Suasana saat siang hari |
Aku mau cerita ya.. Malam
Hari Yang Penuh Sensasi
ceritanya kemarin itu membawa Selma ke IGD untuk cek darah. IGD itu letaknya masih di gedung lama, hanya IGD. Yang lainnya sudah berupa puing-puing. Nah, sedangkan untuk pembayaran kami harus menuju gedung baru, maklum RSUD Cibinong sedang dalam tahap pemekaran.
Kebayang kan bagaimana "riweuhnya" mondar mandir? dan yang membuat aku resah, di malam hari gedung baru itu hanya lantai 1 yang difungsikan. Hanya loket pembayaran, apotik, dan laboratorium saja yang lampunya menyala. Untuk ke toilet saja, diperlukan dada yang lapang dan nyali yang kuat. Koridornya gelap boo..
Karena pas azan magrib, akhirnya sepakat kami gantian sholat.
" Ayah dan Shidqi aja dulu. Aku masih menyelesaikan pembayaran agar Selma lekas di cek laboratorium".
Kulihat ayah dan Shidqi menuju atas. Tidak disangka musholla itu letaknya di lantai 2 ruang poliklinik. Dimana ruang dan koridornya gelap, jelas gak ada tanda-tanda kehidupan.. huuufft
Benar aja, selesai sholat, ayah hanya berkata, "gelap lho mushollanya, bersih sih, tapi lampunya dimatikan semua, nyalain aja!"
"Duh, gimana, sebentar lagi Selma dipanggil, sudah jam segini harus sholat euy, mana gak ada lagi tempat sholat". Kulihat jam dinding, tepat menunjukkan pukul 18.40 menit
" Sudah sana, nyalain aja lampunya". Ayah menenangkan.
Tap, tap, tap kunaiki tangga. Akhirnya kususuri koridor dan ruang tunggu yang luaaaas dan gelaaap, huhuhu..
sepanjang berjalan aku hanya berucap, Allah, Allah, lindungi aku.
Ealaahh malah salah arah, aku terus berjalan menuju poli anak, yang ternyata buntu. hiks..hiks..! (pengen nangis)
Kuputar balik badan, masih mencari arah musholla, dimana ya Allaaah, gelap bangeet. Bagaimana pun aku harus sholat. Tidak ada lagi tempat. Ah, itu ada toilet, tetap masih gelap..
Hanya ada cahaya remang-remang dari luar gedung membantu menyinari dari lubang-lubang angin. Aku masih meraba-raba, kubuka satu persatu pintunya, kunyalakan semua saklarnya, oh ini ruang wudhu, oh ini toilet laki-laki, ooooh ini?? Alhamdulillaaah, ketemu..
Langsung bergegas wudhu dan segera masuk musholla. Ya Allah, beginilah rasanya aku hanya berdua denganMu, (eh bersama dua malaikat juga ya.. hee sangat menghibur). Benar deh, di lantai dua itu hanya aku yang berwujud manusia, yang lainnya? Susunan bangku-bangku yang saling berbaris. Terdiam. Bisu. (kalo bisa ngomong, aku tanya deh, heh, mushola dimanaa??!)
Selesai sholat langsung berdoa, memohon ditemaniNya, aku masih teguhkan hati.. Ya Allah, hanya aku dan Engkau, jauhkan rasa takut di hati ini wahai Maha Raja..
Kini saatnya keluar musholla, waktunya mengerahkan tenaga, gak pakai jalan, lariiiiiii... semakin lari kok malah semakin berisik suara sandal ini menggema.. Lariiii, iiih tangganya mana sih? Lariii, waduuh masih aja koridor, aah itu dia..tap, tap, tap akhirnya menuruni tangga..
hoh, hoh, ngos-ngosan, kulihat Selma sudah berada dalam pelukan ayahnya, sudah selesai di ambil darah. Ayah hanya tersenyum, "Selma pinter lho bundaa, gak pakai nangis waktu disuntik darahnya"
"Iyaa, bunda juga pinter lhoo, gak pake nangis di atas.."
Padahal rasanya jantung pengen copooottt.. (*_*!!)
ceritanya kemarin itu membawa Selma ke IGD untuk cek darah. IGD itu letaknya masih di gedung lama, hanya IGD. Yang lainnya sudah berupa puing-puing. Nah, sedangkan untuk pembayaran kami harus menuju gedung baru, maklum RSUD Cibinong sedang dalam tahap pemekaran.
Kebayang kan bagaimana "riweuhnya" mondar mandir? dan yang membuat aku resah, di malam hari gedung baru itu hanya lantai 1 yang difungsikan. Hanya loket pembayaran, apotik, dan laboratorium saja yang lampunya menyala. Untuk ke toilet saja, diperlukan dada yang lapang dan nyali yang kuat. Koridornya gelap boo..
Karena pas azan magrib, akhirnya sepakat kami gantian sholat.
" Ayah dan Shidqi aja dulu. Aku masih menyelesaikan pembayaran agar Selma lekas di cek laboratorium".
Kulihat ayah dan Shidqi menuju atas. Tidak disangka musholla itu letaknya di lantai 2 ruang poliklinik. Dimana ruang dan koridornya gelap, jelas gak ada tanda-tanda kehidupan.. huuufft
Benar aja, selesai sholat, ayah hanya berkata, "gelap lho mushollanya, bersih sih, tapi lampunya dimatikan semua, nyalain aja!"
"Duh, gimana, sebentar lagi Selma dipanggil, sudah jam segini harus sholat euy, mana gak ada lagi tempat sholat". Kulihat jam dinding, tepat menunjukkan pukul 18.40 menit
" Sudah sana, nyalain aja lampunya". Ayah menenangkan.
Tap, tap, tap kunaiki tangga. Akhirnya kususuri koridor dan ruang tunggu yang luaaaas dan gelaaap, huhuhu..
sepanjang berjalan aku hanya berucap, Allah, Allah, lindungi aku.
Ealaahh malah salah arah, aku terus berjalan menuju poli anak, yang ternyata buntu. hiks..hiks..! (pengen nangis)
Kuputar balik badan, masih mencari arah musholla, dimana ya Allaaah, gelap bangeet. Bagaimana pun aku harus sholat. Tidak ada lagi tempat. Ah, itu ada toilet, tetap masih gelap..
Hanya ada cahaya remang-remang dari luar gedung membantu menyinari dari lubang-lubang angin. Aku masih meraba-raba, kubuka satu persatu pintunya, kunyalakan semua saklarnya, oh ini ruang wudhu, oh ini toilet laki-laki, ooooh ini?? Alhamdulillaaah, ketemu..
Langsung bergegas wudhu dan segera masuk musholla. Ya Allah, beginilah rasanya aku hanya berdua denganMu, (eh bersama dua malaikat juga ya.. hee sangat menghibur). Benar deh, di lantai dua itu hanya aku yang berwujud manusia, yang lainnya? Susunan bangku-bangku yang saling berbaris. Terdiam. Bisu. (kalo bisa ngomong, aku tanya deh, heh, mushola dimanaa??!)
Selesai sholat langsung berdoa, memohon ditemaniNya, aku masih teguhkan hati.. Ya Allah, hanya aku dan Engkau, jauhkan rasa takut di hati ini wahai Maha Raja..
Kini saatnya keluar musholla, waktunya mengerahkan tenaga, gak pakai jalan, lariiiiiii... semakin lari kok malah semakin berisik suara sandal ini menggema.. Lariiii, iiih tangganya mana sih? Lariii, waduuh masih aja koridor, aah itu dia..tap, tap, tap akhirnya menuruni tangga..
hoh, hoh, ngos-ngosan, kulihat Selma sudah berada dalam pelukan ayahnya, sudah selesai di ambil darah. Ayah hanya tersenyum, "Selma pinter lho bundaa, gak pakai nangis waktu disuntik darahnya"
"Iyaa, bunda juga pinter lhoo, gak pake nangis di atas.."
Padahal rasanya jantung pengen copooottt.. (*_*!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤