Judul yang cukup panjang, hehe.. Namun tulisan ini mengalir begitu saja, tercetus di saat malam ramai ditengahi peringatan maulid nabi yang penuh fenomena dan berbagai macam acara.
Terlepas dari itu semua, saya hanya merenung. Rasanya kian
mengerti ketika saya mulai melaksanakan salah satu pekerjaan yang pernah
Rasulullah jalankan. Yaitu berniaga, berjualan tentunya. Saya kian mengerti kenapa
Rasulullah diasuh oleh paman bernama Abu Tholib yang amat sayang kepadanya. Sang
paman adalah saudagar yang sukses. Tentu saja rahasia Ilmu kesuksesannya
diturunkan kepada keponakannya itu. Hingga dewasa Rasulullah dikenal sebagai
pedagang yang jujur, berkata apa adanya, dan bisnisnya sukses. Berlanjut beliau
menikah dengan Siti Khadijah yang pun ternyata adalah wanita pebisnis yang juga
sukses. Klop lah.
Saat menjelang usia
ke 40 tahun, Rasulullah justru dihadapkan dengan tugas kenabian, yaitu
menyampaikan wahyu yang diturunkan Allah subhaanahu
wata’aala melalui malaikat jibril. Rasulullah tidak serta merta menerima,
beliau berlari ketakutan minta diselimuti. Namun sang istri sangatlah arif dan
bijaksana, entah apa karena usianya pun telah matang, justru mendukung dan
membela Rasulullah akan hal itu.
Tugas kenabian
banyak sekali kendala. Banyak yang tidak suka, menuduh Rasulullah adalah orang
yang gila karena menyampaikan sesuatu yang diluar akal manusia. Perlahan-lahan
turunlah Al Quran sebagai petunjuk sejalan dengan perjuangan beliau
menyampaikan agama Islam, agama terakhir sesudah Yahudi dan Nasrani. Sebagai
manusia biasa, Rasulullah pun memiliki rasa takut dan cemas dalam menyampaikan
dakwahnya. Namun sang paman yang baik
hati pun tetap mendampingi dengan sepenuh jiwa dan raga. Sampai akhirnya
sejarah mengatakan bahwa Islam sempat berjaya di benua-benua Eropa, Asia,
Afrika, dan lainnya. Meskipun Rasulullah tetap belum bisa mengIslamkan pamannya
tersebut.
Gemilangnya Bisnis dan Dakwah
Rasulullah.
Saya menduga
gemilangnya dakwah Rasulullah itu selain ada dasar dari Al Quran, sepertinya berkat
pelaksanaan sifat-sifat yang beliau dapat dari kesuksesan bisnis terdahulu.
Bagaimana tidak? Perhatikanlah kesamaan yang Rasulullah laksanakan dalam bisnis
dan dakwah nyaris berlaku hingga kini.
Dalam berbisnis,
kita dipelukan sifat-sifat yang patut meniru tingkah laku Rasulullah. Perlu
kita simak perjalanan beliau dalam berniaga. Sifatnya yang paling terkenal
adalah jujur, amanah, fathanah, dan tabligh. Selain sifatnya yang juga penyayang
dan lain sebagainya. Seperti inilah uraian saya: Bismillaah...
1. Jujur (Tidak Bohong)
Siapa yang tidak
suka dengan orang jujur? Coba saja telaah, seberapa orang yang jujur akan
mendapatkan kenikmatan dan ketenangan hidup. Walau mungkin di sebagian orang
bilang: orang jujur lama kayanya. Ups. Kebalikannya, seberapa banyak sekarang
kasus koruptor yang menghinakan, akibat apa?
Demikian juga
berbisnis. Jujur adalah kunci pokok dalam kepercayaan sesama klien. Sebagai
contoh kita bilang barang kita bagus, tetapi saat diterima barang sangat jauh
dari harapan pembeli. Apa yang akan terjadi? Penilaian buruk dan orang lain
akan kapok, terimalah kerugian itu. Namun sebaliknya jika kita ingin memudahkan
bisnis kita, berikanlah keterangan yang apa adanya, jangan ada kesan untuk
menggaet pembeli kita menutup-nutupi kekurangan. Jika pembeli sudah setuju
dengan apa yang kita bilang kelebihan dan kekurangannya, istilahnya deal, maka ketika diterima, mereka tetap
akan puas. Dan terimalah keuntungan, pembeli yang puas akan mempromosikan diri
kita kepada masyarakat luas tanpa harus kita yang mempromosikan diri.
Okelah kita
berandai-andai, Rasulullah kan enak memang pamannya pedagang, jadi memang bisa dagang.
Owh, jangan begitu dong. Mengapa kita tidak meniru baiknya saja? Sebagai contoh
seorang anak yang memang ingin bekerja, menawarkan diri bahwa dia akan bekerja
sebaik mungkin, tidak neko-neko, menuruti perintah, dan akan memberikan jaminan
bahwa kerjaannya akan menambah keuntungan pemiliknya. Jika anak jujur ini
diberi kesempatan dan ternyata memang dia anak yang tangguh sesuai janjinya,
siapa sih yang tidak melirik potensi anak tersebut. Pasti deh banyak yang
mencari, bahkan ditawarkan gaji yang lebih baik, bukan begitu?
Demikian juga berdakwah,
Rasulullah selalu berkata jujur dan apa adanya. Rasulullah menyampaikan wahyu
yang kemudian tersusun dalam bentuk Al Quran itu adalah hasil dan bukti yang
nyata. Beliau pernah diperlihatkan keadaan akhirat melalui Isra’ Mi’raj,
tentang surga dan neraka. Adanya kisah nabi-nabi terdahulu dan kisah kaumnya
yang ingkar. Bagaimana kerusakan di bumi akibat kebodohan dan pembangkangan
kaumnya, dapat kita saksikan di berbagai situs sejarah. Nyata kan, bahwa
Rasulullah itu berkata jujur alias tidak bohong? Nyatanya lagi, dengan
kejujuran dan buktinya tersebutlah yang menjadikan banyak pengikut ajarannya. Bahkan
sempat menguasasi benua Eropa.
2. Amanah (Dapat Dipercaya)
Bisnis tak akan
berjalan lancar jika amanah tidak dilaksanakan. Semua akan berantakan tidak
sesuai rencana. Rencana yang gagal akan meruntuhkan alur distribusi penjualan. Salah satu
contoh saja, andaikan jasa kurir tidak menjalankan roda amanah, apa yang akan
terjadi? Dunia onlineshop tak akan berjalan lancar dan jasa kurir pun perlahan
ditinggalkan. Siapa yang rugi?
Atau saat
pembuatan kue, baju, dan berbagai produk, amanah sangat diperlukan. Kue dengan
takaran yang pas tidak dikurang-kurangi, pasti pembeli akan setia mencari. Baju
yang dibuat pas sesuai ukuran pemesannya, pasti sangat enak dipakai pembeli. Dan
lain-lain. Dan sekali lagi menanamkan jujur dan amanah menjadi sarana kunci kesuksesan bisnis serta dakwah seseorang. Kita senang, pembeli senang. Pembeli senang, promosi murah dimulai.
Demikian juga
dalam berdakwah, Rasulullah mencontohkan kita untuk selalu dapat dipercaya. Rasulullah
menyuruh kita sholat, puasa, zakat, haji, bersedekah, berbuat baik, menolong sesama
makhluk, dan perbuatan baik lainnya, tentu saja beliau telah melaksanakannya
terlebih dahulu. Tidak mungkin beliau bohong mengada-ngada. Apalagi jika kita
ingin membuktikannya, baca saja pedoman hidup kita yaitu Al Quran. Dengan sifat amanah seperti ini membuat umat manusia menjadi mencintai Rasulullah dan akhirnya mengikuti ajarannya.
3. Fathanah (Cerdas)
Dalam berbisnis
diperlukan kecerdasan. Tentu saja tidak tiba-tiba sukses berbisnis. Kita harus merasakan
suka dan duka. Saat kita memulai tentu saja kita berguru kepada sang master,
motivator, pebisnis mayor, bahkan kepada pedagang-pedagang lainnya. Pokoknya
harus banyak belajar untuk menjadi pebisnis yang cerdas. Tidak mungkin kita
diam layaknya katak dalam tempurung.
Semakin kita
cerdas semakin berputar otak menyusun strategi untuk menemukan jalan yang amat
praktis, mudah dan gampang mendapatkan keuntungan yang bersih. Seorang karyawan,
buruh bahkan sang pencuci piring yang mau belajar pun, jika dia cerdas
menggunakan ilmunya, siapa sangka suatu saat dia akan membuka usaha yang sama
dengan tuannya, dan dia lebih sukses?
Semakin cerdas
pikiran, tentunya cerdas dalam emosi. Sabar, tekun, rajin, dan tidak putus asa
adalah sifat yang terbit akibat kita pun cerdas mengendalikan diri. Sebagai pedagang kita harus sabar menghadapi berbagai macam pembeli. Walau mereka sering kali menganggap pembeli adalah raja, tetap layani dengan baik. Pandai menahan emosi saat barang kita ditawar semaunya, saat paket pesanan tidak sesuai harapan, dan sebagainya. Kerap kali sifat ini perlu adanya pelatihan yang kuat.
Lihatlah
bagaimana kisah suksesnya Keripik Maicih, Lapis Bogor, Kosmetik Wardah, Zoya,
salon Moz5, Ciputra Group, Bakrie TBK, Martha Tilaar, dan lain-lain. Mereka
pasti memiliki ilmu yang didapat melalui pendidikan, pengalaman, nasihat,
contoh dan strategis yang matang. Saya pun yakin pendiri Facebook, Microsoft, Oprah Winfrey, Donald Trumph, Honda, Samsung dan pebisnis sukses lainnya tentu juga memiliki strategi yang mendekati sifat ini. Mereka memang bukan Islam, namun mereka berhasil dengan cara ini. Cara Rasulullah.
Kesuksesannya Rasulullah datang begitu saja? Beliau pasti banyak belajar dari berbagai
petunjuk yang Allah berikan, tentu saja Al Quran, dorongan semangat para sahabat dan tentu melihat sekeliling alam.
Demikian dalam berdakwah, beliau memiliki ilmu yang Allah SWT turunkan langsung, dan menjadikan ajaran yang patut disampaikan kepada
seluruh umat manusia.
Rasulullah yang cerdas pun pandai menyusun strategi
perluasan dakwah ke seluruh dunia dengan logika dan pemikiran yang diterima
oleh siapapun, cerdas mengatur emosi, cerdas menjaga kesehatan, cerdas dalam
berfikir untuk mengangkat derajat manusia menjadi lebih baik.
4. Tabligh(Menyampaikan)
Penjual yang
disenangi adalah penjual yang ramah tamah dan pandai mengurai kata-kata
sehingga pembeli seperti terhipnotis ingin membeli. Kita tanya sekali, dijawab
dua kali. Menjelaskan dengan sabar akan penasaran kita. Entah yang tadinya
tidak suka, tetapi dengan kata-kata yang baik, seringkali tetap terjadi
transaksi, bener gak? (*pernah mengalami sendiri, hehe)
Tapi jangan juga
melakukan sesuatu yang berlebihan, kita tanya sekali, dijawabnya berkali-kali
bahkan sampai berbusa-busa. Kesalnya lagi, apa yang kita tanya, jawabannya
tidak sesuai dengan apa yang kita tanyakan, bahkan justru membuat semakin
bingung. Haduuh, please deh jangan
ditiru.
Sebaliknya,
siapa sih yang suka sama penjual yang judes? Kita tanya sekali, dijawab sekali.
Kita tanya lagi eh gak dijawab lagi. Hihi, gak enak dicuekin. Walau barangnya
bagus tetapi penjualnya gak bagus tablighnya
yaa mari tinggal saja. Toh masih banyak penjual yang baik barangnya pun
sama-sama baik. Tuh siapa yang rugi, siapa yang untung? Hanya dengan cara
penyampaian yang baik lho.
Nah, demikian
juga dengan kesuksesan bisnis dan dakwah Rasulullah. Beliau bertutur kata yang
baik, selalu tersenyum, selalu memberikan nasihat-nasihat yang bijak, tidak
memaksa, tidak mendesak, bahkan mau mengakui kesalahan saat ditegur Allah dalam
QS ‘Abasa. Yang keras dilawan lembut, akhirnya meluluhkan hati yang angkuh,
seperti Umar bin Khottab yang akhirnya masuk Islam dan menjadi khalifah di muka
bumi.
Beliau tetap
tegar menghadapi ujian dan batu sandungan yang diberikan pada musuhnya. Tetapi
beliau juga tidak lupa berserah diri mengadukan kesedihannya kepada Allah SWT.
Sedih karena bagaimana nasib umatnya jika mereka tidak mau mengikuti agama yang
ditawarkan Rasulullah. Bukan melawan dan membalas dengan kata-kata yang lebih
kasar. Diam bukan berarti kalah, akan tetapi menenangkan jiwa dan menghindarkan
bisikan syaithan yang menjerumuskan.
Lihatlah berapa
banyak umat manusia yang sampai kini telah tertarik dengan keIslaman Rasulullah,
tentu saja dengan sifat-sifatnya gemilangnya tadi. Dan mari kita teguhkan keteladanan
itu dengan mempraktekkan akhlak beliau dan mengaplikasikan kedalam kehidupan
sehari-hari kita agar kita menjadi seorang yang sukses dunia dan akhirat.
Mencintai Rasulullah adalah menghidupkan dan menjalankan ajaran dan akhlak beliau, serta meniru kegemilangannya. Lalu bagaimana kita??
Wallaahu A’lam
bishowab
Allaahumma
Sholli ‘Alaa Muhammad, Allaahumma
Sholli ‘Alaa Muhammad, Allaahumma
Sholli ‘Alaa Muhammad, Semoga
kesejahteraan, sepak terjang, kesabaran dan keimanan Rasulullah bisa kita
teladani dengan baik. Aamin.
-12 Rabiul Awal 1435H-
*teruntuk ayah dan ibu, aku masih terus belajar akan semakin
teguh menjalankan sunnahnya dan nasihat kalian, semoga Allah luaskan kubur ayah dan ibu di sana, dan mengangkat derajat di sisi Allah SWT, aamiin.
De, tulisannya bagus banget.. Tp ada sedikit yg kurang tepat (peace !..) Yaitu bahwa Islam itu bukan agama terakhir setelah yahudi & nasrani.. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah s.w.t sebagai "wahyu/petunjuk hidup terakhir" untuk penyempurnaan agama Islam yg telah dibawa & disampaikan oleh rasul2 terdahulu mulai dari Adam a.s sampai Isa a.s.. (Bukan juga berarti Islam ga sempurna di awal, tp karna menyesuaikan dg tingkat kemampuan dari umat2 para rasul tsb) jadi kesimpulannya.. Ehm, ehm.. (Mretekin jari dulu.. ^_^) kita sebagai umat nabi Muhammad s.a.w plus umat "akhir" zaman dianggap oleh Allah telah paling mampu utk mengemban agama Islam yang sempurna ini, selama selalu berpedoman pada petunjuk terakhir-Nya yaitu Al-Qur'an.. (Peace lg deh, kepanjangan komennya.. Sabar ya yg baca..) ^_^
BalasHapusThank you teteeehh.. iya, iya, kudu makin memperdalam lagi nih ilmunya. Makasih sudah mampir yaa ^_^
Hapus