencegah kanker, myom, membuat subur reproduksi, jantung sehat, kulit sehat, dan berat badan seimbang. Disinilah aku dan suami saling membantu, saling menguatkan, dan saling belajar dari kejadian di bisnis sebelum-sebelumnya.
Kini, aku hanya merasa, jalanilah hidup kita apa adanya, tak perlu sinis, tak perlu lesu, tak perlu ragu. Syukurilah apa kita dapat pada hari itu, Allah SWT sudah menjamin rejeki siapapun dan di mana pun dia berpijak, pasti ada. Baca deh QS. Al-Mulk: 15,
(Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu, yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah, di seluruh penjurunya, dan makanlah sebagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu kembali.)
Allah SWT juga tidak suka terhadap perkataan Qorun yang saat itu kaya raya sampai hartanya dipikul-pikul orang-orang yang kuatdan besar, saking berat dan banyak, kemudian dia berkata "aku diberi harta itu karena kepandaianku". Sampai-sampai yang lain juga mempunyai keinginan yang sama memiliki harta yang banyak seperti dia, karena dia dianggap beruntung. Kisah ini ada di QS. Al-Qoshos: 76-81. Kemudian Allah benamkan Qorun beserta harta bendanya (karena kesombongannya) ke dalam bumi. So, bersyukur atas nikmat, bukan kufur nikmat, mau jadi Qorun? na'uzubillah. Eh, eh, tapi masih suka dengar dongeng cerita kan? "dia pergi mencari harta karun...". Ternyata begitu ya..
Jadi, kesimpulannya apa? hihi, menurut anda bagaimana?
#sumber: pengalaman pribadi dan Alquran terjemahan.
#sponsor: jika berminat Nanospray, Glucogen, Slimmer, Biocell, hubungi aku ya, hhaha.. nih WA-nya 08568601779
#sponsor: jika berminat Nanospray, Glucogen, Slimmer, Biocell, hubungi aku ya, hhaha.. nih WA-nya 08568601779
teman kuliah saya ada mb ayang bisnis nano spray...kemarin dia jalan-jalan ke vietnam dari MCL heheh
BalasHapusiya mak, memang nanospray ada reward jalan-jalan, bener2 lagi booming and hot :D
BalasHapus