Siapa hayoo yang suka cerewet, melarang, bahkan marah bila si kecil suka mencoret tembok? Acungkan jariii.. haha, tentu saja saya harus mengacungkan jari
terlebih dahulu. Hampir semua orangtua pernah melarang anak usia golden age
melakukan hal tersebut.
Sudah diberi kertas kecil, maunya yang lebih lebar. Sudah diberi kertas besar, kalender, bahkan karton, tetap saja larinya ke ubin. Bener gak?.. Di ubin gak puas, diam-diam sreseet..! Tau-tau dinding ruang tamu, dinding kamar, dan sudut manapun sudah terkena coretan dan gambar hasil karya si kecil. Reaksi anda?.. ihiks..ihiks.. Stresss.. atau mungkin ya sudahhh (pasrah).
Sudah diberi kertas kecil, maunya yang lebih lebar. Sudah diberi kertas besar, kalender, bahkan karton, tetap saja larinya ke ubin. Bener gak?.. Di ubin gak puas, diam-diam sreseet..! Tau-tau dinding ruang tamu, dinding kamar, dan sudut manapun sudah terkena coretan dan gambar hasil karya si kecil. Reaksi anda?.. ihiks..ihiks.. Stresss.. atau mungkin ya sudahhh (pasrah).
Mengapa anak berbuat demikian? Menurut pakar psikologi
ibu Ratih Ibrahim, hal itu merupakan
suatu yang lumrah. Usia anak balita adalah masanya mengeksplore ingin ‘mencicipi’ kawasan yang penampakannya luas, seperti
melihat lapangan, teras masjid, halaman, mereka akan segera berlari ke sana
kemari untuk merasakan dan menjelajah
luasnya lapangan tersebut.
Demikian juga terhadap dinding, mereka senang merasakan kenikmatan luasnya dinding tanpa batas. Begitulah kegiatan anak. Mereka sentuh, colek, menjajal dengan tulisan, bahkan senang menempelkan sesuatu. Tembok adalah canvas raksasa yang harus dijelajahi. Bagaimana anda menyikapinya?
Demikian juga terhadap dinding, mereka senang merasakan kenikmatan luasnya dinding tanpa batas. Begitulah kegiatan anak. Mereka sentuh, colek, menjajal dengan tulisan, bahkan senang menempelkan sesuatu. Tembok adalah canvas raksasa yang harus dijelajahi. Bagaimana anda menyikapinya?
Anak adalah anugerah orangtua yang diberikan Tuhan, karena nyatanya mereka tidak meminta dilahirkan.
Awal kehamilan ditunggu, setelah lahir ditimang, namun kenapa saat mereka mulai belajar
‘menyentuh dunia’-nya, justru anda melarang?. Ya, berikan mereka kebebasan yang terarah.
Mencoret dinding tidak dilarang, tetapi lebih baik diatur.
Beri kedisiplinan dan tanggung jawab.
“Kamu boleh mencoret dinding, asalkan khusus ditempat
ini saja. Tidak di ruang tamu, tidak di rumah tetangga, tidak di mana-mana.
Karena, tempatnya khusus di sini, oke?. Selesai bermain segera bersihkan. Kamu mau menjadi anak mama yang hebat?”.
Begitulah salah satu contoh yang diajarkan Ibu Ratih dalam memberi syarat dan
ketentuan dalam memberikan kesiplinan.
Jika hal itu dilanggar anak, berikan warning berupa ucapan
yang tegas. “Nak, mama bilang apa? Ada yang belum dibereskan kan, ayo segera lakukan. Kamu bisa." Ulangi terus pernyataan tersebut hingga anak betul-betul menerimanya. Dan yang paling terpenting adalah kekonsistenan kita sebagai orangtua dalam menegakkan peraturan. Kita sebagai orangtua haruslah tegas, tidak mencla-mencle. Hari ini mungkin anda melarang eh tapi besok malah membiarkan. Sebaiknya sekali berkata: NO yaa NO. Jangan bilang YES or NO.
Pakai Dulux EasyClean
Dengan kondisi ini cat Dulux Indonesia melirik dan segera mengambil kesempatan untuk menjembatani antara kebutuhan anak dan kekhawatiran orangtua. Dalam kesempatan Rabu, 19 Maret 2014, bertempat di Chipmunk Playland & Café, produk baru Dulux Easyclean diluncurkan.
Peluncuran Dulux EasyClean adalah solusi tepat bagi orangtua yang
menginginkan kebebasan anak bereksplorasi tanpa batas namun tertib. Tembok yang telah dilapisi at tembok ini bisa
leluasa di ‘kotori’ anak-anak, kemudian gapang sekali membersihkannya, langsung diseka hanya menggunakan spongs
basah, tanpa mengurangi keindahan warna dan tetap tahan lama.
Dengan Dulux EasyClean, maka orangtua akan mempunyai prinsip Forgiveness is Easy, demikian pula seperti dikutip dari pernyataan bapak Mediko Azwar selaku Head of Marketing PT.ICI Paintis Indonesia. “Sebagai merk inovatif, cat yang pernah diluncurkan pada tahun 2007 ini, dibuat menjadi cat pelopor di kelas cat yang mudah dibersihkan dan kian sempurna. Cat ini tidak berbau menyengat, bebas timbale dan merkuri, sehingga lebih aman bagi anak-anak, “ tambahnya.
Dengan Dulux EasyClean, maka orangtua akan mempunyai prinsip Forgiveness is Easy, demikian pula seperti dikutip dari pernyataan bapak Mediko Azwar selaku Head of Marketing PT.ICI Paintis Indonesia. “Sebagai merk inovatif, cat yang pernah diluncurkan pada tahun 2007 ini, dibuat menjadi cat pelopor di kelas cat yang mudah dibersihkan dan kian sempurna. Cat ini tidak berbau menyengat, bebas timbale dan merkuri, sehingga lebih aman bagi anak-anak, “ tambahnya.
Dengan mengaplikasikan cat tersebut di salah
satu ruangan rumah anda, maka kegiatan coret mencoret, terkena saus, noda,
lumpur dan segalanya di dinding bukan hal yang ditakuti lagi. Cukup diseka
dengan spons atau lap basah, dinding akan segera bersih kembali. Mudah.
Layaknya anda menggunakan papan tulis “Whiteboard”.
Demikian pula yang dialami artis cantik Mona Ratuliu
dalam menghadapi kebiasaan si sulung yan memang gemar menggambar. Pernah suatu
hari anak-anak diberi kebebasan mencorat coret permukaan halaman depan, asalkan
dibersihkan setelahnya dengan air keran, sehingga berlanjut menjadi arena
permainan air yang menyenangkan. Namun akhirnya dia dan suami menetapkan ada
satu ruangan khusus yang temboknya diberi cat ini hanya untuk membiarkan
anak-anak bebas menggambar dan mewarnai di sana. Yayaya, merupakan ide yang
baik.
Kita bisa mencobanya sekarang. Dulux EasyClean membuka
pelayanan untuk masyarakat di dunia maya. Silahkan cek di www.forgivenessiseasy.com. Jika
anda memerlukan bantuan dan konsultasi pengecatan, silahkan melalui Dulux Home
Painting Service. Dengan kemasan kaleng 2.5 liter dan 20 liter, cat ini
menawarkan serangkaian warna yang sangat menarik untuk anak-anak. Segera
beralih dan dapatkan kesenangan anak anda dalam bereksplorasi sepuasnya.
anakku juga suka gambarindinding mak...
BalasHapusiya mak, ternyata ada solusinya beli cat tembok kaya gini, hehe (weleh jangan iklan).. Shidqi tipe anak gak mencoret tembok karena dilarang, Selma sangat tidak peduli larangan, jadinya pas uji coba di sana, sepertinya ekpresinya luar biasa bahagia. terimakasih sudah mampir mak ^_^
Hapushihihi
BalasHapusDija juga mulai suka gambar di tembok
asyik sih
hehehe iya aku pun jadi tau alasan mengapa anak-anak suka mencoet tembok. Luasss
Hapus