Cerita balada blender ini bukan hanya cerita biasa, bagi saya ini adalah pembuktian. Pembuktian bahwa keberuntungan sedang berpihak kepada kami. It's All About LUCK.
Hari itu, Senin, kami kebanjiran order pepes ikan mas presto. Ya, total 12 kg pesanannya. Alhamdulillah, di tengah kesempitan keuangan
kami ternyata ada aja rejeki yg hadir. Mulai menyicil membeli bawang, cabai,
bumbu dapur, daun singkong, daun pisang, daun kemangi, gula dan garam. Sebelum
membeli ikan, bumbu harus segera diolah. Tujuannya agar ikan tidak terlalu lama
menunggu saat waktunya dibumbui. Jadi tetap dalam keadaan fresh.
Semua mulai lancar, namun tiba-tiba blender Phillip-ku
berasap, haduh ada yang terbakar. Gimana nih, tanggung sudah mulai sore,
sedikit lagi (padahal masih satu baskom kecil lagi, he he). Blender itu kupaksa tetap
menggiling. Tak lama kemudian, pêt!! Mati lampu, blender mati juga.. Listriknya
korsleting! Wuaaa, kepanikan mulai melanda.
Janji pengiriman hari Rabu, harus
segera dikerjakan toh. Rencana hari Selasa membeli ikan, menyiangi, malamnya
membumbui, membungkus dan proses presto agar segera dimulai. Sepertinya harus
ditunda. Apalagi hari Kamis pagi saya harus berangkat ke undangan acara peluncuran
buku terbarunya Fira Basuki di Kembang Goela Resto. Janji gak boleh batal
mendadak.
Suamiku ikut panik, blender kesayangan yang telah
berusia 3th itu teronggok minta dikasihani. Suamiku segera mencari onderdil untuk memperbaiki. Tak
banyak pilihan, kenyataannya tidak setiap toko menyediakan sparepart yang
dimaksud. Nyaris blender second dia beli,
sebelum akhirnya kutolak. Berpikir keuntungan pepes itu tidak sebanding kalau
hanya untuk membeli blender yang kwalitasnya belum tentu sebaik yang kita kira.
“Sudahlah yah kita kerjakan saja pelan-pelan. Bunda sudah pinjam cobek
tetangga. Yuk, kita begadang saja!”
Singkat cerita akhirnya kami bisa menyelesaikan semua
proses membuat pepes duri lunak. Esok hari siap dikirim oleh suami. Namun tiba-tiba
anak kami, Selma, demam. “Ya Allah, ini akibat kami sibuk di dapur mungkin ya? Badannya
panas. Bagaimana besok ini? Terpaksa harus dibawa ke acara tersebut. Gak enak
kalau tiba-tiba batal,” gumamku dalam hati.
Ayahnya pun tidak banyak bicara, hanya berucap “ memang
Selma tetap diajak?”
“Iya, insyaallah gak apa-apalah. Ini kesempatan bunda
yah, sayang kalau dilewatkan. Apalagi pesanan pepes kita juga sudah beres kan?
Boleh yaa..” ujarku merajuk.
“Ya sudah, berangkat aja. Hati-hati dijalan!”
Keesokan harinya, pagi jam 7, aku dan Selma berangkat
menuju Jakarta menggunakan kereta. Turun di stasiun Cawang, dilanjutkan dengan
busway sampai di shuttle Semanggi. Dari sana kugendong Selma hingga sampai ke
tujuan. Kurang lebih 10 menit berjalan kaki sampai di Kembang Goela Resto, yang
letaknya di belakang Plaza Central, dekat juga dengan RS. Jakarta. Kami ikuti
acara yang keren itu sampai selesai.
Disinilah “miracle” itu muncul. Ketika sesi tanya jawab,
aku hanya seribu bahasa mendengarkan dengan seksama. Selma juga Alhamdulillah
anteng, tidak rewel meskipun badannya semakin hangat, sampai akhirnya dia
tertidur di pangkuanku. Ketika host Alvin Adam mengajak para undangan untuk
bercerita seputar pengalaman “Berani Kotor”, tidak ada satupun yang berebut
mengangkat tangan. Suasana justru hening. Tiba-tiba tangan ini spontan
mengangkat. Menyusul akhirnya mbak Sumarti Saelan anggota KEB juga ikut
menunjuk. Kami berdua berkomentar tentang pengalaman masing-masing tentang
mengajak anak berani bermain diluar walau keadaan kotor.
Tak diduga ternyata aku dapat hadiah, didatangi oleh
mbak Fira Basuki sendiri untuk menyerahkan kado tersebut. Karena Selma masih
tertidur, aku tidak bisa maju ke depan. Kecupan mbak Fira di pipiku dan kilat
kamera para wartawan terasa sangat menakjubkan. Iih, Fira Basuki gitu lho! Aku
bak pemenang award kali ya? ..
Apalagi hadiahnya cukup tinggi besar lho, apa ya gerangan?
Selesai acara kami beramah tamah dengan sesama peserta, diselingi makan siang. Hari itu benar-benar membuatku merasa beruntung. Acara keren, makan siang yang nikmat, diwawancarai BChannel untuk memberikan kesan dan pesan acara peluncuran buku ini, untuk tayangan Karena Aku Wanita. Eiya, disapa pula oleh mas Alvin Adam yang ramah banget saat tangan ini menggotong kado dan menuntun Selma, "Selamat ya dapat hadiah," ujarnya, serta dapat tanda tangan dan foto bareng dengan mbak Fira Basuki. Hati ini terasa bernyanyi riang, menghibur kelelahan diriku kemarin.
Sesampainya dirumah, aku langsung
abadikan semua bawaan. Ada goodiebag yang isinya kaos, buku baru, kendi kecil,
daaan sebuah kotak kado yang tinggi. Jepret!
“Apa ini bunda?,” tanya
Shidqi, putra sulungku.
“Yuk kita buka bareng-bareng! Bunda juga gak tau.”
Pelan-pelan kutarik pitanya, kubuka lakban demi lakban, sampai akhirnya
terbuka sebagian. Makin tak sabar, niat ingin membuka dengan perlahan akhirnya
sampul kado robek sebagian. Penasaran dengan isinya, akhirnya.. Kubaca tulisan
di kardusnya: ELECTROLUX Blender.
“Ayaaaaaahhh, Bunda dapat hadiah blendeeerr!!!” teriakku sambil sujud
syukur. Suamiku terlihat tertegun. “Beneran?”. Aku mengangguk dan menyodorkan
kepadanya.
Terimakasih ya Allah, Engkau Maha Tahu kegundahan kami. Walau seperti
anak kecil yang kedapatan balon, tetapi kami merasa inilah berkah sabar dan
tidak menyalahi janji, it's our luck, wallahu a’lam bishshowab.
waaaahhhhh bundaaaa bacanya sampe terharu....Allah memang Maha Tau segala kebutuhan umatNya yaaah *salam KEB*
BalasHapusSalam KEB mbak Santi, Subhaanallah pokoknya mbak, setelah kepahitan, pasti akan diberi kemanisan ^_^
Hapusterimakasih sudah mampir mbak
subhanallah...rezeki ngga bakal ketuker ya..
BalasHapuskeren bunda...:)
eh jadi malu, Allah yang Maha keren mbak Luluk, Dia yang memberikan keindahan itu ^_^
Hapusterimakasih sudah mampir mbak
Selalu ada kejutan setelah kesulitan ya, Kak. Blender rusak eh kok dapat hadiah blender. Sabar itu emang buahnya manis banget dah.
BalasHapus