tuliskan saja cita-citamu,
ukir terus impianmu,
teruslah melangkah,
entah kapan Tuhan akan mengabulkannya,
kita harus terus berbaik sangka,
insyaallah akan terjadi.
"Kalau sudah besar, kamu mau jadi apa? cita-citamu apa?", tanya seorang teman main saat meminta biodataku di buku notesnya. Tahun 90an tradisi minta biodata itu sempat ngetrend. Kalau sekarang bisa dimiripkan dengan album kenangan.
Sambil menulis, mulutku mengucapkan kata:
"Ustadzah, Pramugari, Peragawati."
Itu jawabanku. Berharap memang akan menjadi profesi-profesi itu.
Mau menjadi guru, supaya dikagumi para murid.
Mau menjadi peragawati, supaya selalu terlihat cantik dengan baju-baju cantik pula.
Mau menjadi pramugari, supaya juga terlihat anggun dan selalu naik pesawat.
Kenyataannya, sudah lulus akademi gizi, malah menjadi guru tanpa disengaja, niatnya ngisi waktu sambil menunggu panggilan kerja sebagai ahli gizi. Tapi sayang, malah dilarang ibu yayasan, terlanjur sayang padaku kayanya, muehehe..
Gimana dengan pramugari? hehe entah lah, ayah sudah mewanti-wanti gak boleh. Entah apa alasannya. Peragawati? nah ini, tak terduga, aku bisa merasakannya saat bergabung di komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), aku bisa ikut kegiatan yang membawaku mencapai impian itu, meskipun sebentar.
Gak diduga kami diundang oleh Tabloid Nova dan diajak untuk mendukung acara Nova Ladies Fair 2012. Nah, aku dan beberapa teman di komunitas IIDN bisa mewakili untuk ikut memeriahkan acara tersebut dengan menari dan menjadi peragawati dadakan.
Gak diduga kami diundang oleh Tabloid Nova dan diajak untuk mendukung acara Nova Ladies Fair 2012. Nah, aku dan beberapa teman di komunitas IIDN bisa mewakili untuk ikut memeriahkan acara tersebut dengan menari dan menjadi peragawati dadakan.
Impian itu diraih dengan semangat kuat.
Awalnya latihan menari Gangnam Style di gedung Gramedia, kemudian diteruskan latihan berjalan ala pragawati, maju satu persatu dengan jeda waktu. Biasanya latihan ini mulai siang hingga sore hari. Beberapa kali, sambil membawa si kecil Selma yang masih berusia 2 tahun.
Aku harus menempuh perjalanan dari stasiun Bojong Gede sampai stasiun Palmerah, melanjutkan perjalanan menggunakan angkot. Beruntung Selma tak rewel selama perjalanan. Saat aku latihan pun dia sempat tertidur di susunan kursi yang sengaja kudekatkan satu sama lain membentuk ranjang.
Pelatih amat sangat tegas, hingga gladik resik pun kami selalu diingatkan akan kekompakan. Hingga hari itu aku siap untuk beraksi menjadi peragawati, aku memakai baju atasan designer ternama di Indonesia. Berbekal rok jeans milik kakak ipar, jilbab yang saling bertukaran dengan sesama ibu-ibu lainnya, bahkan sepatu pun aku sempat meminjam kepada Reni Anggraini salah satu anggota komunitas juga. Seru banget persiapannya.
Cita-Cita Peragawati Jadi Kenyataan.
Pada hari puncak acara, kami harus berkumpul di Glora Bung Karno, Senayan Jakarta. Dari pagi kami menanti dan berkumpul di dalam tenda putih untuk mengantri didandani oleh perias wajah tim make up Wardah. Sempat kaget liat hasil make-up yang diaplikasikan ke wajahku. Wow... bikin pangling!
Itu penilaianku saat itu.
Sebelumnya sempat pesan ini itu, saking gak percaya diri. Maklum aku itu sama sekali jarang dandan. Modalku hanya pelembab dan bedak bayi.
"Tenang mbak, duduk manis aja. Pakai baju warna apa nih?".
"Ungu".
Langsung kuas-kuas halus terasa menyapu di wajahku.
Pasrah, merasa bersalah. Gak sekali pun aku melirik cermin.
Sampai akhirnyaa...
Salut deh sama mbak periasnya, aku suka hasilnya.
Sebelumnya sempat pesan ini itu, saking gak percaya diri. Maklum aku itu sama sekali jarang dandan. Modalku hanya pelembab dan bedak bayi.
"Tenang mbak, duduk manis aja. Pakai baju warna apa nih?".
"Ungu".
Langsung kuas-kuas halus terasa menyapu di wajahku.
Pasrah, merasa bersalah. Gak sekali pun aku melirik cermin.
Sampai akhirnyaa...
Salut deh sama mbak periasnya, aku suka hasilnya.
siap-siap |
Lanjut dengan showtime.. beraksi bagaikan peragawati beneran, kamera dimana-mana, ditonton banyak orang, padahal cuma jalan sebentar di atas aspal. Musik berdegub-degub mengiringi langkah kami.
Ya Allah, cita-cita jadi kenyataan ya?? maafkan jika ada khilaf dalam dandananku.. *masih berasa gak pede. Cubit pipi.
showtime, on the street |
Kegiatan ini hanya sebentar, sekejap, tapi sudah gak penasaran seperti apa rasanya. pokoknya luaaar biasa. Masih belum mau bersihin wajah dari make-up, abadikan dulu hari ini dengan berbagai foto. Aku merasa cantieeekk... *abaikan hal ini.
Tya & me (dok.pribadi) |
bersama ibu-ibu blogger |
So, bagi anda yang masih menyimpan mimpi, jangan putus asa ya, teruslah menulis impian dalam benakmu, dan berusahalah, semoga Tuhan akan mengabulkan keinginanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Agar tidak spam pada komentar, gunakan akun Google kamu. Atau kirim email ke: info.narasilia@gmail.com. Thank you ❤