Cerita ini adalah pengalaman saat anak pertamaku mendadak terkena muntaber. Baru disuapi makan sedikit, tiba-tiba muntah. Lalu dia berlari-lari terburu-buru membuka celana dan masuk ke WC. Brott.. mencret seperti bubur.
Begitu terus berulang-ulang, makan-muntah-mencret. Makan-minum-muntah, makan-bobo-mencret. Wah kena muntaber nih..
Awal gejalanya sudah mulai ketahuan saat kami akan berangkat sholat Idul Adha. Tapi karena sudah terburu-buru, kami pikir hanya masuk angin, akhirnya kami tetap melaksanakan sholat. Ternyata kata ayahnya, dia minta ke kamar mandi dan muntah disela-sela kami mendengarkan ceramah.
Sejak itulah, sampai di rumah, muntah-mencretnya masih saja, membuat kami ikut lemas melihat Shidqi bolak balik WC hanya untuk muntah dan BAB. Minum saja membuat dia muntah.
Makan pun tak mau, karena dia merasa akan muntah lagi. Rayuan kami berikan padanya. Dia hanya menjawab :
“Siqi mau bobo aja.”
“Bunda, Siqi mau imung air anget.”
Bersabar Saat Anak Muntaber
Shidqi keliatan lemes, diam saja, pasrah. Saya jadi pilu melihat kesabaran dan kepasrahannya. Jadi menyesal saat teringat saya sempat memarahinya dan membentak agar jangan muntah di kasur, apalagi sempat juga pup di atas kasur.Duh..duh.. Saya malah yang gak sabaran. Gak bohong, rasanya memang capek menghadapi anak yang sedang muntaber. Muntah dan pup mencretnya suka 'sembarangan' jatuh ke lantai, ke kasur, sebelum sempat ke kamar mandi.
Capek ngebersihinnya, capek nyuruh pakai pampers atau ember buat nampung muntah dan pupnya, dia risih. Banyak drama..
Tapi subhaanallah, yang membuat kami bersemangat kembali, melihat sosoknya yang mulai ringkih tapi dia tetap mau melaksanakan sholat jika kami ajak sholat, padahal usianya masih 3 tahun.
Tahukah kawan? dia meminta sholat dalam keadaan duduk. Kami terperangah. Bagaimana mungkin? Masya Allah, mungkin inilah bukti kekuasaan Allah. (Q.S Al 'Alaq: 5 Allah SWT berfirman "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya".)
Memang sih dulu dia pernah melihat saya sholat dalam keadaan duduk dan tertatih-tatih saat sujud. Waktu itu lutut saya melendung tersiram air panas dan selama hampir sebulan saya melakukan sholat fardhu, sunnah, dan tarawih dalam keadaan duduk.
Tapi inilah hikmahnya, kami jadi terharu, tanpa diajari ternyata anak langsung belajar dengan melihat contoh. Saya jadi pasrah, kembali sabar dan berusaha tenang, hanya Allah SWT yang akan menyembuhkannya. Tetap memperlakukan Shidqi dengan baik.
Shidqi bisa bersabar, masa saya enggak? Malu deh jadinya..
Hari kelima dia masih menderita, kami pun tak henti-hentinya berusaha. Tetap memberikan makanan lunak dan air putih serta minuman pengganti ion tubuh. Saya tak ingin membawanya ke dokter.
Kenapa? Kok tega? aahh..aku lagi trauma sama suasana rumah sakit.
Saya ingin memberikan obat yang alami saja terlebih dahulu dan tetap memberikan makanan yang baik. Shidqi dari dulu sering banget sakit-sakitan, pernah masuk ruang PICU karena batuk sesaknya [Baca: Terapi Uap Di Rumah Saja].
Sejak kecil dia sudah terlalu sering diberi obat-obatan, karena memang dia sering sakit. Apalagi BABnya tidak ada indikasi darah, bukan kena disentri yang memerlukan antibiotik, sehingga muntaber kali ini cukup diberikan zat-zat yang sifatnya membantu menambah daya tahan tubuhnya. Dilawan dan dibasmi dengan imunitas tubuhnya sendiri.
Dan pernah saya baca di salah satu buku panduan, jika anak mengalami muntah dan mencret itu merupakan aksi tubuh menolak kuman dan racun dalam tubuh, dan dikeluarkan melalui muntah ataupun mencret.
Berikan Bakteri Baik
Tak diduga, petunjuk pun datang. Awalnya ada keinginan hati menelepon teman lama, Dina namanya. Dia seorang dokter. Padahal saya hanya ingin menyampaikan ada reuni untuk angkatan kami. Ternyata dia menanyakan kabar Shidqi. Tahu keadaan Shidqi sekarang, dia menyarankan untuk memberi Lacto-B, dijual bebas di apotik.Aduh.. Iya ya, tak terpikir sama sekali, kenapa tidak memberi dia pengobatan alami? dengan memberi bakteri baik untuk melawan bakteri jahat di saluran pencernaannya. Bakteri Lactobasillus. Biasanya terdapat dalam produk youghurt, keju, Yakult.
Bergegas kami belikan Lacto-B. Sekalian Imboost sebagai penambah kekebalan tubuhnya. Saya juga menduga dalam kedua produk tersebut mengandung salah satu mineral yaitu Zink dan vitamin B
Alhamdulillaah. Ternyata sedikit ada perubahan. Saat ke 3 (tiga) kali minum, muntah dan mencretnya seperti di rem. MAMPET!!! dan sudah mau makan. Dan Shidqi sudah bisa bernyanyi lagi dan tertawa-tawa. Subhanallaah.
"Shidqi mau sholatnya berdiri? udah sehat? udah gak lemes?", tanyaku.
"Iya udah cehat, gak emes lagi".
Terimakasih kawan, terimakasih ya Allah.
Hadiahnya kami ajak dia berwisata ke Taman Mekarsari, biar semakin tahu makan buah-buahan itu perlu, agar pencernaannya pun sehat selalu.
Dan pengalaman ini membuat saya tetap menyimpan LactoB atau Interlac sebagai pertolongan pertama pada muntaber. Sehingga sudah tidak panik lagi, tidak takut kuman lagi, karena bisa dicegah dengan menjaga kebersihan tangan dan lingkungannya.
Tambahan....
Oiya waktu lalu ada yang bertanya pada saya, begini kurang lebihnya: Aku key, anakku sekarang 4th, sedang mengalami gejala seperti anak bunda, tapi aku belom bawa ke dokter juga. Aku hanya berikan renalyte dan zink aja, apa anak ku hrus diksh Lacto B? mohon jawabannya.
Jawab: Setau saya Renalyte itu hanya sebagai terapi supaya anak tidak dehidrasi. Seperti pengganti ion. Sedangkan zinc buat menambah daya tahan tubuhnya, mencegah infeksi.
Kenapa waktu itu aku kasih LactoB, dan alhamdulillah bisa mengurangi muntabernya?
Karena LactoB itu kandungannya ada Lactobacillus, Bifidobacterium, Streptococcus (golongan bakteri baik), asumsiku bakteri bakteri baik itu kalau banyak di perut, bisa 'mengusir' bakteri jahat (penyebab diare)
LactoB juga mengandung zinc dan vitamin B yang dapat mengembalikan sel-sel yg rusak, juga menyeimbangkan kondisi bakteri itu.
Jadi kalau mbak/mas mau memberikan LactoB tidak masalah. Coba aja dikasih selang 1 jam setelah minum obat Renalyte dan Zinc tadi. Jangan barengan.
Demikian, semoga membantu ya. Dan semoga si kecil lekas sembuh. Jangan lupa tetap berikan makanan sehat dan banyak minum air putih.
Hiks.. ikutan terharu, bunda... Tapi emang bener, anak kadang malah mengajarkan orangtuanya. Kebiasaan Aira, kalau sudah tiba waktunya sholat, ia langsung melakukan gerakan sholat sebisanya dia di depan kami, orangtuanya. Hehehe... Soalnya terkadang kami masih asik dengan aktifitas project sampai-sampai sholat tidak tepat waktu. Padahal biasanya kami yang selalu mengajaknya sholat saat adzan sudah terdengar. Hehehe, dia malah jadi reminder kami sampai sekarang. Jadi malu... Hehehe
BalasHapushehehe, dede Aira pinter ihhh..Insyaallah menjadi anak yang cantik dan sholehah
Hapusiya mbak, itulah kepolosan jiwa anak-anak yg masih suci, Selma juga suka berisik kalo dah denger azan, manggil ayahnya.. "ayah, ahan, ahan (red.azan)!!"
terima kasih ya mbak atas infonya,kemarin anakku yg kecil (1th) kena disentri. Tinjanya berlendir dan berwarna hijau.Kasian banget melihatnya:(
BalasHapussama2 mbak Chris, semoga bermanfaat, saya juga sempat panik, tapi akhirnya jadi pengalaman, untuk selalu bijak memberikan obat alami.
HapusSemoga dede lekas sembuh yaa..jika belum ada perubahan hendaknya konsultasi dokter ya mbak, dan selalu berikan cairan berupa air putih dan sop agar tidak dehidrasi
ini pertolongan pertama sebenernya mbak, asal anaknya mau minum, mudah2n tdk sampai dehidrasi. Jika sakit berlanjut hubungi dokter ya mbak, get well soon dedek hebat :)
BalasHapuspake norit atau diamampet udah belum? mudah2an bisa, ditambah aja dosisnya. Komposisinya hanya vitamin mineral dan bakteri baik aja kok.. kalau sudah terjadi dehidrasi segera ke RS
BalasHapussaya kalo diare atau muntah-muntah, atau habis minum satu set antibiotik juga konsumsi yogurt mbak. harapannya bisa menggantikan bakteri baik yang mungkin ikut keluar bersama buangan tadi atau mati karena kena antibiotik.
BalasHapusWah info menarik nih, thanks sharingnya ya
Hapus