RUJAK OH RUJAK
Sejak kecil aku adalah
penggemar rujak, sampai sekarang ini. Dari dulu jajananku adalah jambu air,
mangga muda, kedondong, gowok (buah ini mulai langka), atau belimbing wuluh,
semua sanggup kusantap. Tiada hari tanpa rujak. Pagi, siang bahkan malam hari.
Mengunyah buah masam dengan garam atau bumbu rujak pedas manis itu laksana
makan nasi dan menjadi daftar menu utama. Keunikan itu membuat diriku dijuluki
si cewek rujak. Namun anehnya, saat
aku hamil, tidak ada sedikit pun keinginan untuk makan rujak. Ditawari pun, aku
hanya menyoleknya sedikit, sekedar menyambut ajakan teman atau menghormati
oleh-oleh suami pulang dari kantor. Demikian pula saat hamil anak kedua.
Kejadian itu terulang lagi, aku sama sekali tidak mengidam rujak. Lucu ya, entah
apa yang membuat aku seperti memusuhi makan rujak. Penasaran bagaimana setelah
aku melahirkan? Hoho, kegemaran makan rujak kembali bersemi pada kebiasaanku.
Rujak oh rujak, selalu ada dalam benakku.
ini versi setelah dipublikasikan, sedikit ada edit dari redaksi, sepertinya..
cuplikannya |
Itulah tulisan saya.. alhamdulillah dapat bingkisan 2 buah buku Nakita senilai 90rb..
Mbak, aku nggak doyan rujak, baik hamil ataupun tidak....
BalasHapushihihi.. wah ada yg gak suka rujak, enak mbak
HapusTerimakasih sudah mampir mbak, senang aku ^_^