Serial #3: TB Bisa Disembuhkan
Ayo Berobat, Batuk Tuberkulosis Bisa Sembuh..
“Uhuk..uhuk..uhuk..
UHHUKK..!!” Ahai,
batuknya. Dengarnya pun terasa tersiksa. Terasa sangat gatal di
tenggorokan.
“ TB apa
itu? Tekanan Batin?” tanya suaminya sinis
“ Itu lho,
singkatan dari Tuberkulosis. Yang batuknya lama dan ada darah dari
mulut.“
“ Wah
bilang saja TBC. Kenapa mesti disingkat lagi jadi TB? Biar keliatan keren?”
dengus lelaki itu.
“ Ya, enggak
tahu. Pokoknya kemarin Minah baca di koran ya begitu. Batuk mas itu lama sekali
sembuhnya. Minah curiga, jangan-jangan benar.
“
“ Halah, enggak usah. Wong ini batuk biasa aja kok. Orang yang kena TBC itu biasanya ya lama sembuhnya akhirnya meninggal,” jawabnya pesimis.
“ Ih mas, kok ngomong begitu. Memangnya mas mau mati?. Sekarang di Puskesmas ada
pengobatan gratisnya. Masa gak mau coba untuk berobat. Ayolah, besok Minah
antar ya. Minah pengen mas sembuh. Kasihan anak-anak, kalau tertular
bagaimana?.”
Penanggulangan dan Penyembuhan Tuberkulosis di Indonesia
Kondisi cerita
seperti itu di atas mungkin juga lebih banyak ditemukan di tempat yang lain. Indonesia
adalah negara ketiga terbesar yang terkena masalah TB, menjadi penyebab
kematian ketiga setelah penyakit Jantung dan pernafasan akut. Sebagian besar
penderita adalah masyarakat yang berusia produktif yaitu usia 15-55 tahun.
Pemerintah telah mencanangkan rencana strategi penanggulangan penyakit ini
dengan memberikan obat gratis melalui Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.
Serta adanya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tentu saja untuk memudahkan masyarakat berobat.
Indonesia menjadi contoh di dunia sebagai negara yang berhasil memerangi TB. Banyak hal yang telah dicapai dalam penanggulangan TB di Indonesia, salah
satunya sejak tahun 2010 angka kesembuhan pasien mencapai 87 %. Dan pada tahun 2013 terdapat angka keberhasilan pengobatan menunjukkan adanya nilai > 90% pada beberapa tahun ini.
Namun kenyataannya
setiap tahunnya masih terdapat seperempat juta orang tertular. Penemuan
kasus baru TB ini masih sekitar 52%. Mengapa? Karena masyarakat belum banyak
mengetahui, tak peduli, bahkan menolak atau malas untuk melakukan pengobatan
minimal 6 bulan itu. Padahal beberapa Rumah Sakit Umum seperti RSUP
Persahabatan membuka layanan 24 jam untuk pasien yang terkena secara gratis. Amat
disayangkan. Seperti lingkaran hitam yang berputar-putar tak kunjung selesai jika penyakit TB tidak ditanggulangi dari kita sendiri.
Pasien Patuh, Tuberkulosis Sembuh.
Teringat dulu aku pernah mengobrol dengan adik sepupu yang sempat terkena penyakit ini, kayanya sih pada tahun 2008. Dia adalah ibu rumah tangga beranak satu
saat itu. Entah darimana dia tertular. Mungkin dari ventilasi
yang buruk ketika berada di tempat kontrakannya dahulu sebelum dia pindah
menempati rumah baru. Bisa juga karena memang kondisi tubuhnya yang lemah dan
lelah, jadi seringkali malas makan bahkan kadang-kadang jajan sembarangan.
Kudengarkan kisahnya, mulai dia berobat
hingga akhirnya sembuh. Awalnya dia batuk tak kunjung reda sudah 3 minggu lamanya, dahaknya semakin
mengental
terutama di pagi hari, dadanya terasa sakit, terkadang
terasa
demam, berat badannya semakin kurus, tidak nafsu makan, dan berkeringat
ketika
malam hari. Setelah diperiksa fisik, uji laboratorium sputum dan darah,
juga ronsen paru-paru, maka diputuskan memang dia terkena Mycobacterium Tuberculosis.
Awalnya dia melakukan pengobatan selama 6
bulan, dia diharuskan meminum obat antara lain Isonikotinil
hidrazid (INH) yang bersifat tuberkulostatik
(menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid
(membunuh bakteri), Rifampicin, etambutol, streptomycin, dan pirazinamid. Bahkan sudah ada obat khusus TB yang mengandung vit.B6.
Namun karena hasil ronsen paru-parunya menunjukkan masih belum bersih maka dilanjutkan 3 bulan lagi. Sehingga tepat 9 bulan dia melakukan terapi ini. Setiap pagi dia minum obat, kemudian dilanjutkan siang dan malam.
Itu tak boleh putus, harus rutin dan tekun. Tempat makan dan minum dikhususkan, jika sedang batuk dia menggunakan masker. Semua itu demi tidak menularkan kepada anak sulungnya.
Kini dia sudah memiliki dua anak. Dia bisa hamil setahun kemudian setelah pengobatannya selesai. Hei, BENAR, ternyata bisa disembuhkan. Syaratnya? Bisa dibayangkan kan, dia sembuh karena dia
patuh.
Tips Agar Pasien Tuberkulosis Sembuh Total
Setelah mengetahui kisah sepupuku tadi, ternyata
memang TB bisa disembuhkan. Asalkan rajin menjalani pola hidup sehat dan hindari stress.
Beberapa hal yang perlu diterapkan pasien jika dia ingin sembuh total, antara lain:
1.
Pasien taat pengobatan, tidak putus sampai
program 6-9 bulan selesai.
Setelah obat diberikan, segera bulatkan
tekad bahwa kita ingin sembuh. Jangan putus meminum obat sedikit pun. Jika perlu
pasanglah alarm pengingat minum obat. Karena sekali saja lupa dan putus,
kita diharuskan meminum obat lagi dengan kondisi dosis yang harus diubah,
karena kuman tersebut menjadi kebal.
Yakinlah kesembuhan memang dari Tuhan, namun Tuhan juga tak ingin hambaNya berpangku tagan tanpa usaha. Ingat: obat putus, kuman makin tembus ke
sel-sel organ lainnya. Ngeriii..
2.
Rajin bangun pagi dan berjemur diri terkena
sinar matahari pagi.
Sakit dan
lemah memang yang dirasakan oleh pasien, namun jangan menjadi alasan untuk
malas bergerak. Bangunlah saat waktunya sholat subuh dan bergeraklah di luar
rumah sambil menunggu matahari pagi bersinar. Jemurlah badan kita pada hangatnya
sinar itu selama 10-15 menit setiap hari. Hal ini akan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama limfosit atau sel darah putih.
Untuk terapi TB sangatlah baik karena membantu meningkatkan kekuatan tubuh
terhadap serangan kuman. Sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran
pernafasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah
terik matahari pagi.
3.
Tidak membuang dahak sembarangan.
Memang paling menjijikan dan terkesan jorok
jika melihat dahak di jalanan. Hei..hei..tak bisakah kita sopan sedikit?.
Mungkin bagi kita membuang dahak di jalanan akan segera hilang tersapu debu.
Tetapi tentu saja akan menyebabkan penularan yang lebih cepat. Setidaknya
jagalah kebersihan. Buanglah dahak di lubang wc dan siram hingga bersih.
4.
Jauhi Rokok, Begadang, dan Alkohol.
Merokok dapat melemahkan kesehatan paru-paru,
ditambah jika kita begadang, tubuh lelah butuh istirahat. Jelas saja jika kuman
TB mudah menyerah orang yang lemah. Peminum alkohol juga sangat rentan terkena
TB, alkohol yang berlebihan masuk ke dalam tubuh juga akan menurunkan system imun.
Tak heran ketiga hal tersebut sebaiknya benar-benar harus ditinggalkan.
5. Makan makanan Tinggi Karbohidrat dan Tinggi
Protein, buah serta sayuran.
Kuman TB membuat tubuh terinfeksi,
setidaknya sel-sel tubuh kita pasti ada yang rusak, organ tubuh
membutuhkan zat makanan yang baik. Biasanya
penderita dianjurkan makan makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi
protein. Dan tentu saja menu sayur mayur serta buah-buahan. Diperlukan vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan zat besi, sebagai penambah sel darah merah dan mempercepat penyembuhan. Dan jangan
lupa minumlah susu secara rutin.
6.
Peran Masyarakat Ikut Membantu.
Seringkali pasien TB akan dijauhi, karena
takut tertular. Itulah alasan mengapa pasien seringkali tutup mulut
terhadap penyakit yang dideritanya. Malu. Padahal peranan tetangga dan keluarga
sangat diperlukan. Dukungan moril dan tanggap memberikan semangat kepada pasien
ini dapat mempercepat penyembuhan. Misalkan saling peduli dan memberikan sumbangsih berupa makanan bergizi, bisa saja kan?
Apalagi harga bahan makanan terutama buah sudah terbilang mahal. Bagaimana makin menderitanya pasien jika dihadapkan
dengan kondisi ini. Libur bekerja karena sakit, makan sehari
untuk sekeluarga saja harus dihemat, ditambah kebutuhan pendidikan anak-anak,
padahal pasien harus dipenuhi gizinya. Disinilah peran sosial dibutuhkan.
Bagaimana mungkin mereka akan sembuh jika kebutuhan fisik dan batinnya tidak
terpenuhi.
Pantas saja TB bukan hanya berarti Tuberkulosis, namun juga seringkali
dipelesetkan menjadi Tekanan Batin seperti cerita di atas. Semoga kita terhindar dari hal ini.
***
Semoga
tulisan ini dapat menggugah kita semua untuk ikut berperan dalam membentuk negara Indonesia bebas Tuberkulosis dan (sssttt..) pengennya sih bebas
rokok juga, yuk kita mulai dari sekarang!
Sumber tulisan:
- Tbindonesia, Depkes
kadang aku mikir, gmn ya mak menghindari TB kalau kita ada di tempat umum? kan kita ga tau dia kena TB atau tdk pas ga sengaja kena cipratan batuknya orang, atau kena asap rokok. hehe.. sukses buat lombanya ya.. jangan sampe TB jadi tekanan batin karena tB bisa disembuhkan
BalasHapusPernah baca semua akan mudah terkena jika kondisi tubuh menurun mak.. Baiknya memang kita sendiri yang harus menjaga pola hidup sehat ya, kita yg harus perkuat imun.. terimakasih sudah mampir :)
Hapusharus patuh kunci utamanya :)
BalasHapus